NovelToon NovelToon
Om, Kawin Yuk!

Om, Kawin Yuk!

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Psikopat itu cintaku
Popularitas:15.3k
Nilai: 5
Nama Author: YPS

Luna merupakan anak pertama Raihan Wicaksono yang berusia 23 tahun, dia bekerja pada di kantor swasta sebagai kepala divisi penjualan. Meskipun ayahnya adalah seorang Ahli Bioteknologi dia sama sekali tidak mewarisi bidang pekerjaan ayahnya.

Luna berkhayal bahwa dia ingin mempunyai suami yang di dapat dari rekanan ayahnya seperti kebanyakan film yang dia tonton, sampai pada akhirnya dia ikut ayahnya bekerja dan bertemulah Luna dengan Renzo anak dari rekan bisnis ayahnya. Usia mereka terpaut lebih dari 10 tahun, Luna langsung jatuh hati begitu melihat Renzo. Tapi tidak pada Renzo, dia sama sekali tidak tertarik pada Luna.

"Itu peringatan terakhirku, jika setelah ini kamu tetap keras kepala mendekatiku maka aku tidak akan menghentikannya. Aku akan membawa kamu masuk ke dalam hidupku dan kamu tidak akan bisa keluar lagi," ancaman dari Renzo.

Cegil satu ini nggak bisa di lawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YPS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 29

Pesawat yang membawa Luna dan Renzo akhirnya mendarat di Ambon setelah perjalanan panjang dari Jakarta. Dengan mengantongi izin dari kedua orang tua mereka, perjalanan terasa tenang dan menyenangkan.

Udara tropis yang lembap langsung menyapa mereka saat keluar dari bandara. Johan, yang sejak awal sudah diserahi tanggung jawab oleh kedua keluarga mereka, berjalan di belakang, memastikan segalanya berjalan lancar.

Dari Ambon, perjalanan mereka masih berlanjut menggunakan kapal cepat menuju Pantai Ora. Luna menatap laut biru yang membentang luas di depannya dengan penuh kekaguman.

"Astaga, Renzo... airnya sejernih kaca! Aku bisa melihat ikan berenang di bawah!" serunya dengan mata berbinar.

Renzo sedikit mengerutkan dahinya. "Bisa tidak panggil aku dengan panggilan yang romantis. Contohnya Sayang atau Honey, bisa juga Chagiya dalam bahasa korea."

"Kalau Om saja bagaimana?" canda Luna, mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah tampan Renzo.

Renzo mengecup bibir Luna dengan cepat kemudian mengalihkan pandangannya.

Luna yang tersipu juga mengalihkan pandangannya, kembali melihat keindahan di sekelilingnya.

Renzo tersenyum, merasa puas melihat kebahagiaan di wajah Luna. "Tunggu sampai kita tiba di penginapan. Aku jamin kamu akan lebih terkejut."

.

Dan benar saja.

Begitu mereka tiba di resort tepi pantai, Luna nyaris kehilangan kata-kata. Bungalow kayu yang mereka tempati langsung menghadap laut, dengan balkon pribadi dan hammock yang menggantung di antara dua tiang. Angin sepoi-sepoi membawa aroma laut yang khas, menambah kesan magis di tempat itu.

"Ini lebih indah dari yang aku bayangkan..." bisik Luna takjub.

Renzo menatap ekspresinya dengan senyum kecil. "Aku ingin kamu menikmati tempat ini sepuasnya, Sayang."

Setelah beristirahat sejenak, mereka menghabiskan sore menjelajahi pantai, bermain air, dan menikmati suasana yang begitu damai.

Malam harinya, mereka duduk di tepi pantai, menikmati makan malam romantis di bawah cahaya bulan.

Luna mengaduk jus strawberrynya dengan pelan. "Kalau kita sudah menikah, kamu mau tinggal di mana? Di Jakarta atau—"

"Di mana pun kamu berada, aku akan tinggal di sana." Renzo memotong ucapannya dengan nada serius.

Mereka kembali ke dalam kamar, begitu juga Johan yang kamarnya berada di samping kamar Luna.

Renzo memeluk Luna, mengecup pundaknya dan menghirup aroma tubuh Luna yang selalu wangi. Luna terlihat tersenyum memunggungi Renzo. Mereka berada di balkon kamar.

