Masa depan bisa berubah, itulah yang di alami seorang pemuda yang masih duduk di kelas 12 sma, karena menolong seorang siswi dari sekolah lain yang dia lihat di dalam mimpinya tertabrak mobil di persimpangan, dia harus di keluarkan dari sekolah dan di paksa menikahi siswi itu karena terlibat skandal.
Tapi ketika dia hidup bersama istrinya dan berada di dalam bahaya, dia mengetahui kalau kemampuan melihat masa depannya adalah sebuah sistem yang sudah menyertai dirinya sejak dia lahir. Berkat sistem itu, dia berhasil membawa istrinya melarikan diri ke ibukota.
Di sanalah dia baru mengerti asal usul dirinya juga istrinya. Dengan di bantu sistem, dia memulai hidupnya di ibukota, dia juga berniat menuntut balas kepada orang yang membuat dirinya sendirian tanpa keluarga dan yang mencelakai orang orang terdekat nya termasuk istri nya. Ikuti terus kisahnya.
Genre : fiksi, fantasi, drama, sistem, komedi, tragedy.
Mohon like dan komen ya. khusus dewasa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25
Setelah itu, Trisno menawarkan Adam dan Aulia agar tinggal di penthouse mereka berada sekarang,
“Wah enggak om, terlalu mewah buat kita,” ujar Adam.
“Iya om, kita balik ke kos aja ga apa apa,” tambah Aulia.
“Hmm gitu ya, ya sudah kalau gitu, tapi ntar ada orang ku yang ngekos di sana juga ya, kalau ada apa apa bilang sama dia,” ujar Trisno.
“Huh ? kita di awasi ?” tanya Adam.
“Di jaga, bukan di awasi,” jawab Trisno.
“Oh makasih banyak om, trus boleh tanya sesuatu ga om ?” tanya Adam.
“Tanya apa ?” tanya Trisno tersenyum.
Diam diam Adam membuka profilnya, “bwuuung,” layar hologram langsung tampil di depan wajahnya tanpa bisa di lihat siapapun.
***************************************************
Host Status :
Name : Adam Satrio.
Age : 18.
Health condition : Good.
Level : 56 (1000 / 5500)
Six sense : Danger sense\, clairvoyance\, strong memory\, detect presence\, charm\, *new* reading target mind.
Total reward : 1.562.995.000,-
***************************************************
“Gini om, kalau uang 1,5 miliar di ibukota bisa beli rumah ga om, soalnya kalau aku lihat ga ada yang murah di sini,” ujar Adam.
Aulia langsung menoleh melihat Adam di sebelahnya, dia melepaskan genggaman tangan Adam dan mendekatkan wajahnya ke telinga Adam.
“Duit segitu dari mana ?” tanya Aulia berbisik.
“Udah tenang, nanti aku ceritain, sabar ya,” ujar Adam.
“Huuu....harus cerita ya, aku ga mau tau,” balas Aulia.
“Iya, nanti aku cerita,” balas Adam.
Adam melihat Trisno sedang bertanya kepada Rosa di sebelahnya yang nampak seperti menjelaskan sesuatu kepada Trisno. Setelah itu, Trisno menoleh melihat Adam,
“Dam, kamu beli apartemen di dekat kos kosan mu itu saja, ada kan yang persis di belakang pusat grosir ? tinggal nyebrang juga ke kantor mu,” ujar Trisno.
“Oh ga kepikir beli dan tinggal di apartemen sebelumnya, di sana berapa om ?” tanya Adam.
“Mungkin kisaran 500 juta sampai 600 juta an, harus tanya tanya dulu, coba nanti om tanya tanya,” ujar Trisno.
“Saya bantu tanyakan ke beberapa orang ya,” tambah Rosa.
“Baik, terima kasih om, tante, kami pamit dulu buat pulang ke kosan ya,” ujar Adam.
“Eh ntar dulu, makan dulu, lagian berapa nomer kamu, kita kan belum tukeran nomor,” balas Trisno.
“Oh iya, ini,” balas Adam mengeluarkan smartphone nya dari kantung.
