Bian, seorang pria berusia 30-an yang pernah terpuruk karena PHK dan kesulitan hidup, bangkit dari keterpurukan dengan menjadi konten kreator kuliner. kerja kerasnya berbuah kesuksesan dan jadi terkenal. namun, bian kehilangan orang-orang yang di cintainya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D.harris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Langkah pertama
Malam itu, bian rebahan di atas kasur dalam kamarnya yang sederhana. Ditangan kirinya, ia memegang hp android dengan layar kecil dan resolusi kamera yang pas-pasan. ia membuka aplikasi tiktok dan mengetik kata kunci “food vlogger” dan mulai menonton video review makanan.
salah satu video yang menarik perhatiannya adalah seorang pria muda yang dengan santai mereview martabak manis. penyampaiannya yang ringan tapi detail membuat bian terpukau.
“ini martabak ngga Cuma manis, tapi lembut banget pas digigit. susunya kerasa, kejunya ngga pelit. Tapi kalo makannya kebanyakan, mungkin eneg ya” kata vlogger itu sambil tersenyum.
Bian mulai mencatat poin-poin penting : bagaimana vlogger itu berbicara dengan intonasi ramah, focus pada detail rasa. dan selalu menutup dengan kesimpulan singkat.
“kayaknya gue juga bisa bikin kayak gini”
Malam itu bian terus menonton video demi video, mempelajari gaya bicara, sudut kamera, hingga cara mengedit video sederhana. Ia bahkan mencatat nama aplikasi untuk edit video.
......................
Hari minggu bian bertemu lagi dengan fendi di sebuah kafe kecil tidak jauh dari rumahnya. Fendi sudah menunggu dengan segelas kopi hitam.
“gimana bro, udah siap belajar?” sapa fendi dengan senyum lebar.
Bian mengangguk meski dengan sedikit canggung. “gue udah nonton beberapa video. Kayaknya gue ngerti konsep dasarnya, tapi prakteknya gimana, fen ?”
Fendi mengeluarkan sebuah hp android dari sakunya
“nah, karna kamera HP lu kurang bagus, pake ini aja dulu. Gue pinjamin sampai lo bisa beli sendiri”
Bian terkejut “serius, fen ? tapi ini kan HP lo. ntar kalo gue rusak gimana ? ini tipe yang mahal lagi”
Fendi tertawa kecil “santai aja bro, ini HP cadangan gue. Jarang gue pake. Lagian gue pengen lo serius coba hal baru. Jadi ngga ada alasan lo buat mundur. Udah gue install aplikasi video editor juga”
Bian menerima HP itu dengan perasaan campur aduk “makasih banget bro, gue janji bakal jaga baik-baik”
Di kafe itu, fendi mengajarkan bian cara merekam video.
“Pertama lo harus tau angle yang bagus. biasanya orang liat suka close up makanan. Jadi pastiin cahaya cukup dan fokusnya jelas”
Bian memperhatikan dengan serius. Ia mencoba memegang hp dan mengarahkan ke gelas es kopi susu di meja dan merekam sambil berbicara.
“ini kopi susu dengan campuran gula aren. Warnanya keliatan creamy, dan aromanya harum banget. Sekarang gue cobain rasanya”
Setelah mencicipi, ia melanjutkan “ rasanya manis, tapi ngga berlebihan. kopinya cukup kuat, tapi ngga bikin lidah kaget. Cocok buat yang suka ngopi ringan”
Fendi mengangguk puas "bagus bro…! lu punya bakat. tapi jangan terlalu kaku. santai aja kaya waktu itu lo nge review mie ayam. tinggal edit videonya trus upload ke tiktok. jangan lupa buat caption yang menarik dan hashtag yang relevan. ntar dirumah lo coba bikin video sendiri ”
Bian mengangguk dan tersenyum. Hari itu ia merasa ada harapan baru di depan matanya.
......................
Di dapur rumah yang kecil tapi rapi, bian menyiapkan perlengkapan untuk konten pertamanya. Ia memilih jajanan buatan ibunya gorengan dan nasi uduk sebagai bahan review. Minah memperhatikan dari jauh sambil tersenyum kecil.
“ini buat konten bu, siapa tau bisa terkenal, jadi banyak yang beli jajanan ibu nanti” kata bian setengah bercanda, berusaha menyembunyikan rasa gugupnya.
Minah hanya mengangguk. “coba aja nak, semoga berhasil”
Bian mulai merekam dengan HP pinjaman dari fendi. Ia merekam jajanan dari berbagai sudut. Memastikan tampilannya menggugah selera. Ia mencoba bicara seperti food vlogger yang ia pelajari.