Semakin lama, kecupan mereka berubah memanas.

Luna menarik tangan Renzo menuju ranjang, menjatuhkan tubuh kekar itu perlahan. Kini Luna berada di atasnya, memandangi kekasihnya lekat.

"Lun sebaiknya kita menahan ini.... " ucap Renzo.

"Kenapa?"

"Aku punya satu lagi kejutan untukmu, besok kita akan menikmati seharian di pantai. Aku tidak mau kamu kelelahan jadi lebih baik malam ini kamu istirahat."

"Oke, lalu.... "

"Aku akan tidur dengan Johan di kamar sebelah sekaligus aku harus menyelesaikan beberapa pekerjaan. Kalau kamu tidak bisa tidur, kamu boleh ke kamar sebelah dan menemaniku." jelas Renzo lagi.

Renzo pun keluar dari kamar, meninggalkan Luna yang masih terpaku di tempatnya. Ia menatap ke arah ranjang kosong itu dan menghela napas lagi.

"Dasar pria menyebalkan..." gumamnya, tetapi senyum tipis terukir di wajahnya.

Malam itu, Luna tidur sendiri. Tapi entah kenapa, hatinya justru merasa lebih tenang dari sebelumnya.

.

.

Tok!

Tok!

Tok!

"Good morning, Sayang. Siap untuk petualangan kita hari ini?" tanyanya lembut.

Luna tersenyum cerah. "Tentu! Aku sudah siap."

Renzo menatap Luna dari ujung kepala hingga ujung kaki. Luna mengenakan pakaian kasual yang membuatnya tetap terlihat cantik dan segar, tetapi Renzo tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya berkata, "Tunggu sebentar. Aku ingin kamu pakai sesuatu yang lain."

Luna mengernyit. "Apa? Kenapa?"

Renzo masuk ke dalam kamar dan mengambil dress putih panjang dari lemari pakaian yang sudah ia siapkan sebelumnya. Bahannya lembut, ringan, dan terlihat begitu anggun.

"Pakai ini. Sebelum kita diving, aku ingin kita foto dulu." ucapnya.

Luna menatap dress itu lalu kembali menatap Renzo curiga. "Kamu tiba-tiba perhatian banget sama outfitku. Ada sesuatu yang aku nggak tahu?" tanyanya menggoda.

Renzo terkekeh. "Nggak ada. Aku cuma ingin kamu terlihat paling cantik hari ini."

Luna mendengus kecil, tetapi akhirnya mengambil dress itu dan mulai mengganti pakaiannya di depan Renzo. Ia sengaja menatapnya penuh godaan saat melepas bajunya satu per satu.

Renzo, yang semula santai, langsung mengalihkan pandangan, berdeham pelan, lalu membalikkan tubuhnya. Ia menggigit bibirnya, berusaha keras menahan diri.

"Luna..." suaranya terdengar penuh peringatan.

Luna terkikik. "Apa? Aku cuma ganti baju, kan?" godanya.

Renzo menghela napas panjang. "Kamu benar-benar suka menguji kesabaranku, ya?"

Luna hanya tersenyum puas sebelum akhirnya selesai mengenakan dress putih itu.

"Sudah, sekarang aku siap," ujarnya sambil berputar kecil. "Gimana?"

Renzo menatapnya, matanya berbinar dengan kekaguman. "Sempurna."

Mereka pun berjalan keluar menuju pantai.

Namun, semakin dekat mereka ke area pasir putih, Luna mulai merasa ada yang aneh. Jalan setapak yang mereka lewati dihiasi dengan pita-pita berwarna burgundy dan soft pink yang berkibar lembut tertiup angin.

Dan yang lebih mengejutkan lagi, kelopak bunga bertaburan di sepanjang jalan menuju gazebo kecil di tepi pantai.

Luna berhenti melangkah, jantungnya mulai berdetak lebih cepat. "Renzo... apa ini?"

Renzo tidak menjawab. Ia hanya menggenggam tangan Luna, membawanya lebih dekat ke tengah dekorasi yang indah itu.

Saat mereka tiba di tempat yang dikelilingi lengkungan bunga dan kain-kain lembut yang tertiup angin, Luna menoleh ke samping—dan detik itu juga, napasnya tercekat.

