Suamiku Si OB Ganteng
"Sayang, gimana gaun ini? Cantik kan!" tanya Zola pada sang kekasih yang sebentar lagi akan menyandang status sebagai suaminya itu.
"Hhmmm ... so beautiful, sayang. Kamu tetap cantik mau pakai apapun." puji Regan Hoffman sang calon mempelai laki-laki dari Zola Amaria.
"Ah, kamu, yang. Tanya yang ini cantik, yang itu cantik, aku pingin jawaban yang murni bikin kamu wah saat liat aku." ujar Zola dengan wajah ditekuk.
Regan pun berdiri lalu melingkarkan lengannya di pinggang Zola seraya menatap dalam wajah cantik calon istrinya itu.
"Yah, mau bagaimana lagi, kamu memang cantik luar biasa! Nggak bisa aku deskripsikan. Jadi kamu mau pakai apapun itu, aura kecantikanmu tetap dominan." ujarnya seraya merapikan anak rambut Zola. "Kamu tau, kadang aku sampai berfantasi, bagaimana rupamu saat tidak mengenakkan apapun, aku yakin pasti akan lebih cantik lagi. Aku sudah tidak sabar menunggu saat-saat indah itu. Saat-saat aku bisa memilikimu seutuhnya. Merengkuhmu, memelukmu, membelaimu, mengungkungmu, dan membuatmu menger*ng karena buaianku." bisik Regan dengan suara serak. Hanya bicara seperti itu saja sudah bisa membangkitkan g*irahnya.
"Is, kamu m*sum." sergah Zola seraya mendorong dada Regan agar melepaskan rengkuhannya. Wajah Zola sudah memerah hingga ke telinga kini. Ucapan Regan ternyata mampu membangkitkan imajinasi liarnya. Zola menggeleng-gelengkan kepalanya mengusir pikiran liar itu.
Regan terkekeh saat melihat ekspresi Zola yang sangat menggemaskan itu.
Tiba-tiba, dering ponselnya berbunyi. Ia pun bergegas mencari tempat yang aman untuk mengangkat panggilan itu. Setelah berbicara sebentar, Regan pun kembali ke ruangan dimana Zola ternyata telah menunggunya.
"Bagaimana? Udah selesai? Nggak ada yang mau diubah atau ditambah?" tanya Regan seraya mengecup puncak kepala Zola.
Zola menggeleng seraya menatap wajah tampan calon suaminya.
"Sudah ini kita kemana lagi?" tanya Zola.
"Aku ada pertemuan mendadak sebentar lagi. Sasa barusan kasi tau soalnya. Kamu nggak papa kan aku anterin pulang." ujar Regan.
Zola menghela nafas pasrah lalu mengangguk. Padahal ia ingin sekali jalan-jalan dan nongkrong sebentar di cafe mumpung ia bisa cuti hari ini, namun ia tak bisa memaksa bila Regan ada pertemuan. Maklumlah, mereka bekerja di perusahaan orang, bukan milik mereka sendiri, jadi mereka tidak bisa seenaknya.
Zola dan Regan memang bekerja di satu perusahaan yang sama, yaitu perusahaan Marketplace Shoppa Lova. Shoppa Lova merupakan platform yang membantu mempermudah bertemunya penjual dan pembeli tanpa harus bertatap muka. Shoppa Lova telah berkecimpung di industri e-commerce lebih dari 20 tahun yang lalu. Dimulai dari usaha kecil ciptaan Jhonny Miguel, lama kelamaan berkat kerja kerasnya, usaha itu makin berkembang besar dan terkenal. Banyak investor yang turut berinvestasi. Seiring berkembangnya dunia industri dan telekomunikasi, membuat para pedagang berinovasi bukan hanya berjualan offline tapi juga online. Tentu yang paling efektif adalah melalui pihak ke dua, yaitu marketplace. Dengan begitu, bagi pedagang yang tak memiliki lapak atau toko, tetap dapat berjualan. Bahkan hasilnya jauh lebih efektif sebab mereka bukan hanya melayani pembeli dalam kota, namun juga luar bahkan hingga pelosok melalui bantuan jasa ekspedisi.
Namun, Zola dan Regan bekerja di divisi berbeda dengan pangkat berbeda pula. Zola yang hanya staf marketing biasa, sedangkan Regan telah menjabat sebagai kepala departemen keuangan.
