NovelToon NovelToon
Selingkuhan Om Tiri

Selingkuhan Om Tiri

Status: tamat
Genre:Romantis / Petualangan / Tamat / Romansa-Tata susila
Popularitas:15.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Clarissa icha

Davina memergoki pacarnya bercinta dengan sahabatnya. Untuk membalas dendam, Davina sengaja berpakaian seksi dan pergi ke bar. Di sana dia bertemu dengan seorang Om tampan dan memintanya berpura-pura menjadi pacar barunya.

Awalnya Davina mengira tidak akan bertemu lagi dengan Om tersebut, tidak sangka dia malah menjadi pamannya!

Saat Davina menyadari hal ini, keduanya ternyata sudah saling jatuh cinta.Namun, Dave tidak pernah mau mengakui Davina sebagai pacarnya.

Hingga suatu hari Davina melihat seorang wanita cantik turun dari mobil Dave, dan fakta mengejutkan terkuak ternyata Dave sudah memiliki tunangan!

Jadi, selama ini Dave sengaja membohongi Davina atau ada hal lain yang disembunyikannya?

Davina dan Dave akhirnya membangun rumah tangga, tetapi beberapa hari setelah menikah, ayahnya menyuruh Davina untuk bercerai. Dia lebih memilih putrinya menjadi janda dari pada harus menjadi istri Dave?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Setelah cukup lama mendesak Dave, akhirnya Davina tau kisah masa kecil Dave dan Sandra yang terbilang menyakitkan dengan banyaknya air mata yang harus mereka korbankan. Terlebih Sandra sebagai perempuan yang cenderung mudah merasa sakit dan kecewa.

Tak hanya mengetahui semua masa kecil Dave dengan keluarga yang rumit, Davina juga sudah tau seperti apa hubungan Dave dan Jasmine yang sebenarnya.

Dave menceritakan semuanya tanpa ada yang dia tutup-tutupi. Tapi yang membuat Davina kesal, Dave belum juga mengakui perasaan padanya hingga membuat Davina enggan berbicara dengan Dave. Gadis cantik itu memilih tidur dengan membelakangi Dave dan membalut tubuhnya dengan selimut tebal hingga menutupi kepala. Dia hanya memberikan sedikit celah di bagian wajahnya saja agar masih bisa bernafas dengan mudah.

"Dasar gunung es.!" Geram Davina lirih. Rasanya ingin sekali membuka mulut Dave agar dia mengungkapkan cinta padanya. Memang apa susahnya mengatakan aku mencintaimu, Davina.

Giliran memaksa dan bicara ketus, kata-kata apa saja bisa keluar dari mulutnya.

"Saya dengar itu Davina," Tegur Dave datar. Dia hanya bisa menatap punggung Davina dari sisi ranjang karna Davina melarangnya untuk mendekat, bahkan mengancam akan berteriak jika dia berani bergeser mendekat sejengkal saja.

"Baguslah kalau Om dengar. Om Dave memang gunung es.! Dingin, menyebalkan.!" Maki Davina kesal.

"Tante itu memang cocok sama Om, yang satu dingin dan satunya lagi kegatelan.!" Bibir Davina mencebik kesal, dia masih ingat bagaimana Jasmine sangat lengket dengan Dave. Terus mendekap tangan Dave seperti anak kecil yang tidak mau di tinggal orang tuanya.

"Jadi, apa menurutmu lebih baik saya menikah dengan Jasmine.?" Tanya Dave enteng.

Pertanyaan Dave langsung membuat Davina keluar dari selimut dan berbalik badan menatap Dave dengan mata yang melotot sempurna.

"Om bilang apa tadi.?! Tega sekali meminta pendapatku untuk menikah dengannya.!"

"Silahkan saja kalau berani, akan aku adukan Om pada Papa kalau selama ini Om sering tidur satu ranjang denganku." Davina mencebik kesal.

Tak akan mungkin dia membiarkan Dave menikah dengan Jasmine.

