Memiliki anak yang memiliki kelainan jantung membuat Diana harus berjuang sendirian karena suami dan semua keluarga tidak mau menerima sang anak yang bagi mereka menyusahkan dan membuat malu.
kerinduan seorang anak pada sang ayah yang di bawa hingga nafas terakhirnya.
Di saat kesedihan Diana di tinggal anak nya ia mendapati bukti perselingkuhan sang suami dengan sekertarisnya.
Karena lelah dan tidak memiliki harapan lagi membuat Diana mengakhiri hidup nya di depan sang suami.
Ingin tau nasib Diana selanjutnya ayo ikuti kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Terus kok kamu percaya sama Bryan kalau dia nyulik kamu gimana?" tanya ayah
"Diana gak takut yah, tapi saat liat kak Adit Diana langsung percaya dan nyaman apa lagi kalau dilihat kak Adit gak doyan cewek jdi Diana aman" jawab Diana
Ayah dan bunda yang mendengar itu tertawa terpingkal pingkal.
"Dek Kakak ini lurus ya gak belok" ucap Bryan
"Ya mana tau liat aja belum lurus atau bengkok" jawab Diana
Mendengar itu Bryan mendelikkan matanya.
"Kamu mesum ya dek" kesal Bryan
"Apaan sih kak, kan bener Diana belum lihat kehidupan Kakak yang lurus atau bengkok, mesum dimananya" jawab Briana bingung
"Kamu kok lucu banget si sayang" ucap bunda sembari mencubit kedua pipi Diana dengan lembut
"Kamu masih sekolah, mau lanjutin disini, tidak jauh dari sini ada sekolah SMP, SMA jadi kamu gak jauh jauh kalau mau sekolah " ucap bunda
"Hahaha... Bunda jangan terkecoh dengan tubuh kecilnya, dia sudah lulus SMA" ucap Bryan
"Oh benarkah... Maaf sayang bunda gak tau" ucap bunda
"Tidak apa apa Bun Diana memang Baby face jadi wajar bunda gak tau" ucap Diana sembari tersenyum.
"Bukan baby face tapi unyil" ucap Bryan
"Bilang aja iri karena wajahnya baby old" jawab Diana
"Hahah... Baby old... Ya kamu benar, karena dia kurang senyum jadi. Cepat tua dan terlalu serius, nanti kalau ketemu kakak pertama dia lebih mengerikan lagi dari Bryan" ucap bunda dan ayah
"Benarkah, wah ayah dan bunda anak anaknya pasti pinter" ucap Diana
"Pinter apa ni, kamu biasanya nyeleneh kalau jawab" ucap Bryan
"Pinter menyimpan rahasia dan expresi, pasti bunda makan hati ya setiap hari, tapi ada yang kurang bunda seharusnya. Buat satu lagi anak bias pas jadi Pandawa Lima" jawab Diana
"Hahaha Pandawa Lima, empat aja susah apa lagi lima botak pala ayah" ucap Ayah Baruna
"Tenang yah nanti kalau mereka sudah pulang akan Diana buat mereka jadi anak manis, liat kak Adit bukanya sudah mulai manis" ucap Diana
"Udah ganteng manis bukanya suami idaman nanti" ucap Diana
Adit yang di bilang begitu memerah karena malu.
"Hahaha... Kamu ini baru datang sudah buat bunda sangat bahagia karena rumah sangat ramai, apa lagi nanti kalau semua sudah pulang pasti tambah heboh" ucap bunda tidak sabar.
"Bunda apa ad ayang bisa di makan, Diana laper belum di kasih makan sama kak Adit" ucap Diana tanpa rasa malu, tidak tau kenapa semenjak bangun dari mimpi buruknya dia menjadi gadis yang berbeda, ia jadi pemberani dan juga bisa banyak bicara. tapi memang saat bertemu Adit dan keluarga nya ia bagaikan sudah kenal lama sangat nyaman dan Tidka tau malu"
"Ya ampun sayang kenapa gak bilang dari tadi ayo, kita keruang makan, kasihan sekali putri bunda lapar" ucap bunda bunga lalu mengajak Diana makan.
Di belakang Bryan dan Ayah Baruna berjalan beriringan.
"Lihat bunda kamu dia sangat bahagia mendapatkan seorang putri" ucap Ayah Baruna
"Iya karena itu Bryan nekat ajak Diana karena kasihan dan khawatir serta ingat bunda pasti sangat senang dengan adanya Diana" ucap Bryan
"Benar ayah juga sangat bahagia melihat bunda bahagia" ucap Ayah Baruna
Tidak lama mereka sampai di meja makan.