Regan dan Zola juga telah menjalin hubungan sejak lama, tepatnya saat itu Zola masih duduk di tingkat satu bangku perkuliahan, sedangkan Regan sudah di tingkat akhir karena itu kedudukan Regan jauh lebih tinggi. Regan sangat mencintai Zola, begitu pun Zola, sangat mencintai Regan hingga akhirnya mereka pun memutuskan akan menikah 3 bulan dari sekarang.
Regan pun mengantarkan Zola pulang ke rumahnya. Setelah itu, Regan pun pergi meninggalkannya. Zola memasuki rumah dengan langkah gontai menuju kamarnya, mengabaikan Catherine sang ibu tiri yang sedang duduk bersantai di sofa ruang tamu.
"Mau kemana?" tanya Catherine dengan nada datar.
"Istirahat." sahut Zola tak kalah datar.
"Kau tak lihat, ini sudah masuk jam makan siang, masak sana, saya mau makan." titah Catherine tanpa melihat raut wajah Zola yang sudah kesal.
Tanpa menjawab, Zola segera masuk ke kamar dan melempar tas selempangnya asal. Lalu ia masuk ke kamar mandi untuk mencuci muka kemudian berganti pakaian.
Setelah selesai, ia pun bergegas ke dapur untuk mengecek persediaan makanan yang bisa dimasak. Sebenarnya dulu di rumah itu ada asisten rumah tangganya, tetapi telah dipecat Catherine. Sebagai gantinya, Zola lah yang harus mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga, mulai dari memasak, menyapu, mencuci piring, mencuci pakaian, hingga bersih-bersih.
Jordan sang ayah tidak mengetahui hal itu sebab Catherine memiliki kemampuan membulak-balikkan fakta. Jordan tak tahu menahu perihal Zola sering ditindas oleh istri mudanya itu.
Yang Jordan tahu, Zola lah yang sering berulah dan menindas istri muda dan anak tirinya, Clara Anderson.
Zola melihat ada ayam, kentang, wortel, brokoli, dan udang. Ia pun berniat memasak capcay udang dan ayam goreng tepung, tak lupa sambal karena sang ayah memang penggila sambal. Jadi setiap makan, haruslah ada sambal di atas meja. Entah jenis sambal apapun itu, yang penting sambal, pedas, tapi ada manis-manisnya sedikit.
Zola pun mulai mengupas kentang dan wortel, mencuci lalu mengirisnya. Begitupun brokoli, di cuci dulu hingga bersih baru ia potong sesuai selera. Lalu ia mengupas udang agar bersih dari kulitnya. Ia juga mencuci bersih ayam dan memberinya bumbu, setelah itu menyiapkan bumbu capcay, ia pun mulai memasak.
Semenjak ibunya meninggal 10 tahun yang lalu, lebih tepatnya semenjak Catherine masuk ke dalam kehidupan sang ayah, Zola sudah terbiasa melakukan semua pekerjaan termasuk memasak. Untuk rasa masakannya, sudah tak diragukan lagi. Walau ia benci kepada ibu tirinya itu, ia tetap melaksanakan tugasnya sepenuh hati apalagi urusan memasak yang memang disukainya.
"Hai, mom!" sapa Clara seraya mengecup pipi Catherine. "Mom, look, Clara membelikan mama ini." tunjuknya pada sebuah paperbag nama merk tas ternama.
"Wow, ini sangat cantik, Cla! Kau memang tau cara menyenangkan mommy, sayang." ucap Catherine seraya mengecup pipi Clara. "Apa ini?" mata Catherine memicing saat melihat sebuah tanda cinta di leher sang putri.
"Ah, mommy, seperti belum paham aja!" ujar Clara dengan nada manja.
"Ya, mommy tau, tapi bila dilihat Daddy mu, dia bisa marah ." tegur Catherine.
"Itu gampang, mom. Tinggal aku tutup pakai foundation, beres deh! Mommy kan tau, ini caraku menjeratnya agar tidak berpaling dariku." ujar Clara sambil tersenyum devil.
"Tapi lebih bagus lagi, kalau kau bisa benar-benar menjeratnya agar dia bertekuk lutut padamu, seperti your Daddy, Cla." saran Catherine.
"Hmm ... sepertinya itu ide bagus. Aku juga nggak rela dia mendapatkan apa yang dia inginkan." ujar Clara sambil menyeringai saat pandangan matanya bertemu dengan mata Zola.
...***...
...**Hai gaes, ini novel baruku. Semoga suka ya! Jangan lupa like, komen, hadiah, dan vote nya ya, biar makin semangat update. 🤩...
...Happy Reading 🥰🥰🥰**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Anonymous
keren
2024-11-05
0
Anonymous
m
2024-08-30
1
Anonymous
j
2024-08-25
0