Dikhianati menjelang hari pernikahan membuat Zola Amaria meradang. Untuk menuntaskan rasa kecewanya, ia pun berakhir di sebuah club' malam bersama temannya. Hingga kejadian tak terduga pun terjadi, ia terlihat one night stand dengan seseorang yang tak terduga. Yang lebih parah, setelah kejadian itu, ia terus menerus dikejar pria itu untuk menuntut pertanggungjawaban.
Bagaimanakah kisah selanjutnya?
Jangan lupa tap love untuk mengikuti cerita selanjutnya, ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch.33 Merindu
Kini Zola dan Ellard telah tiba di apartemen. Sepanjang perjalanan menuju ke lantai tempat unit apartemen miliknya, Ellard merangkul bahu Zola membuat beberapa pasang mata melihatnya takjub. Bagaimana tidak, mereka tampak begitu serasi. Walaupun mengenakan pakaian yang sederhana tapi aura keduanya cukup memukau.
Zola sampai mendelik kesal saat melihat beberapa gadis mencuri pandang sambil tersenyum-senyum seperti setiap mencari perhatian Ellard. Begitu pula beberapa lelaki tampak mengagumi wajah cantik dan tubuh ramping Zola, membuat Ellard mendengus kesal. Tak suka wanitanya diperhatikan pria lain, Ellard segera merangkul pinggang Zola membuat tubuh mereka makin menempel sempurna lalu Ellard mengecup mesra puncak kepala Zola membuat orang-orang yang memperhatikannya tadi makin kecewa sekaligus kagum akan sikap romantis Ellard.
Tak terkecuali seseorang yang berjalan tak jauh dari Zola. Ia memperhatikan interaksi Zola dan Ellard dengan penuh rasa penasaran.
"Bukankah dia OB di Shoppa Lova. Tapi kenapa dia bisa begitu mesra dengan Zola? Dan mau apa dia kemari? Apa dia mau ke apartemen Zola? Tapi untuk apa? Zola juga tampak begitu nyaman dengannya. Mungkinkah mereka ada hubungan spesial? Tapi Zola bukan tipe gadis yang mudah mengajak teman lelaki ke rumahnya. Bahkan Roland pun tidak pernah diajaknya walau hanya sekedar mampir. " gumam seseorang. "Hmm ... sepertinya ini akan jadi berita yang menarik." seringai seseorang itu.
Cekrek ... cekrek ... cekrek ...
Lalu seseorang itu mengambil beberapa foto Zola yang tampak sedang dirangkul mesra itu.
...***...
Zola baru saja membersihkan dirinya. Lalu ia meminta Ellard juga segera mandi dan membersihkan diri. Saat Ellard sedang mandi, Zola pun membuka 2 cangkir coklat hangat untuknya dan Ellard.
Tak lama kemudian, Ellard keluar dari kamar hanya menggunakan celana pendek, memamerkan perutnya yang eightpack dan dadanya yang bidang. Pemandangan itu sudah mulai biasa bagi Zola sebab semenjak mereka menikah, Ellard lebih senang memamerkan tubuh bagian atasnya itu. Zola tak masalah, justru ia sangat menyukainya. Dada bidang itu terasa sangat nyaman saat ia bersandar. Bahkan Zola sering tertidur dalam dekapan dada Ellard yang memang pelukable.
Ellard merebahkan tubuhnya di sandaran sofa, disusul Zola setelah terlebih dahulu meletakkan coklat hangat buatannya tadi.
Zola menyandarkan kepalanya di dada Ellard lalu dengan lembut, Ellard mengusap kepala Zola.
"Ell, kau tadi kemana? Aku mencarimu di lantai atas tapi tak kunjung melihatmu. Justru aku melihat OB lain yang tak pernah aku lihat sebelumnya." ujar Zola mulai mempertanyakan keberadaan Ellard saat jam kerja tadi.
Ellard terkejut saat tau Zola sempat mencarinya.
Namun ia berusaha tenang agar rahasianya tidak terungkap.
"Kau sengaja mencariku?" tanya Ell.
Zola menggeleng di dalam dekapan Ellard, "Apa kau tidak tau, aku sudah diangkat menjadi sekretaris CEO jadi aku mulai bekerja di lantai atas. Kita jadi bisa sering-sering bertemu." ucap Zola .
Ellard merutuki dirinya sendiri bagaimana lupa akan pekerjaannya yang satu itu. Ia tak menyangka Zola akan mencarinya. Mana mungkin ia terus-terusan memakai pakaian OB sebab pekerjaannya saja banyak sekali sebagai CEO.
"Oh, selamat ya , sweety!" ujar Ellard. "Ah, tapi sayang sekali, aku dipindahkan ke lantai lain mulai hari ini karena itu kau tidak melihatku hari ini. Yah, sayang sekali ya, padahal menyenangkan kalau bisa melihatmu setiap hari sembari bekerja." ucap Ellard seakan sangat menyayangkan hal tersebut.
