NovelToon NovelToon
TELUH GASIANG TANGKORAK

TELUH GASIANG TANGKORAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Horror Thriller-Horror / Mata Batin / Dendam Kesumat / Roh Supernatural / Ilmu Kanuragan
Popularitas:87.1k
Nilai: 5
Nama Author: Siti H

kisah ini sekuel dari novel Karma pemilik Ajian Jaran Goyang.

Adjie merasakan tubuhnya menderita sakit yang tidak dapat diprediksi oleh dokter.

Wati sang istri sudah membawanya berobat kesana kemari, tetapi tidak ada perubahannya.

Lalu penyakit apa yang dialami oleh Adjie, dan dosa apa yang diperbuatnya sehingga membuatnya menderita seperti itu?

Ikuti kisah selanjutnya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hilang

Seorang wanita berjalan dengan perlahan sembari menyapu pandangannya pada setiap sudut lorong. Ia menatap lorong yang tampak gelap dan jarang dilalaui, sebab itu menuju sebuah gudang.

Lorong berlantaikan papan kayu itu tampak tak lagi terawat, dan beberapa ekor tikus berlarian kesana kemari dan seperti menganggap ruang itu adalah rumah baginya.

Langkah wanita itu semakin mendekati ruangan yang akan menjadi tujuannya. Terdengar nafasnya yang tersengal karena gemuruh didadanya yang terlalu nekad untuk suatu hal yang sudah lama ia pendam.

Ia memberanikan dirinya untuk kembali ke ruangan itu setelah puluhan tahun silam lamanya ia tak pernah menginjakkan kakinya kesana.

Wanita itu sudah berjanji tidak akan lagi datang dan akan mengubur semua hal yang pernah merusak hidupnya, jauh kedalam jurang kesesatan dan bahkan kini ia terusik lagi oleh sebuah tudingan yang ditujukan padanya.

Semakin ia mendekat dengan ruangan tersebut, hatinya semakin penuh debaran. Gemuruh didadanya terdengar riuh bagaikan sorak sorai yang terkesan ricuh.

Ia berdiri mematung didepan pintu saat melihat bahan kayu itu mulai melapuk. banyak cicak berkeliaran dan seolah menatapnya sembari mengejek atas apa yang terjadi padanya.

Ia menarik nafasnya yang terasa sesak. Sangat begitu berat untuk kembali lagi ke ruangan yang sudah ia sumpahkan tidak akan pernah dikunjungi. Namun takdir berkata lain, semua dikuar skenarionya.

Akan tetapi, ia melanggar sumpah itu, sebab sesuatu hal. Ia ingin melihat apakah benar benda yang kemarin diributkan oleh para warga dan sudah lama ia simpan dan dikunci masih berada ditempatnya, atau mungkin raib tanpa sepengetahuannya. Hal ini yang mendasari tujuannya untuk kembali datang.

Ia sudah lama bertaubat. Ia tidak mungkin mengulangi kesalahannya, apalagi masuk dalam lembah hitam yang kelam, dan ia menyadari, jika usianya sudah tak lagi muda, maka untuk apa ia terus bersekutu bersama dengan iblis. Namun masih ada ganjalan dihatinya, sebab ilmu yang ia anut, akan hilang setelah ia menurunkannya pada salah satu anaknya.

Jemari tangannya meraih kunci yang sudah tampak berkarat. Ia membukanya dengan tangannya yang sedikit gemetar.

Perlahan derit pintu terdengar begitu nyaring saat terbuka dengan lebar. Ruangan yang sangat berantakan kini menyambutnya, bahkan ia merasa mual saat melihat semua barang tersebut.

Pandangannya menyapu setiap sudut ruangan yang sungguh sangat pengap.

Berbagai tumpukan barang yang tidak berguna juga bersatu didalam ruangan tersebut, dan hal itu tak lain adalah untuk menyamarkan apa yang ia sembunyikan.

Degub jantungnya semakin memburu. Ia merasa tremor saat akan menginjakkan kakinya diruangan itu.

Akan tetapi, ia merasakan jika degub jantungnya seakan berhenti berdetak, dimana ia menemukan bekas jejak kaki dilantai berdebu yang mengarah ketempat dimana ia menyembunyikan benda itu.

Jejak tersebut sepertinya baru saja terjadi dan terlihat berulang kali atau tepatnya ada orang lain yang selalu datang kemari tanpa sepengetahuannya, tetapi siapa?

Ia merasakan jika ada seseorang yang berkhianat padanya dan sengaja ingin menjebaknya dengan memakai semua perkakas miliknya, dan ia masih tak percaya akan hal ini. "Apakah Kau fikir akan selamat dengan dengan berbuat ini padaku?