Setelah makan malam dan berbincang bincang sampai lumayan malam, Adam dan Aulia kembali turun ke lobby, mereka memanggil taksi untuk pulang ke kos kosan mereka. Selagi di jalan, Adam menoleh melihat Aulia yang termenung,
“Kenapa ?” tanya Adam.
“Ternyata papa nebeng kaya sama mama ya,” jawab Aulia setelah mendengar ucapan Trisno.
Adam langsung merangkul Aulia yang sedih dan menepuk nepuk pundak nya, Aulia merebahkan kepalanya ke pundak Adam.
“Dam, omongan om Trisno bisa di percaya ga ?” tanya Aulia.
“Bisa, kamu tidak perlu takut, kita bersyukur bisa bertemu om Hendro dan sekarang om Trisno,” jawab Adam.
“Ok, aku percaya kamu, tapi jangan lupa, ntar cerita duit segitu dari mana,” balas Aulia.
“Iya, aku akan mencoba menceritakannya, aku harap kamu tidak kaget dan percaya pada ku karena ini sedikit di luar nalar,” ujar Adam.
“Ok, aku dengarkan nanti,” balas Aulia.
Setelah sampai di kos kosan, ketika naik ke lantai tiga, Adam dan Aulia melihat Budi dan Hani sedang berbicara dengan pasutri yang sepertinya baru masuk, melihat Adam dan Aulia datang, pasutri yang sedang berbicara dengan Budi dan Hani langsung menghampiri mereka,
“Halo, anda Adam ?” tanya sang suami yang berusia sekitar 25 tahunan.
“Iya benar,” jawab Adam bingung.
“Saya Niko Hadinata dan ini istri saya Regina Hadinata,” ujar Niko memperkenalkan istrinya.
Sang istri yang bernama Regina langsung maju memeluk Aulia, kemudian dia memegang kedua tangan Aulia,
“Panggil Rere aja ya, umur kita ga jauh kok, aku baru 20 tahun,” ujar Rere.
“Um...aku baru 18 kak,” ujar Aulia.
“Oh ku pikir kamu sudah 20 tahun, maaf ya,” ujar Rere.
“Iya ga apa apa,” balas Aulia.
Niko langsung mendekatkan kepalanya ke telinga Adam, dia langsung berbisik di telinga Adam,
“Gue ke sini di minta oleh bos Trisno,” ujar Niko.
“Oh ok, dimana kamarnya kak ?” tanya Adam.
“Sebelah mas Budi,” jawab Niko sambil menoleh kepada Budi yang langsung menghampiri mereka.
Setelah berbincang bincang dan bersilahturahmi, mereka semua kembali ke kamar masing masing. Ketika sudah di dalam kamar dan berbaring di ranjang,
“Sayang, mau tanya, emang aku nih keliatan kayak umur 20 tahun ya ?” tanya Aulia kesal.
“Umm...enggak sih, tapi kamu memang keliatan lebih dewasa, aku juga suka di bilang umur 20 tahun, waktu wawancara tadi pagi, pak Teguh nebaknya aku umur 20 tahun juga kok,” ujar Adam.
“Gitu ya, kamu memang ketara kayak umur 20 tahun, keliatan dewasa,” ujar Aulia.
“Haha masa sih,” balas Adam.
“Yee..malah seneng, trus, ayo cerita,” ujar Aulia.
“Haaah...bentar,” ujar Adam.
Adam turun dari ranjang, dia berjalan ke lemarinya dan mengambil buku tabungannya, kemudian dia kembali berbaring di ranjang dan memperlihatkan saldo terakhir di buku tabungan yang sudah lumayan lembar yang terpakai nya. Mata Aulia membulat begitu melihat saldo akhirnya,
“Ok aku percaya kita punya uang segitu, tapi darimana ? halal ga ?” tanya Aulia.
“Halal...aku dapat dari sistem, penglihatan untuk melihat masa depan ku itu ternyata sistem dan kalau aku menolong orang karena penglihatan ku, aku mendapat uang,” jawab Adam.
