Laras ialah cewek primadona di kampusnya. Parasnya yang cantik bak cewek bule dan wajah imutnya membuat ia banyak disukai kaum adam. Suatu hari Laras diajak sang kakak bernama Fito ke kantor tempat kakaknya bekerja. Laras tidak sengaja tertidur di ruangan kerja Fito. Saat yang bersamaan ada pemeriksaan ruangan karyawan oleh CEO. Ketika CEO masuk ke ruangan Fito betapa terkejutnya ia melihat ada seorang cewek yang disembunyikan karyawannya di dalam ruangan kerja. Bagaimanakah nasib Fito akankah ia dipecat oleh sang CEO? Atau bisakah Laras membantu sang kakak untuk meluruskan kesalahpahaman tentang keberadaannya di ruangan sang kakak? Mari simak ceritanya agar tidak penasaran!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mai story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kondangan bareng
Cherry melihat Rangga di depan toko bunga miliknya. Yaps Cherry memang berteman baik dengan Rangga karena rumah mereka berdekatan, tetanggaan maksudnya.
"Kak Rangga mau beli bunga ya?"
"Mari masuk kak! "kata Cherry.
"Nggak sih, tapi gue mau minta bantuan loe ini penting banget. Tapi loe sibuk nggak? "tanya Rangga.
"Sibuk?"
"Ya, kalau dibilang sibuk nggak juga. Karena toko hari ini lumayan sepi pembelinya, tapi masih ada yang beli juga "jawab Cherry.
"Gue mau minta tolong sama loe, bisa ya bantuin gue buat datang ke acara pernikahan. Sebenarnya kalau cuma datang aja gue bisa, tapi dia punya syarat yang aneh menurut gue. Dia minta setiap tamunya harus punya pasangan, nggak boleh datang sendiri "kata Rangga.
"Mungkin dia pengen makanan di pernikahannya itu cepat habis. Kan mubazir kak kalau nggak habis "kata Cherry.
Rangga tersenyum mendengar perkataan Cherry.
"Ya begitulah, dia nggak tau apa kalau cari pacar itu sulit. Pake kasih syarat begini lagi "kata Rangga.
Laras terkejut saat ia dibawa ke hotel untuk menghadiri acara pernikahan.
"Ceritanya kak Bryan ngajak aku kondangan ya pak "tanya Laras pada Sandy.
"Iya nona"
"Nona tunggu sebentar ya, tuan muda Bryan akan menemui nona "kata Sandy.
"Sebel ah, nggak sesuai ekspektasi. Gue kira dia bakalan menyatakan cintanya sama gue, tapi ternyata cuma nemenin buat kondangan aja "kata Laras setelah Sandy meninggalkannya sendirian di mobil.
Tidak lebih dari 2 menit Bryan kini menemui Laras. Kini Bryan sedang membukakan pintu mobil untuk Laras.
"Sudah cantik tapi mukanya cemberut, mikirin apa sih? "tanya Bryan memegang pipi Laras.
"Apa sih, loe buang-buang waktu gue tau nggak. Kalau cuma buat nemenin loe kondangan mendingan ajak orang lain aja, jangan gue. Gue nggak mau tau, gue mau pulang sekarang! "jawab Laras sambil menepis tangan Bryan di pipinya.
"Jangan dong, ya maaf aku minta temenin kondangan sama kamu. Tapi aku nggak ada cewek lain yang aku kenal selain kamu "kata Bryan.
"Oh jadi gitu, ceritanya gue cuma cadangan nih buat loe?"
"Terus kalau loe udah dapetin cewek yang baru loe bakalan tinggalin gue gitu "kata Laras.
Cup! (Bryan mencium pipi Laras)
"Diem kan! "kata Bryan sambil mengusap pipi Laras.
Demi menutupi rasa malunya Laras langsung memeluk Bryan dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Bryan.
"Ih, jangan dicium malu tau "kata Laras dengan nada manja.
"Perasaan apa ini, kenapa jantung gue jadi berdetak kencang gini cuma karena dipeluk Laras"
"Gue baru tau ternyata gini rasanya jatuh cinta?"
"Berarti bener yang dibilang Rangga kalau sebenarnya gue udah jatuh cinta sama Laras "kata Bryan dalam hati sambil tersenyum dan mengusap kepala Laras.
"Kira-kira butuh berapa lama buat menghilangkan rasa malunya? "goda Bryan.
"Ais udahlah, karena gue udah terlanjur cantik kayak gini. Yuk kita kondangan aja! "kata Laras sambil melepas pelukannya pada Bryan.
Bryan kembali tersenyum melihat perubahan mood Laras yang sering berubah-ubah seperti dirinya.
