Liu Bai, dianggap sebagai pemuda tak berguna oleh semua orang karena dia tidak memiliki kemampuan apapun dibandingkan dengan pemuda se generasi nya, tingkah lakunya yang terkadang konyol serta selalu membuat marah orang lain membuatnya semakin di kucilkan.
Suatu hari Liu Bai tidak sengaja bertemu dengan kultivator yang terluka parah, sebelum kultivator itu meninggal, dia sempat memberikan seluruh kekuatan dan keahliannya kepada Liu Bai, dengan mendapatkan warisan besar serta metode dan keahlian dari sosok tersebut, akhirnya Liu Bai memiliki kemampuan untuk bersaing dengan para pemuda se generasi nya, namun perjalanan Liu Bai terus berlanjut demi memberantas kekuatan jahat, apakah perjalanan Liu Bai akan berhasil, mari kita ikuti bersama petualangan Liu Bai yang berjudul, Penguasa Angin Benua Timur, selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon adicipto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tahap Kemampuan
Begitu Hao Jian selesai berseru mulai, Feng Huang langsung menarik keluar kedua pedangnya dan melepaskan sejumlah Qi yang bercahaya menerangi kedua pedangnya.
Hai Lao juga tidak tinggal diam, dia dengan langkah kaki yang lincah bergerak sembari memutar salah satu tombaknya yang dialiri Qi, setelah itu, Hai Lao melepaskan serangan tombaknya.
“Tusukan Tombak Daun Gugur.”
Serangan tusukan beruntun Hai Lao tidak hanya melepaskan bayangan semu, namun juga memiliki kekuatan unik seperti mata tombak angin yang melesat ke arah Feng Huang secara bertubi-tubi.
Feng Huang menyilangkan kedua pedangnya, dan setelah itu dia menggesekkan kedua pedangnya sehingga terlihat percikan api kecil yang disertai dengan sebuah energi perisai membentang di hadapannya.
“Itu adalah Gesekan Bintang Malam! Tidak disangka Feng Huang juga menguasai teknik pertahanan seperti itu,” kata salah satu pria paruh baya berpakaian hijau di kursi tamu utama.
“Kekeke! Aku sungguh terkesan dengan pengamatan Lang Wu,” jawab pria yang satu lagi yang berpakaian abu-abu dengan sebuah lencana di dadanya yang bergambar sembilan bintang.
Pria paruh baya berpakaian hijau yang bernama Lang Wu dari Sekte Gunung Pedang Langit ikut terkekeh seraya menjawab, “Siapapun pasti akan langsung mengenali formasi Gesekan Bintang Malam yang tidak mudah ditembus itu tetua Zheng Wei!” jawab Lang Wu.
Zheng Wei semakin tersenyum lebar sembari memperhatikan Feng Huang yang menahan serangan energi mata tombak yang ditahan dengan formasi Gesekan Bintang Malam nya.
Suara benturan pertarungan membuat para penonton bersorak meneriaki masing-masing petarung, sedangkan kedua peserta yang kembali beradu serangan menambahkan metode serangan yang lebih panas.
“Pantas disebut sebagai Murid Jenius, ternyata Feng Huang telah mencapai ke Tahap Petarung tingkat dua, jika seperti itu Wei Yin pasti tidak memiliki harapan untuk bisa menang melawannya!” kata Liu Hang.
Liu Bai dan Xiu Lei terkejut mendengar ucapannya, Xiu Lei langsung memeriksa kemampuan Feng Huang, sedangkan Liu Bai yang tidak tahu cara mengukur tingkat kemampuan orang lain hanya mendesah pelan.
Walau Liu Bai tidak memiliki kemampuan, namun dia sudah mengetahui setiap nama tahapan kemampuan dan tingkatannya, semua itu karena ketiga teman nya yang memberi tahu itu kepada Liu Bai.
“Tahap Petarung tingkat dua ya!” gumam Liu Bai.
Yang Liu Bai ketahui tahap Petarung tingkat dua cukup hebat, belum lagi setiap tahapan memiliki tujuh tingkatan sebagai puncak untuk naik ke tahap selanjutnya, sedangkan tahap kemampuan ada sepuluh, yang di bagi menjadi satu biasa, satu kekuatan, satu kemampuan, tiga puncak dunia, dan tiga legenda serta satu misteri.