Dengan segala pertimbangan yang berat, ia melanjutkan niat awalnya. Ia harus melihat sendiri apa yang terjadi.

Wanita itu mempercepat langkahnya. Ia tiba disebuah peti yang terbuat dari kayu meranti kualitas tinggi dan pastinya tidak akan ada rayap yang menggerogotinya.

Hatinya semakin memburu saat ia memasukkan salah satu kunci untuk membuka gembok yang menjadi safety untuk benda-benda yang ia sembunyikan.

Saat ia membukanya, kedua matanya terbeliak lebar. Ia merasa sangat syok atas apa yang dilihatnya, dimana ia mendapati peti tersebut dalam kondisi kosong.

Semua benda ritual itu raib tak berbekas, tak ada yang tersisa. "S-siapa yang telah mengambilnya?" hatinya terlihat kalut. Tangannya gemetar "Apakah Janny? Tetapi apa mungkin dia?" wanita itu terlihat ragu akan hal tuduhannya.

Ia merasakan begitu sangat lemas, dan berusaha menopangkan tubuhnya pada tepian peti yang berukuran cukup besar dengan tinggi satu meter. Bulir keringat jatuh dipelipisnya, dan rasanya ini sangat sulit baginya.

Gasing tengkorak, mantra-mantra dan panduan cara melakoninya juga menghilang tak berbekas.

Ia menutup kembali pintu tersebut. Sepertinya ia harus menginterogasi puterinya. Sebab dirumah ini hanya mereka berdua saja yang tinggal dan tidak ada orang lain.

****

Janny baru saja pulang dari sebuah warung. Ia tampak sangat lelah, sebab jalan menuju kesana sangat licin karena tertimpa bujan semalaman.

Gadis itu masuk dengan menapaki anak tangga setinggi satu meter setengah dan rumah itu sengaja dibuat tinggi dengan antisipasi hewan buas.

Ia meletakkan sebuah kantong kresek berukuran sangat besar diatas lantai dapur. Ada banyak barang yang ia beli untuk kebutuhan dapur dan sepertinya ia akan pergi, entah kemana.

Saat ia akan berbalik, gadis itu dikejutkan oleh sosok wanita yang tak lain adalah ibunya yang sudah berdiiri tepat dihadapannya.

Sorot mata wanita itu sangat tajam dan penuh selidik. "Apa yang kau lakukan dibelakangku?" tanya wanita itu sembari berjalan ke delapan dengan langkah yang lamban. Ia melipat kedua tangannya didada.

"A-apa maksud Mande?" tanyanya dengan rasa takut yang luar biasa, sebab pandangan wanita itu terlihat penuh intimidasi dan seolah ia adalah orang yang patut dicurigai.

Janny mundur kebelakang. Ia tidak mengerti dengan apa yang baru saja ditanyakan oleh sang Mande.

"Jawab denga benar, dan jika kau sampai berbohong, maka aku akan menghukummu!" ancam wanita paruh baya itu dengan bersungguh.

Janny semakin memucat. Ia merasa bingung dengan tuduhan yang ditujukan padanya. "Mande, aku tidak melakukan apa yang kau tuduhkan!" ia membela dirinya. "Bahkan aku tak mengerti dengan apa yang Mande bicarakan,"

"Jika bukan kau, lalu siapa lagi? Dirumah ini hanya ada mande dan kau! Bahkan bagaimana peti itu dapat terbuka dan kau menemukan kuncinya!" mande Hasnah terus mendesak.

Janny menggelengkan kepalanya. Sungguh, ia tak melakukannya. Lalu mengapa kini sang ibu tak mempercayainya? Bahkan terkesan menuduhnya sebagai seorang pencuri.

"Peti apa? Aku tidak mengerti arah pembicaraan, Mande,"

"Peti tempat Mande menyimpan gasiang Tengkorak dan juga mantranya!" pria paruh baya itu melotot tajam.

Janny terpojok, ia tidak ingin mengakui apa yang tidak ia lakukan. "Cobalah ingat, kepada siapa Mande pernah bercerita tentang rahasia itu?" Janny terus membela dirinya. Baginya bukanlah hal yang berguna mempelajari ilmu hitam seperti itu.

Bahkan hal yang paling dibenci Rabb adalah menyekutukan-Nya, dan itu dosa yang tidak terampuni, karena merupakan dosa terbesar diantar dosa lainnya.

Mande Hasnah terdiam. Sejenak ia mencoba berfikir untuk mengingat kepada siapa ia pernah menceritakan hal tersebut. Namun sepertinya tidak pernah.

"Aku akan pergi ke atas bukit!" Janny mengatur nafasnya. Ia harus membuktikan pada sang bunda jika bukan dia pelakunya.

