Disha sudah lama mencoba untuk menarik perhatian seorang Ryan Alister, tapi usahanya selalu gagal dan tanpa Disha ketahui ternyata Ryan sudah lama mengawasinya. Hingga akhirnya sebuah jebakan Disha persiapkan agar ia bisa mendekati Ryan, tapi ternyata jebakan itulah yang membawa Disha terjebak pada seorang Ryan Alister.
Bagaimana kisah keduanya? apakah masalah keduanya akan terselesaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mau Berenang?
"Kamu gak pulang?" tanya Shinta.
"Kita mau bicara sama Mbak Disha," ucap Intan.
"Bicara apa?" tanya Disha.
"Kita bicara di kantin Mbak," ucap Intan.
"Gak mau, disini aja. Saya harus pulang cepet," ucap Disha.
"Mbak Shinta bisa pergi. saya mau bicara dengan Mbak Disha," ucap Intan.
"Oh oke, gue pulang dulu ya Sha," pamit Shinta dan diangguki Disha.
"Mau bicara apa?" tanya Disha setelah melihat Shinta yang semakin jauh.
"Mbak Disha yang nyulik Mas Toni?" tanya Intan.
"Ngapain saya nyulik Toni, saya gak ada hubungan apapun sama Toni dan kalau kamu mau bahas karena Toni gak masuk hari ini. Itu artinya kamu salah sasaran karena saya gak tau apa-apa," ucap Disha dan melangkah pergi meninggalkan Intan.
"Tapi, saya kemarin melihat secara langsung Mas Toni di bawa dan saya dengar salah satu drai mereka mengatakan jika Mbak Mila sudah mengganggu Mbak Disha, apa bener Mbak?" tanya Intan.
Disha pun menghentikan langkah kakinya dan membalikkan tubuhnya, 'Darimana dia tau kalau Mila ganggu aku, kemarin gak ada siapapun di depan perusahaan,' ucap Disha dalam hati.
"Berarti bener Mbak Disha diganggu Mbak Mila, tapi gimana orang itu tau jika Mbak Mila udah ganggu Mbak Disha, pati ada yang ngasih tau kan dan saya curiga semua ini akal-akalan Mbak Disha," ucap Intan.
"Terserah kamu mau bilang apa, tapi yang jelas saya gak ada sangkut pautnya dengan apa yang kamu bilang," ucap Disha.
"Apa karena Mbak gak nyaman sama Mas Toni makanya Mbak Disha jahat ke Mas Toni dan Mbak Mila?" tanya Intan.
"Saya gak tau apa maksud kamu, tapi yang jelas saya gak tau apa-apa soal yang kamu bicarakan," ucap Disha dan meninggalkan Intan.
"Si*l, dia gak bisa diancam, gagal aku dapat uang," gumam Intan yang melihat Disha masuk ke dalam mobil.
Disha pun sampai di rumah dan melihat Ryan yang berada di halaman tengah berbicara dengan Jack, "Udah pulang, capek?" tanya Ryan dan Jack pun menjauh membiarkan Ryan mendekati Disha.
"Huh, capek. Tapi, gapapa," ucap Disha.
"Mau jalan-jalan biar lebih segar?" tanya Ryan.
"Boleh, tapi kemana? rumah ini kan jauh dari kota," tanya Disha.
"Ya jalan-jakan keliling mansion aja," ucap Ryan.
"Boleh," ucap Disha.
"Ayo," ajak Ryan dan mengulurkan tangannya.
Disha pun menerima uluran tangan tersebut lalu mereka berdua mengelilingi mansion mewah itu, meskipun Disha pernah mengelilingi mansion tersebut. Tapi, ia merasa belum mengenal jauh bagaimana mansion itu.
Mereka pun mengelilingi mansion hingga berakhir di kolam renang, "Bagus banget, aku waktu itu sama Citra gak sampai di sini," ucap Disha.
"Bagus?" tanya Ryan.
"Bagus," jawab Disha.
"Aku dengar kamu suka renang, mau berenang?" tanya Ryan.
"Tapi, aku belum ganti baju," ucap Disha.
"Gak usah ganti baju," ucap Ryan.
"Tapi...," ucaoan disha terhenti lantaran Ryan yang tiba-tiba menci*m bibirnya.
Bahkan tiba-tiba Ryan menjatuhkan tubuh mereka yang tengah berci*man ke dalam kolam renang, para pelayan dan pengawal yang menemani pun langsung membalikkan tubuh mereka, "Huh, Mas kalau mau nyebur lihat kondisi dong," ucap Disha yang berada di pelukan Ryan.
