Seorang gadis cantik berusia 22 tahun ikut dengan bibinya bekerja sebagai seorang pembantu di rumah besar milik keluarga kaya raya untuk membantu perekonomian keluarganya.
.
Di sisi lain seorang pria tampan berusia 29 tahun yang terkenal akan sikap dingin, cuek dan irit bicara itu tak segan-segan melakukan hal kasar kepada orang yang dia anggap hama, namun pesonanya jangan pernah diragukan lagi.
Namun karena sebuah kesalahpahaman membuat adanya pernikahan antara pembantu dan juga anak majikannya itu.
Entah bagaimana nasib gadis cantik itu setelahnya, apakah dia akan bahagia dengan pernikahan ini atau malah ternyata neraka yang dia ambil???
Yukkk kepoinnnn ceritanya!!
🥕🥕🥕
Follow Instagram @lala_syalala13
Follow TikTok @Lala_Syalalaa13
Follow Facebook @Lala Syalala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PMTM BAB 23_Perawatan
KALAU ADA TYPO BOLEH LANGSUNG KOMEN DI PART-NYA YAAAA
🥕🥕🥕
Sudah satu minggu Gavin tak pulang ke jakarta, dia masih berada di London untuk menuntaskan semua pekerjaan nya, dan selama itu pula dia tak mengabari istrinya yang berada di jakarta.
Kyra sedang berada di kamarnya sekarang ini karena dia baru saja mandi dan setelah ini dia akan ke bawah karena waktu sarapan akan segera tiba.
"Sayang." panggil mama Mira dengan mengetuk pintu kamar menantu nya itu.
"Iya ma." jawab Kyra sambil membuka pintu tersebut.
"Ayo turun kita sarapan." ajak mama Mira dan di angguki oleh Kyra.
Mereka berdua pun langsung turun ke bawah bersama sama dengan Kyra yang menggandeng tangan tersebut.
Mama Mira merasa kasihan dengan menantu nya itu karena sang anak yang tidak pulang pulang padahal Gavin mengatakan akan segera pulang mungkin lima sampai enam hari, tapi sekarang sudah satu minggu namun anaknya tak pulang pulang, bahkan mengabari saja tidak kepada menantunya itu.
.
Di sisi lain di London sekarang masih sangat dini hari sekali, Gavin baru saja menyelesaikan pekerjaan nya yang begitu melelahkan bagi nya, bahkan dia sangat jarang sekali tidur selama di London karena mengurusi banyak hal.
"Akhirnya tuan muda semua nya sudah selesai." ucap Max yang memang mengerjakan pekerjaan nya di ruangan tuan muda nya juga itu.
"Iya Max, sungguh melelahkan sekali." seru Gavin yang menyandar kan tubuhnya di sandaran kursi kebanggaan miliknya itu.
"Biar saya siapkan mobil untuk kembali ke mansion tuan muda." jawab Max yang akan berdiri namun langsung di tahan oleh Gavin.
"Max tunggu," jeda Gavin dan di saat itu Max pun melihat ke arah tuan muda nya itu.
"Ada apa tuan muda?" tanya Max.
"Kita jangan ke mansion, lebih baik kamu segera pesan kan tiket dan kita akan kembali ke Jakarta setelah ini." ucap Gavin dengan santainya.
"Apa!" seru max yang begitu terkejut, ternyata ini alasan kenapa tuan nya itu meminta dirinya untuk berkemas dan membawa barang nya di mobil, ternyata biar langsung segera pulang.
"Baik lah tuan," ucap Max mau bagaimana lagi, untung saja dia belum memesan tiket pesawat.
Kalau pun memesan tiket maka tidak akan ada dampaknya karena harga tiket yang murah itu sangat tidak berpengaruh oleh keuangan keluarga Ivander yang bisa menghidupi tujuh turunan itu, pikir Max.
Jam empat pagi waktu London akhirnya Gavin dan Max pun mulai terbang meninggalkan London, sedangkan di Indonesia sekarang pukul sepuluh pagi dan Kyra sedang ikut dengan mama Mira ke salon langganan nya.
"Sayang lebih baik kamu ikut ya perawatan sama mama," bujuk mama Mira, beliau sangat ingin seperti teman temannya yang ke salon bersama sang menantu, mumpung sang anak tidak ada maka mama Mira mengambil kesempatan ini untuk bersama terus dengan menantu nya itu.
"Ta... Tapi ma Kyra gak pernah perawatan kayak gini," seru Kyra yang malu juga karena sedewasa ini dia belum pernah perawatan wajah bahkan tubuh.
