Entah nasib apa yang membawa seorang gadis cantik bernama meliya menjadi pengasuh nenek tua di rumah orang kaya, dan kepincut oleh cucu nya yang tampan apakah kisah cinta mereka berjalan mulus atau tidak?, mari simak cerita nyaa👌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melly Disky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
Pagi pun mendatang kini meliya sedang berada di toko Amira, meliya memutuskan untuk tidak datang kerumah Derren hari ini, karena dia takut kalau Derren akan lebih marah padanya, jadi meliya ikut bersama Amira menjaga toko kue milik Amira.
"mel, ini teh, aku sudah memb baca doa banyak" agar kau baik" saja dan semangat sikit" Amira memberikan secangkir teh untuk meliya yang sekarang ini lagi mengelap beja.
"tidak mau mira, aku tidak ada semangat sekarang, aku tidak selera," kata meliya sambil menghentikan kegiatan nya
"sudah lah, tidak perlu kau mengelap nya lagi itu semua sudah bersih," kata Amira
Tiba tiba saja dari arah depan ada seseorang yang datang,
"permisi" kata seseorang itu,
"ya? Mau beli kue apa?" tanya Mira menghampiri, meliya masih dengan posisi yang sama memunggungi Amira dan orang tersebut, Devan, ya Devan yang sedang menghampiri toko kue milik Amira, Devan begitu terpana melihat kecantikan yang di miliki Amira, sehingga Devan pun di buat menjadi seperti orang salah tingkah
Devan tidak menjawab pertanyaan yang di tanyakan oleh Amira,
"boleh saya berbicara dengan kamu sebentar?" tanya Devan sambil menatap Amira
Amira yang kebingungan pun menunjuk dirinya
"aku? Anda ini siapa?" tanya Amira
"aku Devan Alexander" kata Devan sambil terus menatap Amira.
tiba tiba meliya mendengar nama itu pun melihat kebelakang,
"eh tuan? ada apa tuan datang kesini?" tanya meliya seketika Devan pun tersasar
"boleh saya berbicara dengan, dengan meliya, bukan dengan kamu, ah meliya, saya perlu berbicara dengan mu sebentar," kata Devan yang menjadi salah tingkah
meliya dan Devan agak menjauh sedikit dari arah toko amira, saat hendak melangkah Devan mengedip kan sebelah mata nya, Amira yang merasa aneh pun menjadi bingung dengan kelakuan Devan, Amira hanya melihat mereka dari toko nya. Devan sesekali melirik kearah Amira dan sambil terus tersenyum ke Amira tetapi Amira hanya terdiam saja.
setelah Devan dan meliya membahas sesuatu meliya kembali ke toko Amira, Amira menodong meliya dengan beribu pertanyaan
"apa yang dia katakan?" tanya Amira pada meliya,
"dia menyuruh ku untuk balik kerumah nya, tapi aku tidak bersedia," jawab meliya
"tidak bersedia? Kenapa? Apa kau masih marah?"
"aku tidak marah pada mama ataupun Devan, aku ikhlas menolong mereka,"
"tidak, yang aku maksud itu anak nyaitu, si Derren itu," kata Amira
"aku merasa dia semangkin membenci aku, dia akan menjauhi aku lagi, tadi pun Devan berkata pada ku, dia tidak ada pulang kerumah mama leliya," kata meliya menjelaskan
"tapi kau masih sayang dengan nya kan?" tanya Amira
"tidak,"
"hei kau jangan menipu ku semua sudah jelas di depan mata, ni kau saja memakai jaket nya, kenapa kau tidak mengulang kan ny? kenapa? Karena kau merasa dia akan memelukmu seperti ini ya?" kata Amira, dan meliya pun menjadi malu karena ketahuan pada Amira
"bukan seperti itu, aku memakai nya karena aku,...aku..., aku merasa dingin sekarang," kata meliya terbata bata
"Halah, alsan, tadi kakak nya datang kenapa kau tidak kembalikan saja kepada Abang nya?" tanya Amira
"aku meminjam pada adik nya kenapa aku harus memulangkan kepada kakak nya, kau ini sengaja ya mau menyalahkan ku?"
"eh meliya aku bukan mau menyalahkan mu, aku hanya mau kau meneruskan apa yang sudah kau lakukan sekarang ini, kau tau tidak susah melihat mu buka hati pada laki laki setelah apa yang di lakukan Liam pada mu, meliya, aku mengenal mu kan? Aku mengenal mu dari kecil lagi, aku tau kau menyukai Derren, dan apa yang kau ceritakan ke aku si Derren itu pun menyukai mu kan? Tidak mudah untuk nya jatuh cinta pada mu," kata Amira menjelaskan
"tapi kau tidak tau, cara dia berbicara dengan ku, cara dia menatap aku seperti dia benar" membenci aku, aku tau la dia berkata seperti itu hanya karna dia mau mengusir aku saja,"
"kalau seperti itu kau balik saja kerumah mereka, apa salah nya?"
"baiklah, aku akan perjuangkan cinta aku Mira" meliya menatap Amira dan Amira pun mengangguk kan kepala nya sambil tersenyum, mereka berpelukan dan meliya pun meninggalkan Amira sendirian.
