NovelToon NovelToon
BARTENDER NAKAL ITU, ISTRIKU

BARTENDER NAKAL ITU, ISTRIKU

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Dikelilingi wanita cantik / Playboy / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Nyai Gendeng

Sebuah Seni Dalam Meracik Rasa

Diajeng Batari Indira, teman-teman satu aliran lebih suka memanggilnya Indi, gadis Sunda yang lebih suka jadi bartender di club malam daripada duduk anteng di rumah nungguin jodoh datang. Bartender cantik dan seksi yang gak pernah pusing mikirin laki-laki, secara tak sengaja bertemu kedua kali dengan Raden Mas Galuh Suroyo dalam keadaan mabuk. Pertemuan ketiga, Raden Mas Galuh yang ternyata keturunan bangsawan tersebut mengajaknya menikah untuk menghindari perjodohan yang akan dilakukan keluarga untuknya.
Kenapa harus Ajeng? Karena Galuh yakin dia tidak akan jatuh cinta dengan gadis slengean yang katanya sama sekali bukan tipenya itu. Ajeng menerima tawaran itu karena di rasa cukup menguntungkan sebab dia juga sedang menghindari perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya di kampung. Sederet peraturan ala keraton di dalam rumah megah keluarga Galuh tak ayal membuat Ajeng pusing tujuh keliling. Bagaimana kelanjutannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nyai Gendeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Speechless

"Jadi apa yang mau lo tau tentang gue sama Galuh?" tanya Ajeng setelah ia dan Arjuna berhadap-hadapan di dalam room kosong yang minim lampu itu.

"Hubungan lo sama dia. Gue gak lihat kalo kalian itu saling mencintai. Pernikahan itu jadi sedikit bulshit gue lihat dari lo berdua."

Ajeng meremas jemarinya. Apa tindakannya untuk mengatakan yang sebenarnya kepada Arjuna adalah tepat? Namun, sudah kepalang basah juga, Arjuna sudah curiga dengan pernikahan pura-pura itu. Lagipula, Galuh juga sudah mengingkari kesepakatan untuk tidak dekat dengan wanita manapun selama masa pernikahan pura-pura itu berjalan.

Jadi Ajeng akhirnya mengangguk. Ia memutuskan untuk menambah satu orang lagi yang tahu tentang kebenaran kisah itu selain Vira yang sudah lebih dulu tahu.

"Lo benar, gue dan Galuh gak benar-benar ada hubungan. Kami terpaksa menikah karena terlanjur terlibat satu kesepakatan. Kami saling dijodohkan oleh orang tua masing-masing, Galuh dengan anak teman baik keluarga besarnya sementara gue dengan anak teman baik bokap gue. Galuh yang nawarin gue buat batalin perjodohan-perjodohan itu dengan cara mengaku bahwa gue hamil anak dia yang akhirnya berakibat kami harus dinikahkan."

Arjuna diam mematung, dia menggeleng-gelengkan kepalanya, seolah apa yang dikatakan oleh Ajeng barusan tidak benar. Sungguh Arjuna tidak menyangka bahwa Ajeng dan Galuh nekat mempermainkan pernikahan mereka.

"Kami terpaksa." Ajeng tanpa sadar memegang jemari Arjuna, berharap lelaki itu percaya.

"Oke ... Gue rada speechless denger ini semua dari lo. Ini gak baik, Ndi. Lo bisa membuat diri lo sendiri terjebak. Lo gak bisa bebas dekat orang lain karena ada ikatan pernikahan sementara lo sendiri terpaksa dengan itu semua."

Ajeng terduduk lemas. "Gue juga kepikiran kok, Jun. Gue Bingung banget gue mesti gimana."

Ajeng mendesah pelan.

"Gue gak bisa biarin lo begini, Ndi. Jujur, dari awal gue lihat lo, gue udah suka. Gue pikir gue bisa deketin lo tapi ternyata lo malah bakal nikah sama temen gue sendiri. Sekarang, kalo Galuh bisa dengan mudahnya dekat sama perempuan lain, apa lo gak mau coba ikutin cara dia juga?" tanya Arjuna penuh harap.

Ajeng menggigit bibirnya, jujur saja, melihat Galuh tadi berciuman mesra dengan perempuan lain, ia jadi kesal dengan lelaki itu. Namun, untuk saat ini, Ajeng justru tak ada pikiran ingin melakukan hal yang sama seperti yang sudah Galuh lakukan kepada perempuan lain."

