Mikayla adalah Perawat Gigi. Ia telah dikhianati oleh pacarnya sendiri yang berselingkuh dengan teman seangkatan perawat. Pacarnya adalah seorang anggota Polri. Namun cintanya kandas menjelang 2 tahun sebelum pernikahannya. Namun ia mengakhiri hubungan dengan pacarnya yang bernama Zaki. Namun disamping itu ia ternyata telah dijodohkan oleh sepupunya yang juga menjadi anggota Polri. Apakah ia akan terus memperjuangkan cintanya dan kembali kepada Zaki, atau lebih memilih menikah dengan sepupunya?
ikuti kisah selanjutnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mahkota Pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Klarifikasi
"Mau jogging nggak Mik? Enak nih cuacanya habis hujan jadi adem-adem bagaimana gitu." Ajak Ali pada Mika yang hendak naik ke atas kasur setelah melakukan sholat subuh berjama'ah.
"Males ah bang, aku masih mengantuk!" Sahut Mika sambil menguap karena matanya masih sangat mengantuk.
Dengan sigap Ali langsung menutup mulut Mika yang sudah menganga lebar.
"Kalau menguap ditutup dong, nanti setannya masuk."
Ali membungkam mulut Mika, hingga Mika sulit bernapas. Segera Mika membuka bungkaman Ali yang cukup keras.
"Aduh iyaaa, tapi nggak usah begini juga. Aku nggak bisa napas!" Jawab Mika sedikit sewot.
"Jadi, bagaimana? Mau jogging nggak? Mumpung aku dinas siang nih, jadi masih sempat buat kita pergi jogging" Tanya Ali sekali lagi.
Mika menggelengkan kepalanya dengan cepat.
Ali langsung membalikkan tubuhnya dan berjalan meninggalkan Mika yang sudah menjatuhkan tubuhnya diatas kasur.
*
"Astaga, aku lupa semalam ada janji sama Mika. Pasti Mika marah besar-besaran sama aku. Gara-gara baterai aku lowbat." Gumam Zaki setelah menyalakan ponselnya, dan membaca deretan pesan masuk dari Mika bahwa mereka telah janjian akan pergi.
(Mika: Ay, kamu jemput jam berapa?)
(Mika: Ay, kamu sudah jalan belum? Aku udah rapi nih)
(Mika: Ay, nanti kalau sudah sampai kabarin ya, aku di kamar soalnya)
(Mika: Ay, kok nggak balas? Kamu lagi nyetir ya?)
(Mika: Ay, masih lama ya?)
(Mika: Berapa menit lagi ay?)
(Mika: Jadi jalan apa nggak????)
(Mika: Balas dong! Jadi pergi nggak sih?)
(Mika: Sudah jam berapa nih? Sudah malam tapi kamu belum sampai)
(Mika: Sebenernya niat nggak sih ngajakin aku jalan? Jangan diam saja begini!)
(Mika: Sudahlah nggak jadi saja, aku sudah nggak mood)
(Mika: Besok-besok nggak usah ngajakin jalan ya kalau memang nggak niat)
(Mika: Jangan pernah hubungi aku lagi!!!)
Zaki membaca satu persatu pesan dari Mika. Zaki bisa merasakan betapa marahnya Mika padanya.
Sedangkan ia malah asyik-asyikan indehoy dengan Alexa sampai tiga ronde.
Zaki sangat sedih atas kejadian ini, namun ia juga sangat senang disatu sisi ia bisa merasakan nikmatnya bercinta bukan hanya sebuah angan-angan namun benar-benar ia rasakan, dan Alexa yang bisa memuaskannya.
(Zaki: Sayang, maaf banget semalam hape aku lowbat, sedangkan aku tiba-tiba harus ada dinas malam. Aku lupa bawa chargeran sayang, aku juga lupa ngabarin kamu)
Zaki mencoba mengirim pesannya, namun tidak ada jawaban dari Mika.
(Zaki: Sayang, aku terima hukuman dari kamu. Aku minta maaf ya. Ini aku baru saja lepas jaga. Maafin aku ya sayang)
(Zaki: Aku memang salah, aku bukan pacar yang baik buat kamu. Aku nggak pantas buat kamu sayang. Maaf ya!)
Zaki memohon ampun kepada Mika. Namun tak ada satu pesan yang dibalas oleh Mika.
***
Mika membuka matanya, ia cukup mengantuk dan pukul sebelas ia bangun dari tidurnya.
Segera ia meraih ponselnya di atas meja, lalu melihat sudah banyak chat yang dikirimkan Zaki untuknya.
Ia membaca satu persatu.
Namun hatinya masih sangat jengkel karena merasa telah dibohongi dan tidak dihargai sebagai kekasihnya.
(Mika: Aku bilang, nggak usah hubungi aku lagi!)
Mika membanting ponsel nya diatas kasur. Ia segera masuk kedalam kamar mandi dan segera mengguyur tubuhnya.
Selesai mandi, Mika langsung turun kebawah. Ia mendapati Ali dan Omar sedang berbincang-bincang masalah bisnis.
Lalu ia berjalan ke dapur dan mendekati Dian yang sedang membuat minuman dingin untuk Ali dan Omar.
"Eh, keponakan tante yang paling cantik sudah bangun. Mau sekalian tante buatin es jeruk nggak nih?" Sapa Dian pada Mika, keponakan kesayangannya.
Mika memanyunkan bibirnya.
