Inez, seorang perawat lansia.
Sejak sekolah Inez adalah gadis yang berjuang sendiri dan sudah hidup mandiri, tidak mau di biayai ibunya, karena marah pada ibunya yang selingkuh, selingkuhnya sang ibu mengakibatkan ayahnya meninggal dalam kecelakaan, Ayahnya bernama Hendra sangat mencintai Istrinya tapi godaan lelaki lain telah membutakan mata Anita. Anita adalah ibunya Inez, dan sejak kematian Hendra suaminya Anita selalu menggunakan jasa lelaki brondong untuk menemani kesepiannya dan menutupi rasa bersalah nya.
Sejak saat itu, kebencian Inez pada ibunya sudah tak terbendung.
Hingga kini dirinya menjadi perawat lansia, bernama kakek Wijaya, Kakek itu sangat menyayangi Inez, saking sayangnya, kakek Wijaya menjodohkan Inez dengan Angga cucunya, tapi Angga sudah memiliki kekasih sejak dulu.
Bagaimana kelanjutannya hidup Inez? apakah Angga bisa membuka hatinya untuk Inez?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LOVENESIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Inez dan Angga bercengkrama di dalam kamar, awalnya tak ada kata kata serius, tapi tiba-tiba Inez bertanya pada Angga.
"Jika suatu saat, ada situasi aku dan ibumu dalam kondisi berbahaya, dan kau hanya bisa menyelamatkan satu orang ,maka siapa yang akan kamu tolong?" tanya Inez dengan serius menatap wajah Angga.
Angga adalah anak satu satunya Sinta dan meski sejak kelahirannya tak di inginkan oleh Sinta, karena dendamnya pada Arya yang selingkuh berkali kali. Sebenarnya Angga tak pernah membenci keluarganya, tapi dia hanya waspada, dan Angga ingin menjaga dirinya dengan keluarganya dan saat ini pertanyaan Inez sangat membuat kacau perasaan Angga.
"Apakah kamu tega? menyuruhku harus memilih antara kamu dan mamah?" Angga berdiri dari duduknya dan dia menatap ke jendela luar, terlihat di jendela Angin sangat kencang sepertinya akan hujan.
"Ya, aku hanya mau tahu saja, setelah semua kejadian ini, siapa yang akan kamu sayang?"
Inez merasa ada perbedaan sikap saat Mamanya gak ada dengan sekarang mamahnya datang.
"Inez, sampai kapanpun ,mamah Sinta adalah ibu kandung ku, dan kamu adalah Istriku, jika aku harus memilih menolong siapa? maka aku akan berusaha menolong kalian secara bersama" Angga menjawab dengan bijaksana dan berusaha tidak menyinggung siapa siapa.
Ternyata obrolan ini di dengar Sinta, dan dia tersenyum. Dalam hati Sinta berarti dirinya masih sangat berarti untuk anaknya.
Angga tidak dapat memilih antara dia dan Inez, hati seorang ibu akan bahagia jika masih diperdulikan, Sinta pun pergi dengan hati yang bahagia.
"Iya maaf Angga, memang sih pertanyaan ku sangat bodoh, sebenarnya aku hanya bimbang, tentang keadaanku sendiri, aku sudah memutuskan jika kau tak mau beristri lagi, sewa lah gadis kampung, dan hamili dia, agar kita bisa punya anak" Inez lagi lagi mendesak pada Angga tentang menyewa perempuan demi seorang anak.
"Inez, jika ketahuan kakek dan nenekmu bagaiamana? mereka akan kecewa, mereka akan menganggap aku lelaki jahat, sadarlah, tidak ada di dunia ini yang mau meniduri wanita lain ,jika cintanya habis di istri" Angga tetap menolak semua yang diminta Inez, karena menurut Angga , itu adalah pemikiran kerdil.
"Terserahlah, aku memutuskan ini juga karena aku kasian melihat nenek kakek juga, jika kita menyewa wanita dan dia hamil, maka aku pun di sini berpura pura sedang hamil, Jadi kakek nenek ku tak akan curiga dengan tindakan kita. mereka semua akan mengira itu anak aku, karena aku hamil, bagaimana?" Inez lagi lagi meyakinkan pada Angga.
Angga tiba tiba terdiam sejenak, dan dia langsung membuka balkon kamarnya dia merasakan angin yang sangat kencang. Menyibak kan rambutnya ke kiri dan ke kanan. Angga sedang berfikir. Inez pun melihat bahwa Angga seperti sedang mempertimbangkan.
Inez datang memeluk Angga di tengah Angin kencang karena mendung.
"Bagaimana sayang?, please? kita akan bersandiwara agar anak wanita sewaan itu jadi anak aku"
*
*
Angga memeluk tubuh Inez mereka pun berciuman dengan mesra di tengah angin hendak hujan, Angga mengendong Inez masuk ke kamarnya lagi dan mengunci semua jendela dan pintu.