“ini gorengan buatan ibu gue, gorengan paling legend di kampung gue. Liat tuh, renyah banget luarnya. Sekarang kita coba rasanya”
Ia menggigit bakwan, lalu melanjutkan “rasanya gurih, sayurnya segar, dan minyaknya juga ngga berlebihan. Ini cocok banget buat sarapan ditemenin teh hangat” kata bian
Tiba-tiba bude larsih masuk ke dalam dapur “bikin apa kamu yan?”
“oh anu bude, konten buat tiktok” jawab bian gugup karena kaget budenya tiba-tiba muncul.
“halah yan yan…ngapain toh buat-buat kayak gitu. buang-buang waktu aja. Cari kerja sana biar ibumu nda usah jualan lagi, nda ngutang-ngutang lagi”
“minah...nih, Cuma ada 100, utang yang kemarin belum dibayar sudah ngutang lagi!” kata larsih ketus sambil pergi meninggalkan dapur.
“ibu pinjem uang lagi sama bude larsih ?” tanya bian
“ia yan, jualan ibu lagi sepi” jawab larsih
“kok ibu ngga bilang sama bian ? tanya bian lagi.
“ibu nda mau kamu ngerepotin kamu yan, kan ojek juga lagi sepi. Kamu nda usah dengerin omongan budemu ya. Kamu coba aja kerjakan apa yang menurutmu baik” kata minah.
Bian sedih melihat ibunya. dadanya sesak karena merasa tidak bisa membantu ibunya.
Bian masuk ke kamar, rebahan di ranjang sambil ngedit video menggunakan aplikasi sederhana di HP. Video itu ia unggah di tiktok, dengan judul “ Review jajanan sarapan legendaris: gorengan buatan bu minah”
......................
Esok harinya, bian membuka aplikasi tiktok dengan penuh harap. Namun. Hasilnya jauh dari ekspektasi. Viewernya hanya belasan, dengan satu komentar dari akun anonim “Biasa aja..”
Hatinya langsung terpuruk. ia merasa usahanya sia-sia “ mungkin emang gue ngga berbakat” gumamnya sambil menatap HP.
Bian akhirnya menghubungi fendi lewat telpon. Suaranya terdengar lesu. “fen, kayaknya gue ngga bisa jadi food vlogger. view gue dikit banget. Ngapain gue buang-buang waktu?”
Di ujung telpon fendi tertawa kecil “yaelah bro, lo baru sekali coba. Semua orang yang sukses pasti pernah mulai dari nol. jangan langsung nyerah cuma karena hasilnya belum sesuai harapan”
“tapi gimana gue bisa bikin orang tertarik fen ? konten gue kayaknya ngga menarik?”
“lo harus eksplor lebih banyak, yan. Jangan Cuma fokus ke rasa makanan, ceritain juga apa yang bikin makanan itu special. Misalnya, sejarahnya, cara bikinnya atau siapa yang bikin. Penonton suka sesuatu yang personal”
Bian terdiam, mencerna kata-kata fendi.
Fendi melanjutkan “gue tau lo bisa, yan. Lo Cuma butuh waktu buat belajar dan menemukan gaya lo sendiri. Trus jangan lupa bro, lo punya sesuatu yang unik, masakan ibu lo. itu ngga semua orang punya.”
Meski masih ragu, semangat bian mulai bangkit lagi. “oke, fen. Gue coba lagi. tapi lo jangan bosen gue gangguin ya?”
“tenang, bro. gue bakal selalu disini buat bantu lo”
Malam itu, bian mulai merencanakan ide konten berikutnya dengan harapan yang baru.
......................
Bian duduk di ruang tamu dengan buku catatan kecil ditangannya, ia memikirkan saran fendi bahwa konten harus lebih personal dan menarik. tiba-tiba ia menoleh ke dapur, tempat ibunya sedang menggoreng pisang. Sebuah ide muncul dikepalanya.
“bu, mau nggak ikut video ku? Tapi harus seru ya” kata bian sambil mendekati ibunya.
Minah tertawa kecil. “ah, ibu malu. emang ibu harus ngapain?”
“simpel aja bu. Kita bikin kayak wawancara sambil masak. Ceritain aja sejarah gorengan ibu. Nanti aku tambah lelucon dikit biar seru.”
Minah akhirnya setuju mereka mulai merekam dengam HP.
“ini dia gorengan legend! buatan tangan emas ibuku! Chef minah haha!”
“chef minah, kenapa gorengan ini kok enak banget? Apa ada mantra rahasianya?” tanya bian dengan nada bercanda.
Minah tertawa sambil menjawab, “mantranya cuma kerja keras dan doa, yan”
Bian melanjutkan dengan mencicipi gorengan sambil memberikan review dengan gaya lucu dan lebay.
“gurihnya kayak cinta pertama, renyahnya bikin lupa mantan. kalian wajib coba !”
Setelah mengedit dengan gaya yang lebih santai dan lucu, ia mengunggah video itu ke Tiktok dengan caption: “Rahasia Gorengan Legendaris Bu Minah! Penasaran ?”