"paman jelas-jelas kamu juga mencintai aku akan tetapi kenapa kamu tidak mau mengakuinya"
Alena jatuh cinta kepada paman angkatnya sejak dia masih kecil, akan tetapi paman selalu menganggap dia seorang gadis kecil yang sangat imut, apakah si dokter jenius itu akan tergerak hatinya untuk menerima Alena, ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AMIRA ARSHYLA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 27
Keesokan harinya, terlihat Alena masuk ke dalam tempatnya bekerja dengan raut wajah yang sayu.
terlihat matanya merah dan sedikit bengkak.
terlihat beberapa orang berbisik-bisik, akan tetapi ketika Alena mendekati mereka.
Meraka langsung pergi menjauh dari Alena.
Alena kemudian langsung duduk di kursi kerjanya.
"apakah wajahku terlihat sangat aneh...?"ujar Alena dalam hatinya.
Tiba-tiba saja seseorang memanggil Alena.
"Alena...!"ujar kak Jai sambil melambaikan tangannya ke arah Alena.
Alena kemudian langsung menoleh ke arah Jai yang sedang berdiri cukup jauh dari tempatnya duduk.
"kak Jai, ada apa...?"ujar Alena sambil berdiri dari tempat duduknya.
"bos menyuruh kamu untuk pergi ke ruangannya."ujar Jai.
"eh...ada apa ya...?"ujar Alena.
Jai tidak menjawab pertanyaan Alena, akan tetapi dia langsung mengangkat kedua bahunya.
Alena kemudian langsung berjalan ke arah ruangan bos.
Tok...!
Tok...!
Tok...!
Alena kemudian langsung mengetuk pintu ruangan tersebut.
"siapa...?"ujar bos.
"saya alena pak."ujar Alena.
"silahkan masuk."ujar bos.
Alena kemudian langsung membuka pintu ruangan tersebut, setelah itu Alena kemudian langsung berjalan mendekati bos.
"bos, apakah kamu mencari saya...?"ujar Alena.
"silahkan tutup pintunya...!"ujar bos.
Alena kemudian langsung menutup pintu ruangan tersebut.
"duduklah."ujar Bos sambil menatap tajam ke arah Alena.
"apa yang sedang terjadi...? Ekspresi wajah bos sepertinya sedang marah."ujar Alena dalam hatinya sambil duduk di kursi yang berada di depan Meja bos.
"Alena, sudah berapa lama kamu bekerja di perusahaan ini..?"ujar bos.
"sudah empat bulan bos."ujar Alena.
"baiklah, selama empat bulan ini aku sangat senang dan puas dengan hasil kerjamu, tapi."ujar bos mengentikan ucapannya.
"tapi apa yang akan di katakan oleh bos..?"ujar Alena dalam hatinya.
"bos, apakah saya susah melakukan sebuah kesalahan...? Saya tahu saya belum cukup berpengalaman."ujar Alena.
"Alena, kamu itu masih saja Muda dan kamu juga baru saja bekerja, mungkin saja dalam waktu singkat kamu tidak bisa menahan diri dari godaan, tapi aku selalu merasa jika kamu adalah anak muda yang sangat baik."ujar bos.
"bos, saya tidak terlalu faham, apa yang sedang terjadi...?"ujar Alena sambil menatap wajah bosnya itu.
"jika kamu tidak faham baiklah, apa yang sebenarnya terjadi dengan bahan bangunan proyek yang sedang kamu tangani...?"ujar Bos sambil menatap tajam ke arah Alena.
"apakah bahan bangunan yang di pakai oleh pak din bermasalah lagi...? Sebelumnya saya pernah melihat mereka mengganti produk dengan yang lebih rendah, mereka tidak memakai merk cat yang kita rekomendasikan, meraka mengganti dengan cat yang kualitasnya rendah, akan tetapi sayangnya waktu itu saya tidak sempat mengambil foto sebagai barang bukti."ujar Alena.
"tapi Mereka bilang jika kamu yang sudah mengganti semua merk catnya, dan suppliernya juga kamu yang merekomendasikan kepada mereka, lalu bagaimana kamu menjelaskan tentang semua ini...?"ujar Bos sambil menatap tajam ke arah Alena.
"apa...? Mereka sudah sembarangan bicara...! Meraka semua yang sudah menerima suap tapi kenapa saya yang harus di fitnah...!"ujar Alena dengan intonasi suara yang agak keras.
"lalu, bagaimana kamu akan menjelaskan semua ini...!"ujar bos.
Brak...!
bos kemudian menaruh sebuah foto di atas meja.
Alena kemudian langsung meraih foto tersebut.
foto itu ternyata adalah foto ketika Alena sedang makan bersama dengan Adi kemarin.
"apa yang perlu saya jelaskan...? Memangnya kenapa jika saya makan bersama dengan kakak sepupu saya...?"ujar Alena sambil menatap wajah pak bos.
"Alena, aku sudah tahu jika orang itu adalah kakak sepupu kamu, cat yang sekarang sedang di gunakan oleh pak din adalah cat yang berasal dari kakak sepupumu itu, Adi...!"ujar bos dengan intonasi suara yang keras.
"tapi aku tidak pernah bilang kepadanya jika aku bekerja di perusahaan ini."ujar Alena.
"Alena, pak din juga bilang jika mereka menggunakan cat dari adi karena kamu yang sudah merekomendasikan nya."ujar bos sambil mengeratkan rahangnya.
"tapi bos, pada saat itu aku dan kakak sepupu hanya kebetulan ketemu saja, sebelumnya bahkan saya tidak tahu jika dia berada di kota ini juga."ujar Alena mencoba untuk menjelaskan.
"baiklah Alena, aku pikir karena kamu masih sangat muda, kamu juga tidak mengerti apa-apa dan kamu juga baru mulai bekerja, jadi kamu tidak tahan dengan godaan yang sangat menggiurkan, jadi seperti ini saja, jika kamu bisa mengembalikan uangnya dan segera mengundurkan diri, aku akan langsung memaafkan kamu dan tidak akan memintamu untuk bertanggung jawab dengan hal yang lainnya."ujar bos dengan intonasi suara yang pelan.
"bos...! Tapi Masalah ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan saya, saya tidak pernah bersekongkol dengan pak din dan saya juga tidak pernah melakukan hal yang merugikan perusahaan...! Dan saya juga tidak punya uang untuk mengembalikan...!"ujar Alena dengan intonasi suara yang keras.
"Alena, pikirkan dengan sangat matang...!"ujar bos dengan intonasi suara yang keras.
"saya sudah memikirkan tentang itu dengan sangat matang...! Lagi pula apa yang aku katakan sekarang anda tidak akan pernah percaya, lebih baik kalian laporkan polisi saja...! Dan biarkan polisi yang menyelidikinya...!"ujar Alena dengan intonasi suara yang keras.
Alena kemudian langsung berdiri dari tempat duduknya.
"Alena, kamu pikir aku tidak berani memangil polisi...?"ujar bos sambil menunjuk Alena.
Alena Tidak mendengar ucapan bos, dia kemudian langsung berjalan keluar dari dalam ruangan tersebut.
terlihat bos mengeratkan rahangnya melihat tingkah Alena.