Wajah Aulia langsung berubah, dahi nya mengernyit dan alisnya menyatu di tengah namun dia malah bertambah cantik.
“Masa sih, kok kayak cerita fiksi fantasi gitu ? emang beneran ?” tanya Aulia meragukan.
“Tuh kan, kalau aku ceritain bakal ga percaya,” jawab Adam.
“Abisnya kayak cerita di novel atau komik luar aja, yang bener ah, darimana ?” tanya Aulia.
“Aku cerita sama kamu itu jujur, aku dapat sistem ini ketika kita tinggal di rumah itu, sebulan setelah kita menikah dan sebelum kesini,” jawab Adam.
“Gitu ya, ok, aku ga mau tanya lagi, nanti malah aku jadi kesal kalau di terusin, aku percaya kamu, yang penting uangnya halal kan, tidak dari jualan narkoba, judi online, pinjaman dan lain sebagainya ?” tanya Aulia.
“Enggak, berani sumpah,” jawab Adam.
“Ok, aku percaya, trus kamu jadi mau beli apartemen pakai duit itu ?” tanya Aulia.
“Ya, aku berpikir, walau om Trisno baik, tapi ku rasa sebaiknya kita tidak tergantung sama dia 100%, aku ingin membangun kerajaan ku sendiri,” jawab Adam.
“Hmm iya sih, kalau tergantung sama dia juga ga bagus, di tambah keluarganya...mafia kan,” ujar Aulia.
“Kalau itu sih, kita berdua juga kali,” ujar Adam.
“Oh...bener juga ya hehe,” balas Aulia.
“Bukan itu maksudnya, aku hanya mau mandiri dan tidak tergantung aja, aku di ajari papa selalu begitu soalnya dan kak Rian juga selalu mandiri,” balas Adam.
“Iya, aku setuju, aku ikut kamu,” ujar Aulia.
“Trus kamu sebulan lagi kerja ?” tanya Adam.
“Iya, besok lusa aku mulai belajar dulu,” ujar Aulia.
“Kenapa besok lusa ?” tanya Adam.
“Karena besok mau ke puskesmas,” jawab Aulia.
“Hah...ngapain ?” tanya Adam.
“Mau nanya, cara cepet hamil gimana,” jawab Aulia.
“Hah....emang kita udah mau punya anak ?” tanya Adam kaget.
“Belom, mau belajar aja dulu,” jawab Aulia.
“Kok kamu bisa mikir sampai ke situ ?” tanya Adam.
“Karena sekarang kita udah suami istri beneran yang belum mapan, makanya supaya ga kebablasan dan merencanakan kedepannya, aku butuh belajar karena aku ga tau apa apa soal beginian,” jawab Aulia.
“Oh...bener juga, apa mau ku temani ?” tanya Adam.
“Boleh kalau kamu bisa,” jawab Aulia.
“Sip, besok ya, yuk tidur, udah kenyang kan tadi, banyak banget makanan nya hehe,” balas Adam.
“Langsung tidur ?” tanya Aulia.
“Terserah,” balas Adam.
Tanpa menunda lagi keduanya langsung siap bertempur dan menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya.
******
Di saat yang sama, di sebuah kamar hotel mewah di kota lain,
"Uuh...hggggh," Herry mengerang mengeluarkan tembakan nya yang terakhir di dalam Dina.
Kemudian Herry berbaring terlentang di sebelah Dina yang juga terengah engah,
"Hebat kamu Din, om sampe cape begini, om sebenarnya sudah tidak bisa bangun lagi semenjak istri om udah ga ada, tapi kamu bisa membuat om bangkit lagi, sudah berapa tahun ya om tidak merasakan sensasi seperti ini lagi, makasih ya Din," ujar Herry.
"I..iya om, sama sama, makasih," ujar Dina terengah.
"Din, saya kan duda, gimana kalau kamu jadi istri saya saja, daripada kamu jadi lontang lantung ga jelas gara gara Riko, lagian saya ga rela kamu di sentuh laki laki lain termasuk anak saya," ujar Herry terengah.