"Bi apa ada masakan yang sudah matang?" tanya bunda
"Sudah nya, ini bibi Lagi siapkan sebentar nya" jawab bibi
"Baik BI terima kasih" ucap bunda
Lalu mereka duduk di sana menunggu makan datang.
Tidak lama bibi membawakan makanan yang sudah ada di bantu bibi lainya.
Saat sudah tersusun rapi bunda menyuruh Diana makan, ia mengambil makan dengan teratur dan hati hati tapi cekatan.
Bunda yang melihat itu kagum, lalu mereka pun makan bersama.
Melihat Diana makan lahap tapi tetap sopan membuat ayah dan bunda sangat senang, keempat putranya sangat sulit makan mereka belum pernah melihat anak makan dengan lahap dan terlihat menikmati.
Setelah selesai makan Diana mengucap syukur dan mengambil piring kotor lalu membawa ke wastafel, sudah di larang bunda dan lainya tapi Dian tetap ingin membersihkan nya.
"Sayang apa kamu sudah biasa di rumah, bunda lihat cara mu sangat lincah" tanya bunda yang mengikuti Diana
"Iya bunda" jawab Diana si singkat lalu mereka mengobrol hal lain dan bunda pun sangat senang saat berbicara dengan Diana.
Setelah semua beres Diana minta izin untuk mandi dan bunda mengajak Diana kekamar yang sudah di siapkan untuk nya.
"Nah Diana mulai sekarang kamar kamu disini ya, sebelah kiri kamar kakak pertama sebelah kanan kamar kakak keempat, lalu di depan ini kamar ku kakak kedua dan ketiga" ucap bunda Bunga
"Terima kasih bunda " jawab Diana lalu memeluk bunda Bunga.
"Sama sama sayang, istirahat dulu sana nanti sore semua kakakmu akan kumpul pasti mereka akan kaget ada dirimu tapi jangan tersinggung ya jika melihat mereka yang terlihat kaku" ucap bunda Bunga
"Siap Bun.... Diana mengerti," ucap Diana lalu mereka pun berpisah
Diana membuka kopernya lalu mengeluarkan barang barangnya dan menatanya dengan rapih.
Setelah semua tertata rapi ia pun mandi,
Sedangkan di tempat orang tua Diana mereka sedang kebingungan mencari Diana.
Taxi yang pernah datang menjemput Diana pun sudah di tanyakan, dan Diana hanya menumpang sampai di sebuah tempat lalu mereka kehilangan jejak.
Kedua orang tua Diana sangat marah dengan perbuatan Diana, mereka sudah mencari kemana mana tapi tidak ketemu.
"Anak itu sangat membangkang, kita lihat Sampai kapan dia bisa bertahan di luar sana tanpa uang, jangan kirim dia yang lagi" ucap sang mama
Sedangkan papa hanya diam begitu juga Amar sang kakak.
Sedangkan keadaan Dimas, masih terpuruk karena ia selalu mencari Diana, sebenarnya ia tidak tau kenapa tapi setiap tidur ia selalu gelisah. Terdengar suara anak menangis dan juga sumpah seseorang untuknya. Hati dan pikiran nya selalu tertuju pada diana apa lagi tatapan terakhir Diana dan ucapan nya.
"Diana kau dimana, kenapa kau menghilang dan menolak ku, sebenarnya ada apa ini dan kenapa aku seperti kehilangan sesuatu tapi aku tidak tau apa itu" ucap Dimas dalam hati
Mama Elen yang melihat Dimas hanya terdiam dengan pandangan kosong pun, semakin sedih dn marah.
Malam harinya.
Saat ini Diana dan keluarga Aditya sedang makan malam bersama, mereka pun berbincang sesekali.
Saat itu lah terdengar suara langkah kaki memasuki rumah menuju ruang makan
"Selamat malam bunda tersayang, apa bunda merindukan pria tampan ini?" tanya seorang pria yang baru datang
"Barata...kamu pulang nak, bunda kangen, bunda kira kamu lupa jalan pulang?" Ucap bunda sembari berdiri mendekati putra keduanya yang bernama Barata Aditya Nugraha
"Barata pasti ingat dong kan alamatnya masih sama" jawab Barata
"Kecuali alamat palsu bun" celetuk Diana dan itu membuat ayah dan Aditya tertawa begitu juga bunda sedangkan Barata sangat kaget mendengar suara orang lain ada disana.
Pandangannya tertuju pada Diana yang terlihat sangat cantik yang ada di sebelah adiknya.
Bersambung
haduh sabar ya mas bastian punya adek nemu malah bikin spot jantung terus/Chuckle//Chuckle//Chuckle/
bukan diana