Mendapatkan perlakuan kasar dari ibunya membuat Violetta Margareth seorang anak kecil berumur 4 tahun mengalami traums berat.
Beam selaku ayah daei Violetta membawanya ke sebuah mall, sampai di mall Violetta histeris saat melihat sebuah ikat pinggang karena ia memiliki trauma dengan ikat pinggang. Renata yang saat itu berada di mall yang sama ia menghampiri Violetta dan menenangkannya, ketika Violetta sudah tenang ia tak mau melepaskan tangan Renata.
Penasaran kan apa yang terjadi dengan Violetta? yuk ikuti terus ceritanya jangan lupa dukungannya ya. klik tombol like, komen, subscribe dan vote 🥰💝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rutinitas Violetta.
Sulis langsung mengemasi barang-barangnya, mungkin Bram memaafkan perbuatan Sulis namun dia tidak mau menerima orang yang sudah membuat anaknya takut.
Ketika Sulis sudah pergi Bram menaiki tangganya masuk kedalam kamarnya, Renata dan Violetta sudah lebih dulu masuk kedalam kamar atas perintah Bram.
"Vio lapar?" tanya Renata.
"Tidak tatak, Vio dak lapal." jawab Violetta.
"Oh iya, sekarang kakak bakalan bareng-bareng terus sama Vio karena kakak akan tinggal disini menjadi pengasuh Vio, Vio seneng gak?" ucap Renata.
"Benelan tatak?" tanya Vio.
Renata menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, senyum bahagia menghiasi wajah Violetta yang sangatlah imut itu.
"Yeaayy, tatak gak ninggalin Vio lagi." sorak Violetta.
Tok..Tok..Tok
Ceklek.
"Renata boleh bicara sebentar?" tanya Bram.
"Silahkan tuan," ucap Renata.
"Hari ini ada meeting penting di kantor, mulai sekarang kamu jagain anak saya nanti untuk keperluan Vio kamu bisa tanya bik Marni, jika ada yang berani bentak ataupun kasar sama Vio jangan sungkan langsung hubungi saya." ucap Bram.
"Siap tuan." jawab Renata.
"Vio daddy kerja dulu ya, kalau ada apa-apa kamu bilang sama kak Renata ya." ucap Bram mensejajarkan tubuhnya dengan Vio.
Violetta menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, Bram keluar dari kamar Violetta berjalan menuruni tangga ke lantai dasar. Diambang pintu Bram merasakan pusing dikepalanya, ia berhenti sejenak ketika sudah dirasa membaik ia kembali melangkahkan kakinya masuk kedalam mobil.
Pertama-tama Renata membersihkan tubuh Violetta, dia memakaikan baju dan juga mendandani Violetta. Selesai dengan tugas pertamanya kini Renata menggendong tubuh Violetta kebawah, dia membawa Violetta untuk duduk di kursi meja makan sedangkan Renata pergi menghampiri bik Marni yang baru saja datang dari pasar.
"Bik Rena bantuin ya," ucap Renata.
"Eh mbak, boleh-boleh kalau gak ngerepotin mah." ucap bik Marni.
"Oh iya bik, aku sekarang jadi pengasuhnya Vio dan tadi tuan bilang sama aku buat nanyain apa aja kegiatan Vio dari bangun tidur sampai tidur kembali." ucap Renata.
"Wah syukurlah, sekarang Vio gak bakalan nanyain mbak terus jdinya. Kalau non Vio biasanya bangun tidur itu mandi, makan kalau lagi gak susah, minum susu, selebihnya kan mbak tahu sendiri kalau Vio sering kurung dirinya dikamar jadi menurut bibik yah terserah mbak Renata aja tinggal dibikin aja jadwalnya harus ngapain." jelas bik Marni.
"Oh gitu ya bik, yaudah deh nanti aku bikinin jadwal rutinitasnya Vio sendiri." ucap Renata.
Renata selesai membantu bik Marni, dia membawa buah-buahan untuk dikupas dan memotongnya dengan ukuran yang kecil. Renata membawanya ke meja makan, dia juga membawakan susu yang di berikan oleh bik Marni yaitu susu yang sering Violetta minum.
"Sayang yuk makan buahnya dulu." ucap Renata.
"Tatak nanti aja buahnya, Vio mau mam cayul brlokoli aja." ucap Violetta.
"Tapi pake nasi ya?" tanya Renata.
"Oke tatak cantik." jawab Violetta.
Sebelum turun dari kamar Violetta ingin buah-buahan dan dia bilang tidak mau makan, setibanya di meja makan dan buah-buahan sudah tersedia Violetta berubah pikiran tetapi Renata dengan sabar menuruti kemauan Violetta. Renata pergi ke dapur mencari sayuran yang Violetta inginkan, dia dibantu oleh bik Marni memasak sayur brokoli sesuai yang diinginkan Violetta.
Beberapa menit kemudian.
"Taraaa..Sayur brokolinya sudah jadi." ucap Renata.
"Euummm, wanginya enak tatak." ucap Violetta mencium aroma masakan Renata.
"Yasudah, sekarang kakak suapin ya?" ucap Renata.
Violetta menganggukkan kepalanya antusias, Renata menyuapkan sayuran beserta nasinya ke mulut Violetta. Violetta bertepuk tangan karena masakan Renata begitu cocok di lidahnya, dia makan dengan lahapnya. Bik Marni melihatnya begitu terharu, kini nona kecilnya sudah mau beraktifitas kembali tidak seperti biasanya yang susah makan maupun berinteraksi sampai badannya pun kurus.
'Terimakasih mbak berkatmu kini non Vio bisa kembali ceria lagi' batin bik Marni.