Risma begitu syok ketika mengetahui bahwa suaminya yang bernama Radit yang selama beberapa tahun tinggal terpisah darinya karena dia dipindah kerjakan di luar kota ternyata telah menikah lagi di belakangnya. Hati Risma pun bertambah hancur ketika mengetahui bahwa selama sebelas tahun menikah dengan Radit dan mempunyai dua orang anak ternyata Radit tidak pernah mencintainya. Radit tidak bahagia hidup dengannya dan memilih untuk menikahi mantan kekasihnya di masa lalu. Lalu apakah Risma akan sanggup menghadapi pengkhianantan sang suami , dan apakah Risma bisa bertahan hidup bersama Radit setelah diduakan dan dia sadar bahwa cintanya yang begitu besar hanya bertepuk sebelah tangan...?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy Almira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Kado Istimewa
Dua hari kemudain Risma sudah diperbolehkan untuk pulang. Risma membereskan barang- barangnya dan memasukkannya ke dalam tas. Untuk soal administrasi Ririn yang mengurusnya. Risma memang menggunakan BPJS jadi tidak harus mengeluarkan biaya rawat inap, tapi untuk urusan administrasi memerlukan waktu cukup lama karena harus mengantri dan dalam satu jam baru selesai mengurusnya.
"Risma, kamu dah siap untuk pulang...?" tanya Ririn yang sudah kembali ke ruang rawat Risma.
"Iya, kamu sudah selesai mengurus administrasinya...?" tanya Risma.
"Sudah. Nanti tinggal tunggu perawat mencabut jarum infus..." jawab Ririn .
Tak lama kemudian perawat datang mencabut jarum infus dari tangan Risma. Setelah itu Ririn mengantar Risma pulang menggunakan taksi on line.
Setelah sepuluh menit Risma dan Ririn pergi, Radit datang ke ruang rawat Risma dengan tergesa- gesa. Radit heran mengapa tempat tidur yang ditempati Risma sudah kosong. Radit lalu bertanya pada pasien sebelah. Dan Radit dikasih tahu jika pasien atas nama Risma sudah pulang beberapa menit yang lalu.
Radit segera turun ke lantai bawah berharap bisa mengejar Risma. Namun di lantai bawah Radit tidak menemukan Risma karena dia dan Ririn sudah pergi dengan naik taksi on line.
"Ah, sial kenapa aku bisa telat datang sih..." guman Radit sambil menyibakkan rambutnya ke belakang.
"Pasti Risma akan bertambah kesal sama aku..." ucap Radit.
Radit lalu mengambil mobilnya di parkiran lalu pulang ke rumah menyusul Risma.
Tiga puluh menit kemudian Radit sampai di rumah. Dia langsung masuk ke dalam rumah untuk menemui Risma. Sementara Risma sedang tiduran di kamar. Sedangkan Ririn setelah mengantar Risma langsung pulang ke rumahnya.
"Ris... Kamu sudah pulang dari tadi...?" Radit berjalan menghampiri Risma yang sedang berbaring di tempat tidur.
Risma hanya melirik sekilas pada Radit tanpa menjawab pertanyaan Radit.
"Maaf ya aku nggak tahu kalau kamu pulang hari ini. Tadi aku datang ke rumah sakitnya telat..."
"Memangnya kamu di rumah Umi sibuk ngapain aja...?" tanya Risma.
"A..aku.. Biasa ngurus anak- anak...." jawab Radit bohong. Padahal seharian ini dia sibuk ngurusi Eva yang manja tidak mau ditinggal karena mengeluh pusing serta mual.
"Oh..." sahut Risma.
"Ris, sekali lagi aku minta maaf ya... Aku udah bikin kamu kesal, aku...
"Mas, aku mau tidur... ngantuk, kamu balik saja ke Umi jemput anak- anak pulang. Aku sudah kangen sama mereka..." ucap Risma.
"Iya Ris, aku jemput anak- anak sekarang ya, kamu istirahat saja..." Radit mengusap kepala Risma kemudian mengecup keningnya. Kemudian Radit pergi ke rumah Umi untuk menjemput Rafa dan Sabila.
"Kami pasti bohong lagi sama aku kan mas...? Sampai kapan kamu akan terus- terusan membohongi aku...?'' Risma menangis.
****
Satu jam kemudian Radit kembali dengan membawa Rafa dan Sabila. Risma begitu bahagia bisa kembali berkumpul dengan kedua anaknya, setelah selama enam hari mereka berpisah. Rafa dan Sabila naik ke tempat tidur dan berbaring di samping kanan dan kiri sang ibu.Mereka saling memeluk satu sama lain.
"Ibu sudah sembuh kan...?'' tanya Rafa.