Satu biasa adalah tahap Pemula, satu kekuatan adalah tahap Petarung, satu kemampuan adalah Tahap Ahli, Tiga puncak dunia adalah Tahap Raja yang dibagi menjadi tiga, yaitu Raja biasa, Raja Bumi,dan Raja Langit, sedangkan tiga legenda adalah Tahap Kaisar, yaitu Kaisar Biasa, Kaisar Bumi, dan Kaisar Langit, sedangkan yang misteri adalah tahap Kaisar Surga atau dikenal sebagai Kaisar Pengendali Alam.
Total keseluruhan ada sepuluh tahap, yaitu, tahap Pemula tingkat satu sampai tujuh, tahap Petarung tingkat satu sampai tujuh, tahap Ahli tingkat satu sampai tujuh, dan begitu seterusnya hingga kesepuluh yang belum diketahui apakah tahap Kaisar Surga memiliki tingkatannya tersendiri atau tidak, semua itu karena hanya itu catatan tahapan yang diubah oleh Kaisar Naga Api.
Hai Lao yang juga merasakan kemampuan Feng Huang berada satu tingkat di atasnya tidak memiliki pilihan lain selain menggunakan kedua tombaknya, dia dengan gerakan uniknya memutar kedua tombaknya hingga hembusan angin di sekitarnya tercipta dan kemudian melepaskan serangan terkuatnya ke arah Feng Huang.
“Tombak Ular Kembar.”
Angin yang berkumpul di kedua tombaknya membawa banyak debu itu bergerak dan berubah menjadi dua ular sebesar pohon kelapa tua, kedua ular itu yang memiliki mata ganas membuka mulutnya dan berniat untuk menerkam Feng Huang.
“Tebasan Dua Bintang Jatuh.”
Feng Huang mengumpulkan sejumlah Qi yang cukup besar sehingga seluruh arena bergetar yang di sertai dengan kilatan listrik di sekitarnya memberikan tekanan yang lumayan kuat, kedua pedangnya yang bercahaya terang di angkat tinggi-tinggi dan membentuk dua energi Pedang besar dengan panjang lebih dari lima meter, dan sekali di ayunkan, kedua pedang itu jatuh tepat ke arah kepala kedua ular.
Hai Lao memutar tombaknya sehingga mulut ular itu berbalik menengadah dan masing-masing menangkap kedua energi Pedang itu dengan kedua mulutnya, hal itu menciptakan gelombang kejut yang menggetarkan arena.
Melihat kedua ular itu yang berusaha menahan tebasan nya, Feng Huang menambah sedikit Qi nya lalu dengan kekuatannya dia menekan kekuatan pedangnya sehingga bayangan pedang itu berhasil merobek mulut kedua ular dan ujung pedang jatuh hampir mengenai tubuh Hai Lao.
Beruntungnya Hai Lao berhasil menghindar, walau demikian, Hai Lao masih terseret mundur beberapa langkah seraya menahan sakit di dadanya setelah serangannya berhasil di patahkan.
“Aku menyerah!” kata Hai Lao yang sadar jika pertandingan tetap di teruskan, dia hanya akan mempermalukan dirinya sendiri.
“Terima kasih saudara Hai Lao!” kata Feng Huang seraya menangkupkan kedua tangannya.
Hao Jian segera naik ke arena seraya memeriksa kondisi Hai Lao dan bertanya, “Apakah kamu terluka?” tanyanya yang dijawab dengan gelengan kepala oleh Hai Lao
Hao Jian mengangguk dan kemudian dia mengumumkan pemenangnya, “Pertandingan pertama dimenangkan oleh Feng Huang dari Sembilan Pilar Bintang!”
Sorak-sorai dan tepuk tangan segera memeriahkan kemenangan Feng Huang yang turun dari arena setelah memenangkan pertandingannya, sedangkan Hao Jian mengambil gulungan kedua yang membuat keempat peserta menunggu dengan penasaran.
“Pertandingan kedua adalah pertandingan Luan Qiao dari Gunung Pedang Langit melawan Jing Zuan dari Lembah Pedang!” kata Hao Jian.