Di sisi rumah leliya kini Bianca datang dan mengikuti leliya,
"Tante tega sekali berbuat seperti itu pada Derren, kasian dia, pantas lah rumah ini diam saja, pasti si meliya sudah kena usir dengan Derren kan?" kata Bianca dan leliya tidak menjawab nya
"itu lah Tante, perempuan seperti itu tidak sepantasnya Tante simpan dirumah ini, lihat lah apa yang sudah dia perbuat dengan keluarga Tante, Bianca bukan apa apa Tante, tetapi Bianca sedih apabila melihat semua nya seperti sekarang, bian takut kalau Derren marah dan pergi keluar negeri lagi tidak akan kembali lagi kesini, dan..."
"Sudah cukup! Derren itu baik" saja!" sentak leliya dan Bianca pun terdiam, sesaat meliya ingin naik keatas Bianca menghentikan langka nya,
"eh Tante mau kemana?" tanya bian
"ke atas, mau Istrahat" dan leliya pun meninggalkan Bianca
"oke, hati" ya,"
tetapi saat melihat meliya sudah tidak ada di hadapan nya, raut wajah Bianca berubah
"Halah, mau mengatai aku kan? Kau tunggu saja, nanti saat aku sudah menikah dengan Derren, aku akan mengantarmu ke panti jompo". Ucap Bianca dalam hati nya sambil tersenyum sini,.
Setelah itu Bianca pun pergi dari rumah leliya, tak berapa lama Bianca pergi kini mobil Derren memasuki halaman rumah leliya, Eny yang melihat itu langsung memberitahukan Kepada leliya, leliya pun cepat" menghampiri anak nya keluar
"Derren," kata leliya sambil memeluk anak nya,
"mama takut Derren tidak akan kembali kesini lagi, Derren tolong, jangan salah kan meliya, dia membuat semua ini karena mama yang meminta nya," kata leliya, Derren pun pergi kearah depan mobil nya dan menyandarkan tubuhnya.
"berapa mama bayar dia ma?" tanya Derren
leliya mendekati anak nya.
"awal nya memang mama ingin membayar nya tetapi dia berkata dia memang ikhlas melakukan itu untuk mama, dia sayang pada Derren, tapi kenapa Derren sampai menjebak dia seperti itu?"
"mama, dia yang menjebak dirinya sendiri, derren hanya ingin tau sifat dia yang sebenarnya, kalau mama mau tau dari awal Derren tidak menyukai dia, tapi karena dia menjaga Oma Dengan baik derren terima dia,"
"tapi Derren meliya itu..."
"mama, Sudah, Derren tidak mau mendengar nama nya lagi, Derren sudah memaafkan dia, tapi Derren tidak mau melihat muka dia lagi di dalam rumah ini,"
belum sempat leliya melanjutkan perkataannya Derren sudah memotong nya.
"sekarang ini mama terus terang dengan Derren, mama ingin tau apa aja tentang Olivia?"
"semua nya, semua nya Derren"
Derren pun mengeluarkan ponsel nyaa dan mencari foto Olivia dan langsung di berikan pada leliya,
Leliya menutup mulut nya
"Derren, cantik sekali dirinya" kata leliya sambil memandangi foto Olivia,
"ini foto kapan Derren? Saat menikah ya?" tanya leliya,
Derren pun menceritakan tentang Olivia pada leliya,
"kami menikah waktu Olivia masih semester 1, waktu Derren menikah dengan Olivia Derren sudah tau dia menderita kanker darah, tetapi Derren tidak mempermasalahkan itu, Derren berjanji akan senantiasa membahagiakan nya, tidak lama setelah itu, Olivia mengandung anak dari Derren, Oliva sangat bahagia waktu itu, kami memang tidak sabar untuk mempunyai anak, apa yang Derren takutkan memang terjadi, dia meninggal waktu kandungan nya berusia 5 bulan," Derren menjelaskan semua nya pada leliya,
"Derren minta maaf, sebab dari awal tidak memberitahu kepada mama,"
"Derren ada bertemu dengan keluarga Olivia?"
"tidak,"
"kenapa tidak coba mencari nya, Derren kenapa seperti itu? Mereka tetap keluarga walaupun Olivia sudah tidak ada, kalau bercerai hidup sekali pun hubungan Derren dengan mertua tidak akan terputus." tanya leliya
"ya mama Derren tau, memang waktu Derren ingin kembali ke Indonesia derren ingin bertemu mereka tetapi Derren takut mereka tidak menerima Derren, ya sebab kami menikah tanpa restu," kata Derren
"Derren, semua orang itu pernah berbuat kesalahan, kenapa Derren menghukum diri sendiri, Derren mama selalu memikirkan masa depan kalian, mama ingin melihat Derren dengan Devan itu bahagia, meliya tidak salah Derren, meliya itu anak baik, dan mama melihat, derren juga menyukai meliya kan?"
"mama, hanya Olivia yang ada di hati Derren, tidak sesiap pun bisa menggantikan dirinya, sudahlah mama,Derren mau berangkat ke kantor dulu"
Setelah itu Derren meninggalkan. Leliyam