Kedua mata Mande Hasnah terbeliak. "Untuk apa kau menemui uda-mu! Biarkan dia disana! Tidak perlu menjenguknya, bukankah itu pilihannya!"

"Mande! Tolonglah mengerti akan pilihan Uda," ia terlihat memelas. "Itu hidupnya! Jika ia merasa Kak Mawar adalah rumah ternyaman baginya, maka restui-lah dia!"

Wanita bersongkok kain jarik yang dilipatkan diatas kepalanya itu menatap Janny dengan sangat dalam. Ada penolakan dihatinya, tetapi ucapan puterinya sangat mengena.

"Coba Mande posisikan aku pada kak Mawar! Apakah Mande rela jika aku kelak dibenci oleh ibu mertuaku? Dihina, bahkan tak pernah dianggap?!" gadis itu mencecar sang wanita yang telah melahirkannya itu. Berharap jika saja tersadar dari segala keegoisannya.

"Sudahlah! Jangan mengguruiku! Kau tau apa tentang hidup!" Hasnah tak ingin mendengar Janny terus menceramahinya.

"Apa karena almarhum ayah kak Mawar pernah menolak cinta ibu dimasa lalu?" selidik Janny. Namun pertanyaan itu mampu membuat Hasnah tersentak.

"Apa yang kau katakan! Jangan sembarangan bicara, aku ini mandemu!" hardik Hasnah dengan wajah memerah.

"Aku menemukan diary usang yang tersimpan dilaci kamar tanpa sengaja. Disana tercatat semua tentang masa lalu Mande, bahkan ayah dan ibunya meninggal karena teluh yang mande kirimkan!" Janny kini memegang kendali sang ibunda.

1
Harri Purnomo Servis Kamera
Keren thor
Endah SR
aduuuhhh ga bisa ngebayangin.. ini bener2 seremmm si klo ngebayangin ikut di TKP..
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
kalok yg ada suaminya, yg gak ada suami pegimane? /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Ai Emy Ningrum: bolehlah..toh blom jd ikan asin ini 😽🕺🏻💃🏻
Ai Emy Ningrum: tentu tydack... PLN tak sekedjam itu 😙
total 16 replies
Yuli a
seru banget... udah digerebek kayak gitu masih ngeles aja... bukti-bukti juga udah ada...
itu Cynthia bisa hidup normal lagi enggak ya ...?? kok ngeri banget sih .. kepala sama organ bisa lepas gitu...
Ai Emy Ningrum: gepeng ,jd bayangin bakso yg bentuk nya gepeng 🙄😆😆
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: kalo botak masih bisa sambung rambut lah, yg susah kalo dpt yg kepalanya gepeng, atau lonjong gitu.. 🙄🤔
total 8 replies
Ucio
Tobatlah Bu Narti,,,
lanjutkan Bng Sofyan
Bundanya Nkay
hari ini up berapa Thor ??
Ali B.U
next
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
nahhhh yooooo
kannnn kok bisa yaaaa... aq lihat di pelem2 thai itu dia cNtik dan sllu pke sall agar menutup leher nya
Ai Emy Ningrum: semuanya waspada /Determined//Determined/
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: warteg siaga satu /Scream//Scream/
total 25 replies
tiniteyok
wahh seru dan seremmm
Ayu Putri
lanjut thor
Harri Purnomo Servis Kamera
Apakah akan terungkap kebenaran nya?
Harri Purnomo Servis Kamera
Dendam yang tidak bisa berhenti
V3
para warga dan pak pol gerebek rumah orang tua nya Cintya ,,,
sdgkan Akang Sofyan mo ngambil tubuh nya Cintya 🤣
V3
Good Job akang Sofyan ,, aku pada mu dech 👏👏
V3
mmg kesal bgt rasanya JK kita di tanya kapan nikah nya ❓ Pas giliran dah nikah , kapan punya anak nya ❓
iiiih ... emosi bgt aku mah dengar nya ma orang kepo bin nyinyir bgtu 🤬😡
🇦 🇩 🇮 🇱 мᷟєⷽяⷦαᷟтͧαᷢ ⍣⃝☠️​
kasih kretek kobot saja🤣
🇦 🇩 🇮 🇱 мᷟєⷽяⷦαᷟтͧαᷢ ⍣⃝☠️​
terus kalau sakti g bisa mati gitu🤭
🇦 🇩 🇮 🇱 мᷟєⷽяⷦαᷟтͧαᷢ ⍣⃝☠️​
timang timang
mbah kosim sayang
🕺🕺🕺🕺🕺🕺🕺
🇦 🇩 🇮 🇱 мᷟєⷽяⷦαᷟтͧαᷢ ⍣⃝☠️​
pohon pala ini yg kyk gmn y?
Ali B.U
penasaran,!!!
lanjut Thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!