"Tangan gue jangan dipegang juga! "kata Laras saat tangannya dipegang Bryan.
"Syaratnya harus gandengan biar bisa masuk "kata Bryan sambil mempererat pegangan tangannya pada Laras.
Laras merespon dengan hanya memutarkan kedua bola matanya.
"Lagian gimana kamu bisa masuk, kalau undangannya ada di aku? "tanya Bryan.
"Iya, tuan muda Bryan! "jawab Laras.
Fito dan Lana sedang berbelanja bulanan di supermarket dekat rumahnya.
"Sayang, kita beli buah yuk!"
"Kamu suka buah apa? "tanya Fito
"Beli buah yang disukai sama Laras aja, mas "jawab Lana.
"Iya Laras juga aku beliin, tapi kenapa harus sama kayak Laras "tanya Fito lagi.
"Iya mungkin karena kamu sering jahilin Laras, jadi nggak tau kenapa aku suka sama semua hal tentang Laras. Dari mulai bajunya, makanannya, muka imutnya. Pokoknya semua tentang Laras aku suka "jawab Lana.
"Yah kenapa harus Laras sih sayang?"
"Aku kan papanya, seharusnya baby suka semua tentang aku bukan adik aku "kata Fito.
"Nggak papa dong mas, aku malah seneng baby kita lebih milih mirip auntienya dibandingin mirip sama kamu "kata Lana.
"Sayang kok kamu gitu sih "kata Fito.
"Mau gimana lagi mas?"
"Makanya kalau nggak mau anaknya lebih mirip auntienya, mendingan kamu berhenti ngerjain adik kamu "kata Lana.
Cherry terkejut ketika melihat Laras bersama Bryan ada di hotel yang menggelar acara pernikahan rekan bisnisnya Rangga.
"Hah, Laras ada disini sama Bryan"
"Bryan pemilik perusahaan Bryan's Corp itu, jangan-jangan mereka pacaran?"
"Wah bisa tamat nih riwayat gue, kalau Laras ngadu ke Bryan kalau tadi gue bully dia"
"Bryan kan orang kaya pasti dia bakal lakuin apa aja buat orang yang udah jahat sama pacarnya"
"Bisa-bisa bukan cuma gelar ratu kampus gue yang hilang tapi beasiswa gue juga bakalan dicabut"
"Aaaaa, gue nggak mau itu terjadi. Pokoknya Laras nggak boleh liat gue disini! "kata Cherry sambil menutupi wajahnya dengan tangan.
"Cherry, loe kenapa?"
"Kenapa mukanya ditutup-tutupi? "tanya Rangga.
"I...ini kak Cherry malu, takutnya makeupnya luntur. Lagi pula ini baru pertama kalinya Cherry datang ke acara pernikahan yang diadakannya di hotel "jawab Cherry berbohong.
"It's okey, makeup kamu hasilnya cantik kok. Jadi kamu nggak perlu malu, santai aja!"
"Ya udah kita duduk disana yuk! "kata Rangga.
Begitu masuk ke dalam hotel mata Laras langsung tertuju pada hidangan makanan yang tersedia di meja. Bryan melihatnya pun merasa gemas, sebab Laras sampai-sampai membasahi bibirnya hanya karena makanan.
"Kak Bryan boleh minta kue brownies itu nggak?"
"Soalnya gue penasaran sama rasanya, boleh ya kak? "tanya Laras sambil menggoyangkan pelan tangan Bryan.
"Boleh, yuk kita ambil "jawab Bryan sambil tersenyum.
"Loe juga harus ambil, jadi nanti kalau loe nggak mau biar gue aja yang makan "kata Laras.
Bryan hanya menganggukkan sambil mengusap-usap tangan Laras.
"Nanti biar gue aja yang pilih loe harus ambil browniesnya rasa apa! "kata Laras.
"Kenapa gitu, bukannya semua brownies rasanya sama?"
"Pake coklat semua kan? "tanya Bryan.
"Iya, tapi kan bentuk dan taburan browniesnya beda-beda. Udah deh, turutin aja apa yang perintah dari gue. Jangan banyak protes! "jawab Laras.
"Iya, deh! "kata Bryan.
Cherry masih tidak tenang karena kini Bryan dan Laras duduk dibelakangnya. Akhirnya ia meminta izin Rangga untuk pergi ke toilet.
"Kak, Cherry permisi ke toilet bentar ya, nanti Cherry balik lagi "kata Cherry.
"Mau gue anterin ke toiletnya? "tanya Rangga.
"Nggak usah kak, cuma bentaran doang kok! "jawab Cherry.