Tubuh Disha saat ini diangkat oleh Ryan sehingga Disha lebih tinggi dari pada Ryan, "Habisnya aku gemes sama kamu," ucap Ryan.
"Gemes apanya coba, kaget tau aku. Mana belum ganti baju lagi, terus pasti wajahku jelek banget," ucap Disha.
"Kata siapa, kamu Cantik banget kok," ucap Ryan.
"Halah gombal terus," ucap Disha.
"Mas gak gombal ya, Mas jujur tau. Kalau gak percaya coba deh kamu bedah otak Mas biar kamu tau kalau Mas ini gak bohong," ucap Ryan.
"Ish, gak gitu juga," ucap Disha.
"Kalian semua pergi," ucap Ryan pada pelayan dan pengawal lalu diangguki oleh mereka.
Ryan sengaja mengusir mereka saat melihat pakai dalam Disha yang terlihat karena pakaiannya yang basah, Ryan menurunkan Disha dan kembali menci*m Disha di dalam kolam renang.
Mereka berenang hanya sebentar setelah itu, Ryan menggendong Disha sampai di kamar lalu Disha pun membersihkan tubuhnya dan diikuti Ryan hingga mereka berdua pun selesai membersihkan diri mereka.
"Mas," panggil Disha yang berada di ranjang sedangkan Ryan duduk di sofa dengan berkas-berkasnya.
"Iya, ada apa?" tanya Ryan.
"Hem, gak jadi deh," ucap Disha dan memejamkan matanya mencoba untuk tidur.
Ryan yang melihat hal itupun bertanya-tanya, lalu ia menghentikan pekerjaannya dan menghampiri sang istri, ia memilih duduk di samping Disha hingga Disha membuka matanya karena merasakan pergerakan.
"Kenapa hem? kok gak jadi, apa yang mau kamu bilang? bilang aja Mas gak akan marah kok," tanya Ryan dan mendekatkan wajahnya pada Disha.
Disha pun gugup dengan tatapan lekat Ryan padanya, ia mengubah pisisinya menjadi duduk hingga akhirnya posisi mereka tidak sedekat tadi.
"Hem, katanya Kein grup investasi ke Festa grup?" tanya Disha.
"Dari dulu kan Kein grup investasi ke Festa bahkan udah di akuisisi, kenapa memangnya?" tanya Ryan yang terlihat serius.
"Gak jadi deh, Mas selesaikan dulu pekerjaannya. Kapan-kapan aja aku bilangnya," ucap Disha.
"Pekerjaan Mas bisa diselesaikan kapan saja, kamu lebih penting Kamu mau bilang apa?" tanya Ryan.
"I-itu Mas, Mas gak mau lagi akuisisi perusahaanku?" tanya Disha.
"Bukannya kamu yang minta Mas buat memutuskan akuisisi atas perushaan kamu, kok sekarang kamu mau Mas akuisisi perusahaan kamu?" tanya Ryan.
'Mampus, Mas Ryan lagi mode serius nakutin banget, gara-gara Gio sih mana gue nurut lagi,' ucap Disha dalam hati.
"Ya gapapa, kalau Mas gak mau juga Disha gapapa. Disha gak maksa kok," ucap Disha yang begitu gugup saat ini.
"Jadinya kamu mau Kein grup kembali mengakuisisi perusahaan tempat kamu kerja?" tanya Ryan.
"I-iya, ta-tapi kalau gak juga gapapa Mas," jawab Disha.
"Udah malam, kamu tidur ya," ucap Ryan dan membenarkan selimut Disha lalu ia kembali ke sofa dan sibuk pada berkasnya.
'Apa yang mau lo harapkan Sha,' ucap Disha dalam hati dan ia pun terlelap.
Sedangkan Ryan yang tengah sibuk pun melihat kearah Disha yang sudah terlelap, lalu ia menghubungi Jack.
^^^Jack, cepat akuisisi perusahaan tempat Disha bekerja.^^^
Tapi, Tuan. Bukankah Tuan meminta untuk membatalkannya.
^^^Iya, tapi sekarang kita harus mengakuisisi perusahaan itu.^^^
"Maaf, Tuan. Tapi sepertinya sulit karena jika kita gegabah kita akan mengalami kerugian dnegan mengakuisisi perusahaan tersebut.
^^^Aku yang akan menanggung kerugian itu, jadi cepat akuisisi.^^^
Baik, Tuan.
Setelah menelpon Jack, Ryan kembali menatap lekat wajah damai sang istri. "Bahkan kalau kamu minta aku lari malam ini aku bakal lari untuk kamu, aku siap mati untuk melindungi kamu," gumam Ryan.
.
.
.
Tbc...