Jing Zuan dan Luan Qiao segera naik ke arena, hal itu membuat semua penonton memberikan semangat dukungan mereka kepada kedua peserta, terutama kepada Luan Qiao yang memiliki paras wajah cantik di usianya yang baru tujuh belas tahun.
“Baik jika demikian kalian segera bersiap!” kata Hao Jian lalu gong kembali di pukul dan Hao Jian segera melompat turun yang disertai dengan seruan, “Mulai.”
Jing Zuan dan Luan Qiao sama-sama menarik pedang mereka masing-masing, perbedaan dari senjata pedang yang mereka gunakan adalah milik Luan Qiao yang gagangnya diikat dengan kain selendang berwarna hijau.
Luan Qiao melempar pedangnya ke udara, dan dengan pengontrolan Qi yang baik, dia dapat dengan mudahnya mengendalikan pedang itu dengan selendangnya, hal itu membuat Pedang Luan Qiao seperti melayang di udara.
“Tarian Pedang Langit?”
Jing Zuan langsung mengenali teknik yang digunakan oleh Luan Qiao, dia sudah pernah melihat teknik tersebut yang merupakan teknik kelas serigala, hal itu membuat Jing Zuan memutar otaknya, sebab dia belum menguasai teknik sekelas serigala seperti teknik yang digunakan oleh Luan Qiao.
“Baru di awal saja dia sudah menggunakan Teknik dikelas serigala, apakah dia berencana untuk menyelesaikan pertandingan ini dengan cepat?” gumam Feng Huang.
Teknik Serigala adalah salah satu Teknik hebat dari tiga teknik di atasnya, nama teknik tersebut berasal dari kemampuan ranah yang diubah oleh Kaisar Naga Api menjadi sebuah nama Teknik.
Total teknik ada empat kelas begitu juga dengan pusaka serta kekuatan siluman, keempatnya adalah, Kelas biasa, Kelas Serigala, Kelas Singa, dan Kelas Naga, hal itu juga diterapkan ke Pusaka dan kelas kemampuan para Siluman.
Dahulu kala, nama tersebut hanya digunakan untuk nama sebuah kemampuan di tahap Ranah, namun Kaisar Naga Api mempermudah dengan menjadikan nama tersebut untuk sebuah kemampuan, pusaka serta Siluman.
Pedang yang melayang di udara mengeluarkan suara deru dan dengungan keras yang menciptakan sejumlah kekuatan gelombang sonik, hal itu membuat para penonton yang paling dekat merasa kesulitan mendengar suara dengungan tersebut termasuk Jing Zuan yang saat ini menjadi lawannya.
Jing Zuan terpaksa melepaskan serangannya sebelum Luan Qiao melepaskan serangannya yang kuat itu lebih dulu, Jing Zuan khawatir jika sampai Luan Qiao melepaskannya, dirinya pasti tidak akan memiliki kesempatan untuk bertahan.
“Aliran Pedang Air Mengalir.”
Jing Zuan melepaskan satu serangan yang menciptakan energi Pedang, energi Pedang itu bergerak berayun mengikuti gerakan Jing Zuan sehingga energi Pedang besar panjang itu terlihat lentur seperti gerakan air yang mengalir.
Luan Qiao melihat serangan energi Pedang Jing Zuan tanpa reaksi, dia hanya menggunakan segel rumitnya dan kemudian pedangnya membelah menjadi beberapa bayangan dan berputar menjadi satu kelompok sehingga membentuk sebuah lingkaran pedang.
Dengan satu gerakan, bayangan pedang itu terbang bersama selendang hijaunya dengan cara berputar seperti baling-baling kipas, dan dengan cepat bayangan pedang itu beradu dengan energi Pedang lentur milik Jing Zuan.
“Jdarrr!!
Ledakan redam yang menciptakan gelombang riak menyebar dari titik benturan, dan energi Pedang lentur seketika itu juga hancur dan menyisakan satu bayangan pedang milik Luan Qiao.
Jing Zuan mundur cukup jauh setelah terkena gelombang riak hingga mencapai ke tepi arena, namun dia berusaha menstabilkan tubuhnya agar tidak jatuh dan keluar dari arena.
“Benar-benar sangat kuat, dia memang layak menjadi murid berbakat Gunung Pedang Langit!” gumam Jing Zuan.