"Makanya sekarang mama ajak kamu sayang." ucap mama Mira.
Akhirnya karena paksaan dari mama mertuanya Kyra pun mengikuti saja, walau awal-awal dia sangat risih namun semakin lama dia bisa lebih santai lagi.
"Gimana enak kan sayang?" tanya mama Mira yang memang berada di samping tempat perawatan sang menantu.
"Iya ma enak banget," jawab Kyra sambil memejamkan matanya, rasanya kantuk mulai menyerang nya karena terlalu enak di pijat badannya.
Kyra dan mama Mira memang sekarang sedang perawatan tubuh yaitu sedang di pijat, rasanya ini sangat baru bagi Kyra namun dia menikmatinya.
"Gavin tak mengabari kamu sayang?" tanya mama Mira tiba-tiba di saat mereka sedang menikmati pijatannya.
Kyra yang mendapat kan pertanyaan tersebut pun hanya bisa diam saja tidak bisa menjawab, dia terlalu bingung harus menjawab apa sekarang ini, ingin jujur namun dia ingin agar suaminya baik di mata orang tua suaminya itu.
"Mama tahu kalau kamu sedang takut membuka suara soal Gavin yang tak mengabari kamu sama sekali sayang, mama juga merasa kesal dan bersalah sekali sama kamu, tapi kamu harus yakin kalau suami kamu itu sedang sibuk jadi dia tidak sempat untuk mengabari kamu." ucap mama Mira meyakinkan menantu nya itu.
Kyra yang mendengar hal itu pun hanya bisa tersenyum simpul dengan kekhawatiran sang mama mertua.
"Mama tenang aja Kyra tahu kok dan Kyra bakalan tunggu mas Gavin untuk kembali ke sini." jawab Kyra membuat mama Mira sedikit lega.
"Awas saja nanti kalau suami kamu itu pulang maka mama yang bakalan beri hukuman," seru mama Mira membuat Kyra tertawa dengan pikiran konyol mama mertua nya itu.
.
Sampai malam harinya Kyra sudah siap di tempat tidurnya karena waktu sudah cukup larut, selama tak mendapat kan kabar dari sang suami Kyra sering sekali menangis sendiri di dalam kamar, dia terlalu takut jika nanti sang suami tiba-tiba bertemu dengan wanita pujaannya yang lain.
"Udah Ra jangan nangis kayak gini, inget tuan muda memang harus mendapatkan wanita yang tepat bukan kayak kamu yang pembantu ini." seru Kyra dengan air mata yang mengalir, walau mulutnya bilang dia ikhlas namun tetap saja hati dan pikirannya tidak sejalan, kalau boleh egois dia ingin Gavin selalu bersamanya.
Karena terlalu lelah menangis Kyra pun tertidur dengan tubuhnya yang mengerucut membentuk seperti bola, dia selama satu minggu terus saja tidur seperti itu, dia rindu akan pelukan sang suami, walau sebentar namun sangat membekas di dalam hati nya.
Akhirnya Kyra pun tertidur dengan kesedihan yang dia pendam sendiri karena sang suami.
Di sisi lain Gavin sudah sampai di bandara malam hari nya, lebih tepatnya yaitu dini hari karena sekarang sudah jam satu dini hari.
"Langsung ke mansion." tegas Gavin sambil memejamkan matanya karena terlalu lelah, dia ingin segera berbaring di kasurnya.
Rasanya ingin bertemu dengan istrinya begitu membuncah, dia sengaja tidak mengabari orang orang rumah soal dirinya yang pulang, dia hanya mengabari pak Ilham sebagai supir pribadi keluarga Ivander sekaligus supir Gavin bergantian dengan Max itu yang tahu kalau Gavin pulang.
"Baik tuan muda." jawab pak Ilham karena memang Gavin tidak ingin Max mengemudi karena dia juga pasti sangat lelah juga.
Sampai di mansion segera gavin menuju kamarnya, dia membuka kamar tersebut dengan pelan pelan agar tidak mengganggu sang istri yang Gavin tebak pasti sudah tidur, dan benar saja saat dia membuka pintu dia melihat lampu yang temaram dan sang istri yang sedang tidur terlelap.
Segera Gavin pun membersihkan sebentar tubuhnya yang cukup lengket dan kotor, setelah selesai dia pun langsung menuju ke kasur dimana sang istri berada.
.
.
Bersambung.....
...ULASAN DAN BINTANG LIMA NYA🌟...
...FAVORITKAN CERITA INI ❤️...
...VOTE 💌...
...LIKE 👍🏻...
...KOMENTAR 🗣️...
...HADIAHNYA 🎁🌹☕...