Dian bisa melihat betapa betenya keponakannya itu karena semalam tidak jadi malam mingguan.
Ali dan Omar yang tengah asyik mengobrol langsung menoleh kearah Mika yang sudah berdiri disamping Dian.
"Boleh, Tan." Jawab Mika dengan lirih tidak bersemangat.
"Sudah bangun, Mik? Tadi pagi diajakin jogging nggak mau!" Sahut Ali yang masih duduk disebelah Omar.
"Mager ah, mengantuk!" Jawab Mika singkat.
"Tante aku pingin yang kuah-kuah, Tan." Tiba-tiba Mika merengek pada Dian meminta makanan berkuah.
"Pas banget. Tante masak sop daging nih." Jawab Dian dengan antusias.
Mika langsung berjalan kearah dimana panci sop daging itu diletakkan.
Ia segera membuka penutup pancinya.
"Hmm.. segar banget aromanya. Jadi lapar Tan!" Ucap Mika yang langsung mengeluarkan cengirannya.
Mood nya sudah kembali sedikit ceria berkat sop daging.
"Ya sudah, kita siapkan yuk, sekalian bantuin tante ambil beberapa piring di rak sama sendoknya juga ya Mik. Tante mau bawa minuman dulu ke meja makan." Ucap Dian yang telah menyiapkan minuman dingin dengan teko besar.
"Okay, Tante."
Setelah semua ready. Semua telah berada di meja makan. Dan siap menyantap hidangan makan siang.
"Zaki ngechat aku tuh Mik, dia nanyain kamu." Ucap Ali Sambil menyendokan nasi kepiringnya.
"Bodo amat ah." Sahut Mika tampak sewot.
"Jangan begitu. Katanya dia ngechat kamu, tapi kamu nggak meresponnya." Tambah Ali.
"Aku kan sudah bilang ke dia, jangan hubungi aku lagi. Memang masih nggak jelas buat dia?" Mika melahap makanannya dengan rakus. Tidak peduli ada Dian dan Omar disampingnya.
"Sudah Al, jangan buat mood Mika jadi nggak bagus. Biarkan dia makan dulu." Dian langsung memotong pembicaraan antara Ali dan Mika.
"Iya, nanti malah jadi tidak selera makan. Iya kan, Mika?" Sambung Omar dan kemudian bertanya pada Mika.
"Iya, Om. Benar itu." Jawab Mika mengiyakan.
Ali membisu. Ia melanjutkan melahap makanannya hingga habis tidak tersisa.
Setelah semuanya selesai makan. Dilanjutkan mengobrol diruang keluarga sambil menonton acara televisi.
*
"Bang." Mika langsung menyelonong masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
Terlihatlah Ali yang baru saja mandi dengan rambut masih basah acak-acakan dan ia hendak memakai celana dalam seketika kaget tersentak karena Mika menyelonong masuk tanpa izin.
"Mikaaa!!!! Ketuk dulu dong. Aku lagi pakai celana ini. Jadi keliatan kan." Ucap Ali langsung menaikan celana dalam nya dengan cepat hingga menutupi juniornya.
"Ah, kenapa malu? Aku sudah pernah melihatnya." Sahut Mika dengan santai.
"Ya nggak begitu juga, Mik. Beda cerita itu mah." Ali menjelaskan.
"Bang, aku bete deh."
"Yah gimana dong. Aku mau dinas. Nanti deh balik dinas aku temanin kamu. Mau apa juga aku jabanin." Ali menjawab sambil terus mengenakan seragamnya.
"Bang, kapan-kapan kita jalan keluar kota yuk. Ke Bali kek, atau kemana gitu."
"Yaa, lihat nanti jadwalku dulu ya. Lagian tunggu kamu liburan semester dulu kan.
Besok kamu UAS kan? Belajar sana!" Perintah Ali pada Mika yang masih saja duduk dipinggir kasur milik Ali.
"Okay deh." Jeda. "Bang memang benar ya kita dijodohkan?" Tanya Mika penasaran.
"Yang aku dengar sih begitu." Sahut Ali tanpa menengok kearah Mika.
"Memang kamu mau dijodohkan sama aku? Aku kan tukang ngambek dan ngeselin." Jawab Mika memutar kedua bola matanya.
"Ya, kalau sudah jodoh, mau bagaimana lagi Mik. Takdir hanya Allah yang tahu." Ali menoleh kearah Mika.
Dan kemudian mengambil sisir dibagian rak barang-barang berbentuk panjang.
"Begitu ya?" Gumam Mika lirih, namun masih terdengar oleh pendengaran Ali.
"Kenapa? Kamu nggak mau sama aku? Aku mah netral kok Mik. Kalau nanti kamu dapat dengan orang lain ya berarti kamu bukan jodohku. Karena perjodohan kan hanya rencana manusia. Tapi Allah yang menentukan."
Jelas Ali membuat Mika semakin paham.
"Baiklah, kamu balik dinas jam berapa, bang? Besok pagi aku balik ke asrama. Antar aku ya." Mika bertanya dan sekaligus memberikan informasi bahwa besok ia akan kembali ke asrama.
"Kalau nggak lembur balik jam sepuluh malam Mik. Iya besok aku antar." Ali sibuk dengan sepatunya.
"Ya sudah kalau begitu. Aku ke balik ke kamar ya." Mika beranjak dan berjalan menuju pintu kamarnya.
Tidak lama ponsel Ali berdering.
"Hallo, siap komandan. Sebentar lagi saya akan menuju ke TKP."