Di sana, berdiri kedua orang tua mereka. Raihan Wicaksono dan Adrian Kim William, bersama ibu mereka, Dewi Satika dan Maharani yang tersenyum hangat. Tidak hanya itu, di sebelah mereka ada Bimo, Patricia, dan beberapa teman dekat Luna yang ikut hadir.

"Ya Tuhan..." bisik Luna, matanya mulai berkaca-kaca.

Dan sebelum ia bisa berkata lebih jauh, tiba-tiba Renzo melepas genggamannya.

Ia menatap Luna dengan penuh kelembutan, lalu tanpa ragu, ia berlutut di hadapannya.

"Luna..." Renzo menarik sebuah kotak beludru kecil dari sakunya dan membukanya perlahan, memperlihatkan cincin berlian yang begitu indah. Matahari pagi memantulkan cahaya ke cincin itu, membuatnya berkilauan.

Luna menutup mulutnya dengan tangan, hatinya berdegup begitu kencang hingga ia merasa seperti akan meledak.

"Aku pernah berkata bahwa aku ingin bersamamu seumur hidupku. Dan sekarang, di tempat yang indah ini, di hadapan orang-orang yang kita cintai, aku ingin bertanya...

"Maukah kamu menikah denganku?"

Luna mengerjap, menatap pria di hadapannya yang kini dengan penuh ketulusan meminta dirinya menjadi pendamping hidupnya selamanya.

Semua mata tertuju pada Luna, menanti jawaban yang akan mengubah hidup mereka berdua.

Luna menarik napas dalam, lalu tersenyum dengan air mata yang menggenang di matanya.

Dan akhirnya, dengan suara yang sedikit bergetar karena emosi, ia menjawab...

"Ya! Aku mau!"

Kemudian, tepuk tangan dan sorakan menggema di sepanjang pantai. Renzo bangkit, memasangkan cincin di jari manis Luna, lalu menariknya ke dalam pelukan erat.

Suasana berubah menjadi haru dan bahagia. Pelukan, tawa, dan kebahagiaan bercampur menjadi satu di hari yang istimewa itu.

Luna menatap Renzo dengan senyum lebar. "Aku nggak nyangka kamu bisa se-romantis ini, Om."

Renzo tertawa, lalu mencium keningnya. "Apa pun untuk istriku di masa depan."

Dan dengan itu, mereka resmi bertunangan.

Renzo memajukan wajahnya ke Luna hanya berjarak beberapa inci saja dan hampir melahap bibir Luna. Tapi suara berdehem terdengar dari samping, suara Raihan Wicaksono. Mereka semua tertawa bahagia.

1
Shofhal Jamil
kemanaa kamuu thoor
Shofhal Jamil
lanjutt thorr ku kasiihh kau kopii biar makin semngattt
Shofhal Jamil: iyaa kak
samaa" yaaa kuu tunggu selalu ke lanjutan nyaaa
Semara Pilu: Kak kamu suka cerita dark romance gini ya hihihiw terima kasih sekali lho
total 2 replies
Shofhal Jamil
kerenn novel nyaaa alur nya gak bisaa di tebakk buat pembaca kayak saya gak cepet bosannn
Shofhal Jamil
kuu kasiihh secangkir kopi thorr biar tambah semangatt kelanjutan nyaa
Semara Pilu: Wahhhh kak happy banget aku 😬 terima kasih
total 1 replies
Shofhal Jamil
dii tungguu yaa thorr ke lanjutan nyaa
Shofhal Jamil
lanjuuuuttttt thorr
Semara Pilu: Kak kamu selalu gercep 🫶🏻 thank you
total 1 replies
Shofhal Jamil
lanjut thorrr sukses terus
Semara Pilu: Kak seneng banget aku di support terus 🫶🏻
total 1 replies
Shofhal Jamil
sukses terus thorrr
Semara Pilu: Kak makasih lho nggak pernah skip like, makasih udah ngikutin terus. Aku jadi semangat 🥰
total 1 replies
Damar
Keren thor. Aku ngikutin semua novelnya. Sukses selalu
Safura Adhara
bagus menarik cukup bikin penasaran
Safura Adhara
bagus bikin penasaran
Semara Pilu: Aaaa terima kasih, Kak. Semoga lanjut sampai tamat nanti ya 🫶🏻
total 1 replies
Damar
Mantap thor. Lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!