"Alhamdulillah, ibu sudah sembuh. Kemarin waktu ibu di rumah sakit kalian mendoakan ibu nggak...?" sahut Risma.
"Iya dong bu, setiap hari mas Rafa selalu rajin sholat, abis sholat Rafa berdoa deh buat ibu..." jawab Rafa.
"Ade juga, doain ibu..." sahut Sabila tak mau kalah.
"Ih tapi ade sholatnya masih ada yang bolong- bolong bu..." Rafa mengadu.
"Ih mas Rafa... kan ade bolongnya sedikit aja kok, kan waktu itu ade ngantuk..." sahut Sabila membela diri.
"Ah alasan saja..." ucap Rafa menjulurkan lidah, dia suka kalau meledek adiknya.
"ihhh... Ibuuu... Lihat tuh mas Rafa..." Sabila ngambek.
"Nggak papa, kan ade masih belajar, nanti juga lama- lama sholatnya pasti rajin kayak mas Rafa...'' sahut Risma lalu mencium pipi Sabila. Rafa dan Sabila lalu bercerita banyak saat mereka menginap di rumah Ririn.
Melihat anak dan istrinya kelihatan seru bercerita, Radit pun ikut naik ke tempat tidur dan berbaring di samping Sabila.
"Ayah ikutan dong..." ucap Radit.
"Ayah peluk Ade dong, Ade kangen sama ayah sudah lama ayah nggak peluk ade..." ucap Sabila sambil memanyunkan bibirnya.
"Iya...iya sini ayah peluk..." Radit memeluk Sabila.
" Kok cuma ade yang dipeluk Mas Rafa nggak..." Rafa iri.
"Iya sini mas Rafa juga dipeluk..." Radit memeluk Rafa juga yang berbaring di samping Risma. Mereka berempat pun saling berpelukan. Anak- anak terlihat senang. Karena moment seperti ini sudah lama tidak mereka lakukan. Sedangkan Risma terlihat datar- datar saja karena masih kesal dengan Radit. Iya, tentu saja dia kesal, Radit sudah sering membohonginya dan juga mengkhianatinya.
Kalau bukan demi kebahagiaan anak- anak, Risma juga enggan saling berpelukan bersama Radit. Seorang ibu memang kadang harus sering- sering menyembunyikan kesedihannya demi kebahagiaan anak- anak.
Sore harinya Radit harus kembali ke kota B. Anak- anak pun kembali sedih harus berpisah dengan sang ayah. Sebenarnya Radit begitu berat meninggalkan anak istri , apa lagi Risma baru pulang dari rumah sakit.
"Maaf ya Ris, aku harus kembali ke kota B sekarang. Sebenarnya aku ingin mengambil cuti beberapa hari supaya bisa nemenin kamu , tapi nggak bisa,di kantor lagi banyak kerjaan..." ucap Radit.
"Udah lah mas nggak usah bilang pengin nemenin aku segala. Kemarin waktu libur kamu juga janji mau nungguin aku di rumah sakit sampai aku sembuh ,tapi nyatanya sampai aku pulang dari rumah sakit, kamu nggak datang lagi..." sahut Risma.
"I..iya maaf, kemarin kan karena...
"Makannya kamu nggak usah ngasih janji sama aku dan juga anak- anak. Karena kamu nggak bisa menepati janji. Kamu suka berbohong mas..." Risma menatap wajah Radit.
"Ya aku salah, aku minta maaf Ris. Tapi minggu depan aku pulang lagi kok, abah ulang tahun, jadi abah meminta kita semua kumpul untuk makan malam bersama..." ucap Radit.
Risma hanya diam saja tidak ada niatan untuk menjawab ucapan Radit. Dia sudah malas bicara dengannya lagi.
Kemudian Radit pamitan pada anak- anak, kemudian berangkat kembali ke kota B. Tentu saja dia menjemput Eva terlebih dulu di rumah bu Ratna.
...****************...
Satu minggu kemudian Radit pulang. Tentunya bersama Eva yang dia sembunyikan di rumah orang tua Radit. Malam nanti ada acara makan malam di rumah bu Ratna untuk merayakan ulang tahun pak Salim.
Iya, setiap tahun mereka memang selalu merayakan ulang tahun bu Ratna dan pak Salim dengan makan malam bersama. Sebenarnya malas sekali Risma datang ke perayaan ulang tahun tersebut. Dia malas harus bertemu dengan sekumpulan orang - orang munafik yang telah mengkhianatinya.
Radit begitu semangat menyambut hari ulang tahun pak Salim, siang tadi dia membeli kue ulang tahun berukuran sedang dan juga kado . Iya, dia memang selalu antusias sekali jika menyambut ulang tahun kedua orang tuanya. Sedangkan ulang tahun Risma dia tidak pernah ingat sama sekali. Pernah suatu hari Risma protes pada Radit karena tidak pernah memberi kejutan atau pun hadiah saat dirinya ulang tahun.