"Hmm ... yah, sayang sekali." desah Zola ikut menyayangkan.
"Kenapa? Kok sedih? Oh, aku tau, kau sudah mulai merindukanku kan saat bekerja." goda Ellard.
"Ck ... siapa? Aku? Sembarangan." kilah Zola sambil meminum coklat hangatnya padahal dalam hati ia begitu menyayangkan sebab ia begitu senang diperlakukan dengan manis dan penuh perhatian oleh Ellard.
"Tidak usah bohong. Aku tau kau bohong. Ah, senangnya dirindukan seseorang. Aku juga selalu merindukanmu." bisik Ellard.
Zola memutar bola matanya jengah lalu melayangkan sebuah cubitan kecil di lengannya.
"Over PD.":sahut Zola seraya terkekeh. Ellard yang dicubit bukannya kesakitan justru menghujani Zola dengan kecupan di seluruh wajahnya.
"Oh ya Zo, malam ini aku ada janji makan malam di luar, tidak apa-apa kan!" tanya Ellard hati-hati.
"Makan malam di luar. Dengan siapa?" tanya Zola dengan mata memicing.
"Dengan teman. Kau tak usah khawatir. Aku tak mungkin menduakanmu." ujar Ellard yang paham arti ekspresi Zola.
"Ya, kau memang tak boleh menduakan ku. Kalau sampai kau lakukan itu, aku akan langsung menghilang dari hidupmu." tegas Zola.
Ellard mengulum senyum seraya mengusap pipi Zola, "Kau tak perlu khawatir. Aku hanya milikmu, tiada yang lain." ucap Ellard lalu ia mengecup bibir Zola dengan lembut disertai sedikit lum*t*n membuat Zola terbuai.
...***...
Kini Ellard sedang dalam perjalanan menuju mansion kedua orang tuanya. Dari rumah Zola, ia mampir ke apartemen miliknya dahulu untuk berganti pakaian dan mengambil mobil. Sebab pakaian yang ia bawa ke apartemen Zola adalah pakaian biasa. Ia tak mungkin membawa pakaian mahalnya, bisa-bisa Zola curiga.
Sebenarnya ingin sekali ia jujur pada Zola tentang siapa dirinya. Namun, ditilik dari sifat Zola, ia takut Zola marah dan meninggalkannya. Apalagi saat ini Zola belum memiliki perasaan yang sesungguhnya pada dirinya. Ia ingin menaklukkan Zola terlebih dahulu agar Zola benar-benar mencintainya. Mungkin, bila Zola tipe gadis materialistis, akan lebih mudah menaklukkannya dengan harta dan kekuasaan yang ia miliki. Tapi Zola berbeda. Ellard ingin menaklukkan Zola dengan cinta, bukan harta. Ellard ingin mendapatkan cinta sejati, bukan cinta karena harta yang tak bisa dibawa mati.
Butuh 30 menit untuk tiba di mansion keluarga Miguel dari apartemen Ellard. Gerbang mansion terbuka secara otomatis saat sensor menangkap sinyal pemilik mobil tersebut. Ellard segera menghentikan mobilnya di carport. Ia turun dari mobilnya dengan gagah. Saat memasuki pintu utama, ada maid yang menyambut kedatangannya.
Setibanya di ruang tamu, beberapa orang di sana menyambutnya dengan mata berbinar, termasuk orang tua Ellard dan ada 3 orang tamu di sana. Ellard mengulas senyum tipis sambil menatap kelima orang tersebut.
"Ell, kau baru datang, nak? Mom kira kau tidak akan pulang. Untungnya kau pulang, kalau tidak, mom akan benar-benar menyeretmu kembali ke mansion ini." ujar mom Arriana, mommy Ellard.
"Aku bukan anak kecil mom yang bisa kau seret-seret seperti dulu." Ellard berdecak kesal kepada sang mommy yang kini tengah memeluknya.
"Hai, dad, apa kabarmu?" sapa Ellard yang kini sedang memeluk Jhonny.
"Dad, baik nak. Oh ya, kau masih ingat uncle dan aunty mu itu kan?" tunjuk Jhonny pada 2 orang paruh naya yang duduk di hadapannya. Mereka berdua mengulas senyum saat melihat Ellard.
"Hmm ... uncle Leon dan aunty Rose?" tebak Ellard.
"Wah, uncle senang kau masih mengingat kami, Ell! Dan kau masih ingat teman kecilmu ini kan?" tanya Leon.
"Hmm ... Raline?" tebaknya lagi.
"Woa ... aku senang kau masih mengingatku Ell, padahal sudah belasan tahun kita berpisah. Apa kabarmu Ell?" tanya Raline.
"Seperti yang kau lihat, aku baik. " tukasnya singkat.
"Ternyata kalian masih bisa terlihat akrab ya. Ell, Raline sudah lama tidak tinggal di sini dan dia banyak lupa daerah sini, bagaimana kalau besok kau mengajaknya jalan-jalan, Ell?" pinta Arriana dengan mata berbinar.
