Demi menyelamatkan perekonomian keluarganya, Herlina terpaksa menikah dengan Harlord, seorang CEO muda yang tampan, namun terkenal dengan sifat dingin dan kejam tanpa belas kasihan terhadap lawannya.
Meski sudah menikah, Herlina tidak bisa melupakan perasaannya kepada George, kekasih yang telah ia cintai sejak masa SMA.
Namun, seiring berjalannya waktu, Herlina mulai terombang-ambing antara perasaan cintanya yang mendalam kepada George dan godaan yang semakin kuat dari suaminya.
Harlord, dengan segala daya tariknya, berhasil menggoyahkan pertahanan cinta Herlina.
Ciuman Harlord yang penuh desakan membuat Herlina merasakan sensasi yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.
"Entah kenapa aku tidak bisa menolaknya?" Herlina terperangah dengan perasaannya sendiri. Tanpa sadar, ia mulai menyerahkan diri kepada suami yang selalu ia anggap dingin dan tidak berperasaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noona Y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Flashback.
Semalam sebelum besoknya Herlina menikah, Liana duduk bersama Herlina di kamar di temani cahaya lampu temaram. Wajah Herlina tampak tegang, cemas memikirkan pernikahan yang tidak ia inginkan akan terjadi besok.
Liana tahu putrinya, Herlina. Masih sangat muda dan sama sekali belum memahami apapun mengenai hubungan intim yang akan menjadi bagian dari pernikahan. Mengingat George mantan kekasih Herlina yang juga seorang pria baik yang hanya terobsesi menulis lagu dan bermain gitar.
"Suamimu pasti memahami bahwa kalian berdua sedang berada dalam proses saling mengenal. Jadi kamu jangan takut untuk menolaknya atau berkata 'tidak' jika kamu belum merasa siap untuk melakukannya dengan Harlord." Liana mengelus rambut Herlina dengan lembut.
"Apa rasanya akan sakit?" tanya Herlina.
"Hmm, sakit sedikit, anggap saja seperti digigit semut," ucap Liana tampak ragu.
Herlina Langsung tersenyum kecut, Perkataan sang ibu malah membuatnya makin merasa cemas, memikirkan malam pengantin.
Flashback off.
"Mama! Aku takut!" teriakkan hati Herlina, merasa dirinya saat ini akan di makan hidup-hidup oleh serigala yang sedang kelaparan.
Harlord dengan rakus sedang mencicipi pay udara istrinya, seperti menikmati ice cream yang lumer di mulut.
"Ahh...ha!!" Herlina me ng er a n g sangat kencang, serasa seluruh darah sedang mengalir keatas kepalanya.
Sambil gemetar ketakutan kedua tangan Herlina menarik rambut Harlord yang klimis, namun hal itu tidak menghentikan tindakan sang suami. Tubuh molek Herlina sudah seperti candu baginya, tidak tahu kapan ia bisa berhenti. Jemarinya pun mulai turun meraba kain satin putih gading yang berbentuk segitiga.
"Hmmp!" Herlina sudah tidak kuat, ia menutup rapat mulutnya, ia takut akan berteriak kencang, saat jemari suaminya mulai menyentuh area terlarang.
"Buka yang lebar." bisik Harlord ditelinga Herlina.
Tentu saja ia tidak mau, Herlina menggelengkan kepalanya. Akhirnya Harlord memaksa masuk.
"Aaahh...!!" teriaknya Herlina, ia bisa merasakan dua jari Harlord menggelitik menyentuh area terlarang miliknya.
"To... Tolong hentikan..." Herlina berkata lirih, memohon pada suaminya.
Sudah kepalang tanggung, Harlord tak mau berhenti, jemarinya terus bergerak membelah celah permukaan yang sudah licin dan basah, sembari memandangi tubuh polos istrinya yang terpampang di depan mata.
"Ini hanya pemanasan, kamu nikmati saja." ucap Harlord, sorot mata berbinar gairah, lalu secara paksa menyibakkan kedua kaki istrinya.
Herlina memekik kaget, apalagi melihat Harlord mulai menurunkan celana piyamanya.
Glek!
"Aaagghh!! Apa itu, iiihhh!!" Herlina berteriak sambil melotot ke arah benda asing yang baru pertama kali ia lihat.
"Kamu harus lihat ini, benda perkasa ini sudah jadi milikmu juga." Harlord terkekeh.
"Tutup! Dasar pria gak tahu malu! Jangan perlihatkan itu padaku!" teriak Herlina histeris, membuang wajahnya kesamping sambil menutup mata. Harlord tertawa melihat tingkah berlebihan Herlina, dalam hati merasa senang, karena tahu dialah laki-laki pertama bagi istrinya.
"Jangan malu-malu seperti itu, kamu harus mulai terbiasa dengan adik kecilku ini." Harlord kembali melanjutkan aksinya.
"Am-pun....!!" pekik Herlina, saat Harlord menempel benda keras itu ke kain segitiga miliknya dan mulai menekan tubuhnya.
"Huhuhuhu, hiks.... Aku tidak mau!" sontak benda perkasa Harlord membuat Herlina ketakutan dan terus memohon agar suaminya berhenti bergerak maju mundur.
"Uugghh!! Walaupun tanpa penyatuan, tapi Harlord akan segera mencapai puncaknya.
Ssshhh...💦💦
Dengan jelas Herlina melihat semburan cairan hangat diatas tubuhnya, kedua matanya terbelalak, pertama kali melihat langsung benda milik pria mengeluarkan cairan seperti susu.
Setelah melepas semua hasratnya, Harlord langsung berbaring disamping sang istri, wajahnya begitu merah kepalanya terasa pusing. Sedangkan Herlina hanya berbaring dengan wajah menganga, ia memandangi langit-langit kamar villa. Apa yang baru saja terjadi tadi, tidak bisa ia lupakan begitu saja, bayangan benda milik suaminya jadi mengisi pikirannya yang polos.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
#TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA ❤️❤️❤️
**Jangan lupa meninggalkan jejak kebaikan dengan Like, Subscribe, dan Vote ya...~ biar Author makin semangat menulis cerita ini, bentuk dukungan kalian adalah penyemangat ku...😘😘😘**