Radit pun menjawab dengan santai bahwa perayaan ulang tahun itu tidak terlalu penting, dan jika Risma ingin hadiah tinggal minta uang saja darinya dan membeli hadiah sendiri. Karena kebodohan dan begitu menurutnya pada suami, Risma menerima saja segala ucapan Radit.
"Ris, kamu sudah siap...?" tanya Radit yang sudah terlihat rapi dan tampan dengan menggunakan kemeja dan celana panjang warna hitam berbahan katun. Rambutnya disisir dengan rapi. Perempuan mana yang tidak akan tertarik dengan ketampanan pria satu itu.
"Iya..." jawab Risma yang juga sudah siap.
"Kamu bawa kado lain juga buat Abah ..? Kado yang kemarin kita beli mana...?" tanya Radit melihat kotak berukuran sedang di tangan Risma.
"Ada di anak- anak...ini adalah kado special untuk Abah, aku sendiri yang menyiapkannya..." jawab Risma dengan sikap dingin.
Radit tersenyum sambil menatap wajah Risma yang terlihat beda. Iya ,wajah Risma terlihat lebih segar dan cerah. Tentu saja, beberapa hari lalu dia bersama Ririn pergi ke klinik kecantikan untuk melakukan treatment menghilangkan flek hitam bekas jerawat yang membuat kulit wajah Risma menjadi kusam.
Iya, Risma bertekad untuk menyenangkan diri sendiri dengan mempercantik diri. Tentunya itu ide dan ajakan dari Ririn juga. Setelah dikhianati oleh Radit dan keluarganya, hati Risma begitu hancur, jadi apa salahnya jika dia menghibur diri dengan memanjakan diri di klinik kecantikan. Untungnya dia punya tabungan sisa dari uang yang dikirim oleh Radit setiap bulan.
"Ayah, ibu, ayo kita berangkat ke rumah kakek dan nenek, sudah mau jam delapan nih..." ucap Sabila sambil berdiri di pintu kamar Risma.
"Iya ayo sayang, kita berangkat.. Ayo Ris..." sahut Radit. Mereka pun pergi ke rumah bu Ratna dengan menggunakan mobil. Tak lama kemudian mereka sampai. Mereka langsung masuk ke dalam rumah bu Ratna. Di sana sudah ada bu Ratna, pak Salim, Akbar serta Anggi dan anak- anaknya. Aryo tidak terlihat di sana karena dia sedang ada tugas di luar kota. Risma merasa beruntung Aryo tidak datang, karena dia sangat membencinya.
Di sana juga ada Eva yang terlihat sangat cantik dengan balutan gamis warna salem dan hijab dengan warna krem. Iya, Risma akui kalau Eva begitu sangat cantik, wajahnya seperti boneka barbie. Tidak heran jika Radit akan tergoda padanya. Ditambah lagi Eva juga berpendidikan tinggi dan bekerja di kantoran. Menantu seperti itulah yang dinginkan oleh bu Ratna yang cocok untuk Radit.
"Apa kabar mbak Risma...?" tanya Eva dengan senyum yang begitu mempesona.
"Baik..." jawab Risma datar.
"Kata Umi kemarin mbak Risma masuk rumah sakit, mbak Risma sakit apa...?" tanya Eva.
"Sakit tipes..."
"Oh ya ampun.... Tapi sekarang mbak Risma sudah benar- benar sehat kan...?"
"Tentu saja, kamu bisa lihat sendiri kan...?" sahut Risma.
"Iya ,pantas saja malam ini mbak Risma terlihat segar dan cantik..." ucap Eva sambil tersenyum
"Kamu jauh lebih cantik dariku Eva. Pasti banyak laki- laki yang tergila- gila sama kamu..." sahut Risma sambil menatap wajah Eva. Eva pun tersenyum mendengar pujian dari Risma.
"Kapan kamu datang...? Akhir- akhir ini kamu sering sekali datang ke sini...?" tanya Risma.
"Ehm... I..iya mbak, kemarin Eva ditelpon sama Umi untuk datang ke sini merayakan ulang tahun Abah..." jawab Eva terlihat gugup.
"Baguslah kalau kamu ada di sini juga..." sahut Risma.
"Sudah- sudah, jangan ngobrol terus, sekarang waktunya makan. Umi sudah menyiapkan makanan istimewa buat kita semua..." ucap bu Ratna.
Karena seluruh keluarga sudah datang, makan malam pun segera dimulai. Bermacam- macam makanan lezat terhidang di meja makan. Mereka menikmati makan malam dengan lahap. Selesai makan malam acara potong kue pun segera dilakukan.