Dalam pergumulannya, Angga bertanya.
"Apakah kamu rela aku begini dengan wanita lain sayang?"
"Aku rela demi kita punya anak". Jawab Inez sambil menahan enaknya.
Mereka pun bercinta dan tidur hingga sore hari.
Hari Sudah menunjukan pukul 5 sore. Angga membangunkan Inez yang sedang tertidur pulas.
"Sayang, bangun"
Masih dalam balutan satu lembar selimut, Inez membuat matanya dan menatap Angga.
"Aku mau" Jawab Angga.
Sontak mata Inez melotot dan langsung memeluk Angga.
"Makasih sayang, yang penting kamu begini dengan wanita sewaan itu kamu tanpa perasaan, karena hatimu hanya ada aku"Inez sangat bahagia, karena akhirnya Angga setuju dengan keinginan Inez.
"Tapi satu syarat, kita cari wanita sewaan itu bersama, dan aku tidak mau Lo*te, aku mau wanita baik baik"
Angga melotot dan menegaskan pada Inez tentang kriteria wanita Sewaan itu.
"Baiklah, kita besok ke kampung saja bagaimana ? kita tanya tanya mereka mau atau tidak" Inez tidak memikirkan resiko yang akan terjadi.
"Besok kita akan cari , wanita itu?" ucap Angga sambil memeluk Inez.
Makan malam, di liputi rasa kekhawatiran karena Kakek Subrata dan Nenek Ainun datang lagi, untuk bertamu. Kali ini mereka tak memakai helikopter tapi memakai mobil.
"Selamat malam Inez" Roni menyapa sambil memapah Kakek Subrata masuk.
"Kakek! kenapa datang malam malam begini? harusnya kakek istirahat di rumah".Inez langsung menyiapkan kursi untuk Kakeknya itu.
"Kakek ingin berkunjung melihat keadaan kamu, semoga kakek dapat kabar baik juga, Bahwa kau akan segera hamil"
Mendengar kata kata hamil dan anak, membuat Angga dan Inez berkeringat dingin dan saling menguatkan, saling menggenggam tangan.
"Iya kek sabar ya?" Inez tersenyum dengan penuh kesedihan.
Datanglah lagi satu rombongan,yaitu nenek Ainun.
"Selamat malam semua!, aku datang" ucapan Nenek Ainun dengan bahagia, tersirat dari gerak geriknya , dan tingkahnya.
Subrata mulai memancing mancing pertengkaran.
Sembari Inez member kursi duduk untuk neneknya.
"Emang ya dasar nenek peot? setiap kali aku ke sini, kenapa kamu juga datang?apa kamu memata-matai aku?"
"Subrata Karta Darmadji, kamu harus ingat Inez juga
adalah cucuku"
Nenek Ainun menjawab lantang karena dia tahu Subrata sudah agak budek.
"Sudah! kalian datang mau hanya bertengkar?" Inez berteriak dan membuat terdiam antara keduanya.
Sinta melihat, hubungan Ainun dan Subrata tidak akur, dia pun mengalihkan pembicaraan dengan menghidangkan makanan.
"Bi Meri keluarkan semua makanan yang kita buat"
Dengan senyuman Sinta berdiri dan memperkenalkan diri.
"Selamat datang kepada keluarga besar dari menantu saya, perkenalkan saya Sinta Ibu dari Angga" Dengan percaya diri Sinta memperkenalkan diri dan dia memberi hormat pada Subrata dan Ainun.
"Terimakasih atas sambutan hangat dari ibunya Angga, saya tahu siapa anda jadi jangan bersikap manis didepanku" jawab Sinis Nenek Ainun pada Sinta. sedangkan Subrata hanya tersungging senyuman pada Sinta, Subrata lah yang mengusahakan agar Sinta dan Arya tidak di penjara.
Sinta tersenyum dan seraya berterimakasih kepada kakek Subrata, atas kejadian-kejadian kemarin , Bahwa dirinya bisa di bebaskan dari penjara dan sekarang bisa mendapat bagian dari warisan Kakek Wijaya.
"Aku hanya mau, kamu berhenti membuat susah cucuku, harta Wijaya hanya secuil hartaku. Jadi aku harap kamu Sinta tidak berbuat jahat lagi pada Cucuku" Subrata sampai mengacungkan tongkatnya ke atas meja, untuk mengancam Sinta.
Sinta langsung menunduk dan tak mau berbicara apa apa lagi. Karena memang kesombongan Sinta di masa lalu, sangat menggelikan bagi Ainun dan Subrata, gadis yang Sinta hina hina itu malah lebih kaya dari Kakek Wijaya.
Akankan Inez dan Angga menemukan wanita sewaan itu?
mampir dikarya aku juga ya jika berkenan/Smile//Pray/