Walau keduanya sama-sama berada di tahap Petarung tingkat dua, namun Luan Qiao sudah mencapai puncak, dan hanya ada dinding tipis untuk naik ke tingkat tiga. Walau demikian, ada jarak antara tingkat dua awal dan tingkat dua puncak.
Bayangan pedang kembali melesat ke arah Jing Zuan dengan kecepatan tinggi, suara, “Swoss,” yang dihasilkan dari riak energi Pedang terbang memberikan kesan suram di wajah Jing Zuan.
Jing Zuan dengan cepat membuat segel tangannya, dan pedangnya secara otomatis bergerak dengan sendirinya dengan cahaya perak yang terang, dan setelah itu pedang Jing Zuan bergerak lurus ke arah bayangan pedang yang sudah dekat.
Benturan kembali terjadi, kali ini tidak ada suara ledakan ataupun gelombang riak, sebagai gantinya, pedang perak Jing Zuan patah menjadi beberapa bagian, dan bayangan Pedang Luan Qiao tanpa hambatan melesat lurus ke arah Jing Zuan.
Dengan waktu yang begitu sedikit untuk menghindar ataupun bertahan, Jing Zuan yang sudah kehilangan pedangnya berusaha membuat perisai pelindung di sekujur tubuhnya, sebuah zirah energi unik bercahaya perak terbentuk, seolah-olah Jing Zuan terlihat seperti panglima perang.
“Percuma saja!” gumam Luan Qiao lalu dia menekan dua jarinya dengan keras, dan seketika itu juga, bayangan pedangnya mengeluarkan energi cahaya biru terang.
Ujung bayangan pedang Luan Qiao menyentuh Zirah perak Jing Zuan, sedangkan Jing Zuan berusaha memperkuat pertahanannya agar tidak hancur, namun seperti yang sudah diprediksi, serangan Luan Qiao yang merupakan Teknik Kelas Serigala sangatlah kuat, bayangan pedang tersebut mampu menciptakan retakan di zirah energi Jing Zuan, dan berikutnya, zirah Jing Zuan pecah, dan tubuh Jing Zuan terhempas setelah bayangan Pedang Luan Qiao melepaskan ledakan kuat.
Jing Zuan terhempas hingga keluar dari arena, dan berikutnya, dia jatuh dengan tubuh membentur ke kursi penonton bagian tengah hingga tubuhnya bertubrukan dengan tubuh seorang pemuda berpakaian merah.
“Liu Bai..!” seru Xiu Lei saat melihat Liu Bai yang terjungkal.
“Awch! Aduh duh Sakit,” seru Liu Bai sembari memegang kepalanya yang terbentur kursi lain.
“Maaf! Apakah kamu baik-baik saja?” tanya Jing Zuan yang sudah bangkit seraya menahan sakit.
“Tidak apa-apa! Hanya sakit kecil saja, bukan masalah,” kata Liu Bai yang di bantu berdiri oleh Jing Zuan dan Li Hang.
“Jing Zuan telah keluar dari arena, dengan demikian, pertandingan kedua ini di menangkan oleh Luan Qiao dari Gunung Pedang Langit!” seru Hao Jian.
“Dia memang hebat!” kata Jing Zuan.
“Emm!” Liu Bai dan Li Hang sama-sama mengangguk setuju.
“Baiklah, untuk pertandingan yang ketiga adalah pertandingan Mei Yin dari Lentera Lotus melawan Yang Shu dari Naga Emas, kedua peserta harap segera naik ke panggung!” kata Hao Jian.
Mei Yin dan Yang Shu segera menaiki panggung arena, dan sikap Yang Shu tetap sama saja kepada Mei Yin, yaitu bersikap menggoda, hal itu membuat Mei Yin merasa kesal.
“Bagus, hajar dia Mei Yin, tendang bokongnya keluar dari arena!” kata Liu Bai yang berteriak keras dari kursi penonton.
Yang Shu menoleh ke arah Liu Bai dengan tatapan mengejek, dia tersenyum seolah-olah ingin mematahkan semangat Liu Bai dan teman-temannya yang mendukung Mei Yin.
Gong segera di bunyikan, dan Hao Jian segera memulai pertandingannya yang membuat Mei Yin segera mengeluarkan cambuknya yang di ikat di samping pinggangnya.