Radit meletakkan kue ulang tahun di atas meja. Setelah berdoa bersama, pak Salim memotong kue dan membagikannya kepada anak dan cucu- cucunya. Terakhir adalah acara pemberian kado.Pertama Anggi memberikan kado pada Abah.
"Ayo Bah buka kadonya. Ini Anggi dan mas Aryo yang beli di mall. Harganya mahal lho bah, kualitas terbaik...." ucap Anggi.
Pak Salim membuka kado tersebut. Ternyata sebuah jam tangan bermerk. Harganya di atas satu juta.
"Kamu ngapain beli jam tangan mahal kayak gini. Abah biasa pakai jam tangan yang harganya seratus ribu..." ucap Abah.
"Ih abah ini, biar gaul lah Bah, pake barang bermerk...." sahut Anggi.
Kemudian Akbar memberikan kadonya, setelah Akbar, Rafa dan Sabila juga memberikan kado yang dibeli oleh Risma dan Radit. Tak ketinggalan juga Eva memberikan paper bag pada Abah.
"Abah, ini kado dari Eva, semoga Abah suka..." ucap Eva sambil melirik ke Radit. Radit pun tersenyum samar. Risma tahu pasti kado itu mereka berdua yang membelinya di kota B.
Dan terakhir saatnya Risma memberikan kado yang paling special untuk sang mertua.
"Ini Bah kado dari Risma. Kado ini sangat istimewa. Pasti Abah akan terkejut melihat kado yang Risma kasih. Karena kado yang Risma bawa ini lain dari pada yang lain..." ucap Risma memberikan kotak segi empat berukuran tiga puluh centimeter sambil tersenyum pada Abah.
"Apa ini nak...?" tanya Abah sambil tersenyum sekaligus penasaran. Tak hanya Abah yang penasaran tapi yang lainpun ikut penasaran.
"Buka saja Bah, pasti Abah suka..." jawab Risma menatap Abah sambil tersenyum.
Perlahan pak Salim membuka tutup kotak tersebut. Begitu kotak terbuka, di dalam kotak tersebut Abah melihat beberapa pas foto berukuran 10 R dalam keadaan terbalik. Pak Salim mengambil pas foto tersebut dan melihat foto siapa itu.
Mata pak Salim membuat sempurna melihat beberapa foto tersebut. Iya, bagaimana tidak, foto itu adalah foto pernikahan Radit dan Eva. Semuanya ada tiga lembar foto dalam kotak tersebut. Foto pertama adalah saat Radit dan Eva melakukan akad nikah. Foto ke dua saat Radit dan Eva duduk di pelaminan dan yang ketiga adalah foto mereka berenam. Yaitu Radit, Eva, bu Ratna, pak Salim, Anggi , serta Akbar dengan senyum bahagia di bibir masing- masing.
Tangan pak Salim gemetar begitu melihat foto tersebut. Dadanya naik turun karena nafas tak beraturan. Dia tidak menyangka kalau Risma akan mengetahui apa yang selama ini mereka sembunyikan.
"Bagaimana Bah, abah suka dengan foto itu...? Abah terlihat bahagia sekali di sana...? Abah benar- benar bahagia kan...?" tanya Risma menatap lekat pada bapak mertuanya.
Bu Ratna dan yang lain pun bingung dan tidak tahu foto apa yang ada di tangan pak Salim.
"Bah, itu foto siapa...?" tanya Umi mendekat ke arah suami.
"Akbar, bawa anak- anak masuk ke kamar..." ucap Abah.
"Baik Bah..." jawab Akbar lalu membawa Rafa, Sabila , Adam dan Bayu masuk ke kamarnya. Walaupun Akbar sendiri penasaran dengan foto yang dipegang oleh Abah.
"Lihat Bah, foto siapa itu...?" bu Ratna mengambil foto tersebut dari tangan suami.
"Hah....?" bu Ratna tak kalah terkejutnya melihat foto itu. Bagaimana mungkin foto itu bisa sampai ke tangan Risma. Bukan kah selama ini mereka sudah menyembunyikan pernikahan Radit dan Eva dengan rapat.
Radit menggambil foto dari tangan Umi. Radit pun terkejut , dari mana Risma bisa mendapatkan foto- foto ini.
"Risma... Ja ... jadi kamu sudah....''
"Iya Umi , saya sudah tahu semuanya. Semua yang kalian sembunyikan dari saya, saya sudah mengetahuinya. Saya benar- benar tidak menyangka, kalian bisa setega itu sama saya. Kalian mengkhianatiku, kalian menusukku dari belakang...." ucap Risma dengan wajah memerah mehana segala emosi yang bergejolak di dalam dadanya.
Bersambung...