Apalagi Dave sudah berjanji tak akan pernah menikah dengan Jasmine.

"Saya hanya menuruti permintaan kamu untuk tidur bersama." Kata Dave santai. Kalaupun di adukan pada Edwin, Dave punya jawaban agar tidak disalahkan sepenuhnya oleh kakak iparnya itu. Karna sejak awal, Davina lah yang meminta tidur satu ranjang dengannya.

Merasa kalah dengan ucapan Dave, Davina akhirnya memilih bungkam. Nyatanya memang benar dia sudah menyelonong masuk ke dalam kamar yang dipesan oleh Dave saat di club waktu itu. Yang pada akhirnya membuat dia dan Dave saling terikat hingga detik ini sampai berani berbuat lebih.

...*****...

Pagi itu disaat penghuni rumah masih terlelap, Dave keluar dari kamar Davina dan pindah ke kamar lain. Davina juga tidak melihat Dave keluar dari kamarnya karna saat itu dia masih berada di alam mimpi.

Kini suasana di ruang makan sudah ramai dengan keberadaan 4 orang termasuk Dave. Mereka baru saja sarapan bersama.

Posisi duduk Davina tepat berhadapan dengan Dave. Sesekali gadis itu mencuri pandang pada pria tampan di depannya yang memiliki aura dingin namun justru menjadikan daya tarik tersendiri karna terlihat sangat menggoda.

"Jadi sebagian baju dan barang-barang kamu sudah dipindahkan kesini.?" Tanya Sandra pada adik pertamanya itu.

"Sudah, lebih cepat lebih baik." Dave menyahut cepat.

"Kakak juga berfikir seperti itu. Lagipula bahaya kalau kamu masih tinggal di apartemen. Jasmine bisa berbuat apapun untuk mendapatkan keinginannya."

Obrolan Dave dan Sandra semakin serius. Edwin bahkan ikut menanggapi obrolan mereka. Beberapa kali memberikan nasehat pada istri dan adik iparnya itu. Menyuruh mereka berdua untuk selalu berhati-hati.

Sementara itu, Davina menyimak dengan serius. Dia tak terlihat kebingungan lagi karna sudah tau semuanya. Namun ada hal yang membuatnya penasaran, yaitu tentang baju dan barang-barang Dave yang sudah di pindahkan ke rumah ini.

Dan ucapan Sandra yang mengatakan kalau akan membahayakan jika Dave masih tinggal di apartemennya.

...****...

Sandra dan Edwin pamit lebih dulu untuk berangkat ke kantor. Sementara itu, Dave dan Davina masih berada di meja makan. Beberapa saat keduanya terdiam sejak kepergian Edwin dan Sandra.

"Apa Om Dave mau tinggal disini.?" Davina menatap penasaran pada Om tirinya itu.

Pertanyaan antusias itu hanya di tanggapi anggukan.

"Ayo berangkat, saya antar kamu ke kampus." Rave menyeka bibirnya dengan tisu, kemudian beranjak dari duduknya.

Di lain sisi, Davina tengah tersenyum lebar dengan hati yang dipenuhi bunga. Mendengar fakta Dave akan tinggal di rumah ini, membuat gadis itu terlihat sangat bahagia. Tentu saja bahagia karna setiap hari akan bertemu dengan Dave. Tak hanya itu saja, pikiran polosnya yang sudah tercemari oleh bibir dan tangan Dave, mulai berkelana jauh membayangkan hal-hal penuh kenikmatan.

"Apa yang kamu pikirkan.?!" Ketus Dave. Sebenarnya dia tau isi kepala Davina saat ini. Bagaimana tidak, senyum dan tatapan matanya sangat mencurigakan dan penuh arti.

"Eum,, nggak ada." Sahut Davina malu-malu. Dia meraih tas di kursi sebelahnya, kemudian beranjak menyusul Dave untuk berangkat ke kampus dengannya.

...*****...