"Sorry mom, aku banyak pekerjaan. Kalau dia mau, aku bisa meminta Gerry menemaninya. Bukankah aku juga belum lama pulang. Aku juga belum begitu hafal kota ini. Sudah banyak yang berubah dari kota ini jadi lebih baik Raline pergi bersama Gerry saja besok." tukas Ellard.
Ia dan Raline memang berteman sejak kecil. Namun saat ini ia sudah menikah, ia tidak mau kedekatannya dengan Raline berdampak buruk pada hubungannya dengan Zola di kemudian hari.
"Kau kan bisa meminta sopir untuk mengantarkan kalian? Atau ajak Gerry sebagai sopir kalian." imbuh Arriana.
"Sorry mom, aku benar-benar tak bisa. Apalagi aku dan Gerry sama-sama orang penting di Shoppa Lova. Tidak mungkin kami berdua sama-sama pergi. "
"Yah, baiklah, bagaimana Raline, kau mau? Gerry adalah asisten pribadi Ellard. Dia juga sahabat Ellard. Orangnya menyenangkan, kau bisa tau banyak tentang kota ini darinya." ujar Arriana memberi saran pada Raline.
Arriana tidak bisa memaksa putranya itu. Apalagi Arriana tau watak keras kepala Ellard sama seperti Jhonny. Mereka laki-laki yang tidak bisa dipaksa. Bila suka , mereka akan melakukannya dengan senang hati, bila tidak jangan harap mereka mau melakukannya dengan alasan apapun.
Raline tersenyum kecut. Ia berharap Ellard mau menemaninya apalagi mereka pernah berteman saat masih kecil. Tapi sepertinya, semua hanya harapannya saja. Tapi ia akan menerima penawaran ini. Siapa tau, ia bisa menggali semua tentang Ellard. Apalagi saat melihat Ellard, Raline sontak merasakan jantungnya berdebar. Ellard benar-benar tampan. Ellard kecil pun tampak, tapi semakin bertambahnya usia Ellard, kadar ketampanannya makin meningkat. Belum lagi dengan postur tubuh yang tinggi, warna kulit yang sedikit kecoklatan, berotot, dadanya bidang, bahunya lebar, so sexy, sungguh sempurna. Raline sudah biasa melihat lelaki tampan, tapi saat melihat Ellard, definisi tampan di benaknya berubah seketika. Menurutnya, definisi tampan sesungguhnya adalah Ellard. Ya, Ellard si manusia super tampan. Perfect , ucapnya dalam hati.
Setelah berbincang sejenak, keenam orang itu pun segera mengambil tempat untuk segera makan malam . Bila yang lain sibuk berbincang, Ellard justru makan dengan diam. Dia hanya sesekali menimpali pertanyaan Raline, tanpa bertanya apalagi banyak bicara. Sebab yang ada di benaknya saat ini hanyalah Zola. Dia ingin segera pulang dan menemui istri tercintanya. Memeluknya, mendekapnya, menciumnya. Ah, baru saja sebentar Ellard meninggalkan Zola di apartemen, tapi hatinya sudah merindu. Ellard seakan gila dibuat wanitanya itu.
Saat sedang memikirkan Zola, tanpa sadar Ellard tersenyum manis , membuat kelima orang itu menatapnya dengan penuh tanda tanya. Apa yang dipikirkan Ellard sebenarnya hingga ia bisa tersenyum seperti itu? Sedangkan sejak tadi, Ellard seakan begitu pelit untuk tersenyum.
...***...
...Happy reading 🥰🥰🥰...
𝐤𝐥𝐨𝐩 𝐬𝐢𝐡 𝐩𝐞𝐧𝐠𝐤𝐡𝐢𝐚𝐧𝐚𝐭 𝟐 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐭𝐮
𝐤𝐨𝐤 𝐢𝐬𝐨𝟐 𝐧𝐞 𝐦𝐛𝐞𝐥𝐚𝐧𝐢 𝐚𝐧𝐤 𝐭𝐢𝐫𝐢 𝐠𝐚𝐰𝐚𝐧 𝐤𝐨 𝐛𝐣𝐨 𝐚𝐧𝐲𝐚𝐫 𝐩𝐝𝐡𝐥 𝐣𝐥𝐬𝟐 𝐝𝐤𝐞 𝐝𝐮𝐰𝐞 𝐚𝐧𝐤 𝐤𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠
𝐮𝐭𝐞𝐤𝐞 𝐤𝐨𝐤 𝐠𝐤 𝐦𝐢𝐤𝐢𝐫 𝐤𝐨𝐤 𝐨𝐫𝐚 𝐦𝐥𝐚𝐡 𝐧𝐠𝐞𝐥𝐢𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠𝐢 𝐚𝐧𝐤 𝐤𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠𝐚𝐧
𝐚𝐬𝐮 𝐚𝐧𝐜𝐞𝐧 𝐰𝐨𝐧𝐠 𝐥𝐚𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐤𝐢