Ervina seorang CEO ZyroCorp harus meregang nyawa akibat ledakan sebuah bom.
Jiwanya harus berpindah pada tubuh seorang gadis yang sedang terbaring koma akibat di dorong dari atap kampus oleh geng yang selalu membully Nessa.
Apakah Ervina yang saat ini menepati tubuh Nessa, bisa menegak kan keadilan untuk Nessa dan Dirinya sendiri??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon laras noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 17
Bi Inah segera pergi dari sana untuk memberikan pakaian itu pada Jaka yang saat ini tengah membersihkan tubuh lelaki yang nona muda mereka bawa.
***
"Jadi siapa lelaki itu sayang" ucap Lestari.
"Nessa juga gak tau mah" ucap Nessa acuh.
Lestari dan Zahir terkejut mendengar jawaban dari putrinya, bagaimana mungkin putrinya membawa seorang pria pulang tapi dia tak mengenalnya.
"Jangan bercanda kamu Nes" ucap Zahir.
"Bener pah, saat di perjalanan taksi yang Nessa tumpangi berenti karena ada perkelahian. Terus saat mau putar balik nyari jalan lain tuh cowo maksa masuk" ucap Nessa.
"Terus kemana kamu bawa kesini sayang" ucap Lestari.
"Mana Nessa tau, pas Nessa turun tuh cowo ikut turun terus tiba tiba pingsan, mana pas di tanya sama Nessa katanya dia gak punya tujuan" ucap Nessa.
"Yasudah kalau begitu besok kita tanyakan padanya, sebaiknya kau tidur sayang sudah malam" ucap Lestari.
"Iya mah, kalau gitu Nessa naik dulu ya selamat malam mah pah" ucap Nessa mencium pipi kedua orang tuanya sebelum dia berlari menuju kamarnya.
Zahir dan Lestari pun memutuskan untuk ke kamarnya untuk beristirahat, sedangkan saat ini Bi inah dan Jaka telah selesai membersihkan tubuh dan luka lelaki yang saat ini tengah terbaring.
"Sekarang gimana bi?" Ucap Jaka.
"Yaudah biarin istirahat aja, udah kamu sana balik lagi ke pos" ucap bi Inah.
"Iya bi" ucap Jaka.
Jaka meninggalkan paviliun untuk kembali ke pos jaganya, sedangkan bi Inah masih berada di kamar laki laki tersebut.
"Tuan kalau nanti malem bangun udah bibi siapin cemilan ya" ucap bi Inah.
Setelah mengatakan hal itu bi Inah pergi dari paviliun meninggalkan lelaki yang tengah terbaring tak sadarkan diri.
Setelah beberapa jam kemudian laki laki itu mulai sadarkan diri, dia melihat sekeliling dan dia melihat sebuah camilan yang berada di atas meja.
"Apa gadis itu yang menyelamatkan ku?" Ucap Ethan.
Kruyuuk ...
Ethan memegangi perutnya yang berbunyi.
"Akh aku lapar" ucap Ethan.
Ethan mengambil makanan yang berada di atas meja dia berfikir pasti itu makanan yang telah di siapkan untuk dirinya, setelah merasa kenyang Ethan mencari keberadaan ponselnya.
Tapi Ethan tak dapat menemukan dimana keberadaan ponselnya, dia merasa frustasi karena saat ini pasti sekretaris sekaligus tangan kanannya sedang khawatir.
"Ah sial*n dimana sebenarnya ponselku, bagaimana aku menghubungi Liam" ucap Ethan.
Ternyata lelaki yang di tolong oleh Nessa adalah Ethan Caprio seorang pemilik perusahaan terbesar dikota Fortisia yang sangat misterius.
Tak banyak yang tahu siapa CEO dari perusahaan Fluxxion mereka di luaran sana hanya mengenal Liam Brave sebagai orang kepercayaan CEO perusahaan tersebut.
Benar saja saat ini Liam tengah berada di markas mafia milik Ethan setelah mengalahkan mafia De Como, Liam kebingungan karena tak dapat mengetahaui keberadaan Ethan.
"Apa kalian tak ada yang melihat Tuan saat kekacauan itu terjadi" ucap Liam.
Mereka semua hanya diam karena memang saat kekacauan terjadi mereka fokus pada lawan yang mereka hadapi.
"Akh si*l bagaimana jika terjadi sesuatu pada tuan" ucap Liam.
"Tenanglah tuan, saya yakin bos akan baik baik saja" ucap Bia dengan nada manja.
Bia adalah satu satunya anggota wanita di mafia yang di dirikan oleh Ethan, mereka semua tahu jika selama ini Bia menaruh perasaan pada Ethan tapi pemimpin mereka tak pernah menanggapinya.
"Bubar semuanya dan termasuk kau juga" ucap Liam tegas.
Mereka semua meninggalkan aula pertemuan termasuk Bia, sedangkan sekarang Liam pergi meninggalkan markas The Red Hand karena hari semakin larut dan besok dia masih harus mengurus perusahaan.
Keesokan paginya.
Setelah menata makanan untuk sang majikan bi Inah bergegas menuju paviliun sambil membawakan makanan untuk pemuda semalam.
Bi Inah memasuki kamar yang di tempati oleh pemuda itu, bi Inah melihat pemuda itu masih asik terlelap di atas peraduannya.
"Bangun den" ucap bi Inah menggoyang goyangkan tubuh Ethan.
"Ah .. masih pagi sebentar lagi am" ucap Ethan tambah mengeratkan pelukannya pada guling.
"Duh nih bocah kira di rumah sendiri apa gak sopan" ucap Bi Inah.
Bi Inah kembali mencoba membangunkan Ethan tapi tetap Ethan tak ingin bangun, bi Inah langsung mengambil gelas berisi air dan menyiram Ethan.
"Ah banjir ... banjir" ucap Ethan teriak teriak.
"Banjir dari mana" ucap bi Inah
Ethan yang mendengar suara orang asing langsung melihat ke arah bi Inah.
"Siapa kamu kenapa ada di kamar saya" ucap Ethan.
Bi Inah yang mendengar ucapan pemuda di hadapannya hanya menggeleng.
"Coba lihat baik baik den, sepertinya aden sudah gila karena pingsan" ucap bi Inah.
Ethan melihat sekelilingnya dia merasa asing dengan kamar yang kini dia tempati, setelah melihat sekeliling dia baru teringat jika dia berada di kediaman gadis yang menolongnya.
"Maaf kan saya, saya kira saya sedang berada di rumah" ucap Ethan.
"Iya tak apa den cepat bangun dan sarapan lalu temui tuan nyonya dan nona muda" ucap bi Inah.
"Baik sekali lagi maafkan saya bu" ucap Ethan.
"Panggil saja bi Inah, kalau gitu saya keluar dulu den" ucap bi Inah.
Setelah kepergian bi Inah Ethan melihat makanan yg telah di sediakan oleh bi Inah untuknya, dia segera menyantap makanan yang telah di siapkan karena setelah itu dia akan menemui gadis yang telah menolongnya semalam.
Sedangkan di ruang makan kini Nessa dan kedua orang tuanya telah selesai sarapan.
"Bi Inah" ucap Zahir.
Bi Inah yang tak jauh dari ruang makan segera menghampiri majikannya.
"Iya tuan" ucap bi Inah.
"Apa pemuda itu telah sadarkan diri" ucap Zahir.
"Iya tuan dia sudah sadar dan maaf saya telah lancang memberikan sarapan untuk pemuda itu" ucap bi Inah menunduk.
"Tak apa bi tak perlu meminta maaf dia juga pasti lapar, kalau begitu tolong panggilkan dia suruh menemui kami di ruang tengah" ucap Zahir.
"Baik tuan" ucap bi Inah.
Bi Inah segera pergi dari sana untuk memanggil pemuda itu, sedangkan Nessa dan kedua orang tuanya segera menuju ke ruang tengah.
Saat ini Nessa tengah memainkan ponselnya dia mendapatkan pesan dari Xander jika dia telah siap untuk berangkat ke Fortisia.
Nessa tengah asik dengan ponselnya, bi Inah dan pemuda yang di tolong oleh Nessa mendekat ke arah Zahir.
"Tuan" ucap bi Inah.
Zahir menatap pemuda yang yang berdiri di belakang bi Inah sambil menundukkan kepalanya, meski hanya sekilas saja Zahir dapat memastikan jika pemuda itu memiliki badan yang bagus dan tegap.
"Terima kasih bi, bibi bisa kembali" ucap Zahir.
"Baik tuan" ucap bi Inah.
Bi Inah meninggalkan pemuda itu bersama majikannya di ruang tengah.
"Silahkan duduk" ucap Zahir.
Ethan mengangkat wajahnya menatap tuan Zahir, dia cukup terkejut melihat siapa yang berada di hadapannya kita tapi dengan cepat dia mengendalikan keterkejutannya.
"Terima kasih tuan" ucap Ethan.
Kini Ethan duduk di sofa yang berhadapan langsung dengan Zahir sedangkan Nessa tak menyadari kedatangan pemuda yang dia tolong.
"Sayang" ucap Lestari menyenggol tangan putrinya.
"Ah iya mah" ucap Nessa menatap sang mamah.
"Itu pemuda yang kamu tolong semalam" ucap Lestari menatap ke arah Ethan.
Nessa mengikuti arah tatapan sang mamah, Nessa cukup terkejut dengan penampilan pemuda itu.
"Ternyata setelah membersihkan diri ternyata dia cukup tampan" pikir Nessa.
Dengan cepat Nessa menggelengkan kepalanya untuk mengusir pikiran anehnya.
"Iya mah pah dia yang semalam pingsan di depan mansion" ucap Nessa menatap Zahir.
Zahir mengangguk mengerti karena semalam dia telah mendengar cerita dari putrinya, kini dia tinggal mengintrogasi pemuda yang berada di hadapannya.
"Jadi siapa kau" ucap Zahir.
"Saya bukan siapa siapa tuan, saya hanya orang biasa yang tak sengaja terjebak dalam perkelahian yang terjadi semalam" ucap Ethan.
Zahir terus memperhatikan kedua mata Ethan dia berusaha mencari kebohongan dari setiap ucapan yang Ethan katakan.
"Siapa namamu nak" ucap Lestari lembut.
"Nama saya Ethan nyonya" ucap Ethan.
"Nama yang bagus seperti wajahnya, iya kan sayang" ucap Lestari melihat ke arah Nessa.
"Biasa aja" ucap Nessa menanggapi ucapan sang mamah.
"Oh iya mah pah Nessa izin keluar dulu ya sebentar ada perlu" ucap Nessa.
"Kamu mau kemana sayang" ucap Lestari.
"Nessa mau keliling aja mah, soalnya Nessa udah mutusin besok bakalan balik ngampus" ucap Nessa.
"Yasudah hati hati sayang, kamu mau bawa mobil sendiri atau di antar supir" ucap Zahir.
"Nessa bawa mobil aja pah, kalau gitu Nessa pergi ya dah mamah papah" ucap Nessa.
Nessa pergi meninggalkan ruang pertemuan itu tanpa menghiraukan Ethan yang saat ini tengah menatapnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...