Davina mendengus kesal begitu melihat kedatangan Jasmine. Dia menyelonong masuk disaat semua orang sedang makan malam.

"Malam semuanya,,," Serunya dengan suara manja yang memecahkan keheningan di ruang makan.

"Wah,, sepertinya aku terlambat datang."

Dengan santai dan percaya diri, Jasmine bergabung dan duduk di sebelah Dave disaat belum ada yang menyuruhnya untuk bergabung di meja makan.

"Sayang,,, kenapa ponselmu nggak bisa di hubungi,," Jasmine merengek manja dan menyentuh tangan Dave.

Pandangan itu membuat hati dan mata Davina terasa panas. Kedua tangannya sampai mengepal kuat dengan sendok dan garpu di kedua tangannya.

Kalau saja tak memikirkan tentang Dave dan Mama Sandra, mungkin garpu beserta sendok itu sudah melayang ke arah Jasmine.

"Jangan banyak bicara Tante. Tante nggak liat kami sedang makan.?"

"Sebaiknya Tante juga ikut makan. Sini biar aku ambilkan."

Davina mengambil piring kosong dan langsung mengisinya dengan banyak nasi beserta lauk pauknya.

"Terimakasih Davina, tapi aku diet. Aku nggak biasa makan malam karna akan membuat tubuhku jelek." Tolak Jasmine.

Perkataan Jasmine semakin membuat Davina geram dan memutar otak untuk mencari cara agar Jasmine tetap memakan makanan yang sudah dia ambilkan.

"Apa Om yang menyuruh Tante Jasmine untuk diet.?"

"Lihat badannya hanya sisa tulang belulang saja."

"Nggak menarik sama sekali. Benar kan Om.?" Davina mengedipkan sebelah matanya pada Dave. Dia memberikan kode pada Dave agar mau membantunya.

"Apa kamu bilang.?!" Jasmine menatap kesal.

"Semua wanita bahkan menginginkan tubuh seperti ku." Tuturnya bangga.

"Davina benar, kamu terlihat lebih kurus."

"Sebaiknya biasakan makan malam mulai sekarang, kamu akan jauh lebih cantik kalau berisi." Dave menekankan ucapannya, seolah sengaja memuji Jasmine di depan Davina agar gadis itu cemburu.

Tapi hal itu tak berarti bagi Davina, asalkan Dave bisa membuat Jasmine makan malam sebanyak itu.

"Makan dan habiskan semuanya." Kata Dave sembari meletakkan makanan itu di depan Jasmine.

Davina tertawa puas dalam hati karna berhasil mengerjai Jasmine. Wanita itu bahkan tak bisa menolak permintaan Dave dan menurut begitu saja untuk menghabiskan makanannya.

"Ini belum seberapa Tante.! Aku akan terus menyiksamu,,"

Batin Davina sembari menatap kesal pada Jasmine karna selalu menunjukkan kemesraan di depan semua orang.

...*...

...Jangan lupa vote...

1
Visencia Alingga
Lumayan
Ratniatin Ginoga
thor itu cerita si Aditya dan aurelia kapan di upnya
Sopiah Azzahra
Lumayan
Arma Dwi
suka bgt dg karakter dave😍
pejuang rupiah😶‍🌫️
Luar biasa
Sri Noviawati
Biasa
Hesti Pramuni
diiih..yg polooss...😣😣
Mei Prw
luar biasa
Thiva ShiRegarr II
Luar biasa
mama fia
quote yg bagus Devina..
mama fia
udah baca berulang ulang..
mama fia
Kecewa
sashi kirana
Luar biasa
Christy Ling
sangat bagus
Diedie
Luar biasa
aryuu
bener gitu orang orang di club malam sebangsat itu??
aryuu
suka sama ceritanya ya cuman agak sedikit kecewa sama karakter utamanya ... polos polos murahan gitu
aryuu
ni cewe polos tapi kok ga kapok ya diselingkuhi
Nieno Pay
Luar biasa
3sna
farel gk tau gimn rsny diposisi daviana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!