Mendengar ucapan Herry, Dina langsung menoleh menatap Herry disebelah nya,
"Jadi istri om ?" tanya Dina.
"Iya, jadi istri saya, kamu akan saya lindungi dari Riko dan dia tidak akan bisa macam macam lagi sama mama kamu dan kamu, gimana ?" tanya Herry.
Dina terdiam, namun dia berpikir, tiket bagi dirinya untuk lepas dari Riko ada di depan mata, dia menatap pria berusia 57 tahun yang terbaring tanpa busana disebelahnya,
"Kalau Dina jadi istri om, pengobatan mama gratis selama nya om ?" tanya Dina.
"Hmm ga cuma Itu, kalau om meninggal seluruh harta om akan jatuh ke kamu, Riko ga bisa pegang bisnis om dan kalau om liat kamu sebenarnya pintar, kalau kamu mau, kita menikah diam diam, kamu tinggal di rumah om ya habis menikah, om janji akan merawat kamu," ujar Herry.
"Beneran om ? Dina ga salah denger kan ?" tanya Dina memastikan.
"Om sungguh sungguh, Dina, kalau perlu nanti kita masukkan saja ke perjanjian nikah semua yang om katakan ini, om udah tua, lagipula om sekarang sedang sakit keras jadi anggap aja ini permintaan om yang terakhir, terus terang saja, om ga percaya Riko walau dia anak om sendiri, dia udah banyak bikin masalah yang bikin om pusing dan stress, kamu mau kan mengabulkan permintaan om ?" jawab Herry.
"Snap" semua pertimbangan yang ada di kepala Dina terputus, kekhawatirannya mendadak hilang bersama ketakutan dan rasa putus asa nya, Dina menoleh sekali lagi melihat pria yang sudah pantas menjadi ayahnya berbaring di sebelahnya tanpa busana, menatap dirinya dengan senyuman ramah dan tangannya terus menjelajahi bagian bagian terpenting tubuh nya di balik selimut. Dina menghapus air matanya, kali ini dia benar benar mencoba menikmati sentuhan pria di sebelahnya.
Tangan lengket dan kasar yang sebelumnya terasa menjijikkan, sekarang terasa seperti belaian nikmat yang menjamah tubuh telanjang nya. Dina langsung tersenyum, dia berbalik dan melepas selimutnya,, dia bergerak merayap mendekati Herry dan memanjat Herry kemudian duduk tepat di atas pedang Herry, langsung saja Dina bekerja keras menggunakan mulutnya untuk membangkitkan pedang Herry dan setelah tegak berdiri, dia memasukkan nya ke dalam sarung miliknya.
"Aaaah...sekarang Dina yang goyang ya om, om kan cape jadi om diam saja ya, Dina mau kok menikah ama om," ujar Dina tersenyum.
"Oh kamu mau sekali lagi ya, boleh, om seneng jadi nya, kamu ternyata nakal juga ya Din hehe," ujar Herry.
"Seorang istri kan harus menyenangkan suami om, lagian ga apa apa kan om kalau nakal sama suami sendiri," ujar Dina.
"Hehe bener bener, om seneng dengernya, maju ke sini Din," balas Herry menaikkan tangannya.
"Iya om,"
Dina mencondongkan tubuhnya dan menyusui Herry yang sudah kembali beringas meremas dua gundukan besarnya, namun dia melirik Herry dengan tersenyum sinis,
"Aaaah ok om silahkan pakai tubuh gue sesuka lo, sampai lo meninggal, jangan harap lo bisa masuk ke dalam hati gue, lo cuman batu loncatan, setelah itu, gue akan hancurkan anak lo sampai berkeping keping, tenang om, untuk sekarang anak lo gue diemin dulu karena gue ga mau cuman lihat dia mati (menatap wajah Herry yang sedang brutal menyusu pada dirinya) Aaaah...yang sedang bercumbu dengan ku sekarang bukan si tua bangka, tapi kamu Adam...iya benar di situ Dam...enak Dam....aaaah lebih dalem.....enak Dam, aku mencintai mu aaaaah," ujar Dina dalam hati sambil melenguh ke enakan.