"Lo juga berhak bahagia, Ndi."

"Gue bakal pikiran, Jun. By the way, makasih banyak ya lo udah mau dengerin gue. Gue juga gak ngerti harus gimana sekarang."

"Ndi, gue selalu siap buat lo." Arjuna meraih jemari Ajeng lalu menggenggamnya lembut.

"Ini terlalu cepat, Jun. Kita baru mengenal."

"Gue bakal tunggu sampai kesepakatan lo dan Galuh berakhir. Boleh kan?" tanya Juna penuh harap.

Ajeng kembali menggigit bibir bawahnya, mungkin tak ada salahnya jika dia mulai membuka hati untuk pria lain. Toh, nanti pernikahannya dengan Galuh juga akan berakhir.

"Kita lihat aja nanti ya. Sekarang, gue mau balik ke bar."

"Gue bakal selalu nunggu lo, Ndi."

Ajeng mengangguk, meninggalkan Arjuna yang sudah bersorak riang karena mengetahui satu fakta, gadis pujaannya hanya menjalani pernikahan pura-pura dengan Galuh. Ia tak peduli jika nanti Galuh akan membencinya, toh temannya itu juga bebas dekat dengan perempuan lain.

Akan sangat tidak adil jika Ajeng dibiarkan melihat kemesraan Galuh dengan wanita lain. Arjuna memang betulan sudah jatuh cinta kepada bartender cantik itu. Ia akan memperjuangkan Ajeng setelah tahu kebenaran cerita Ajeng dan Galuh.

Saat kembali ke meja bar, Ajeng nampak lebih murung bahkan beberapa sapaan pengunjung setia yang biasanya selalu dia balas, kini tak lagi mendapat balasan darinya.

"Kenapa sih, lo kok lesu gitu malem ini? Tar lagi lo atraksi loh." Riko datang dari arah belakang lalu menepuk bahu Ajeng. Ajeng melengos sebentar.

"Lagi males gue."

"Tumben-tumbenan lo males gini, biasanya yang paling semangat tiap ada party itu elo."

Ajeng melengos lagi, ia menyesap minuman yang tadi diracik untuknya sendiri dengan tatapan menerawang. Ajeng beneran tidak konsen untuk bekerja malam ini. Ketika melihat Galuh bersama perempuan lain, lalu Arjuna yang menyatakan perasaannya.

"Kenapa sih gue mesti mikirin Galuh segala? Dia aja gak mikirin gue kan?" Ajeng bertanya sengau pada dirinya sendiri. Riko menepuk lagi pundak Ajeng.

"Waktunya lo atraksi noh. Dari tadi udah dipanggilin."

Ajeng menatap sebal Riko yang menunjuk panggung di mana Ajeng akan melakukan atraksi juglingnya malam ini. Kendati sedang terbebani dengan dua hal tadi, Ajeng tetap tampil memukau. Para tamu bertepuk tangan. Ajeng tampil begitu apik hingga banyak pengunjung mengabadikan atraksinya lewat rekaman ponsel. Arjuna menatap kagum pada Ajeng yang begitu lihai. Sungguh wanita pecinta seni seperti Ajeng adalah dambaan Arjuna sedari dulu.

"Pokoknya, Indira harus bisa jadi milik gue." Arjuna berseru di dalam hati, mengetahui satu fakta bahwa Galuh dan Ajeng sejatinya tak ada rasa. Ia bisa kembali mendekati Ajeng secara perlahan mulai saat ini.

Saat waktu sudah menunjukkan pukul setengah empat pagi, Ajeng keluar dari club malam. Ia menyusuri jalan, menunggu Galuh yang belum juga datang.

Hingga sudah cukup jauh ia melangkah, lampu mobil Galuh menyorot tepat kepada Ajeng. Ajeng membuka pintu mobil lalu tanpa bicara apapun kepada Galuh ia memejamkan matanya.

Galuh juga tiba-tiba merasa tak enak dan sedikit merasa bersalah karena sudah membuat Ajeng melihat kemesraannya bersama perempuan lain di dalam mobil beberapa jam yang lalu.

"Lo capek banget?" tanya Galuh mencoba mencairkan suasana.

Ajeng tidak menyahut, hanya terus memejamkan matanya.

"Gue tanya lo, Ajeng." Galuh bersuara lagi.

Ajeng kali ini menoleh. "Cuma ngantuk. Anterin gue ke kosan."

"Mau ngapain?" Galuh meradang.

"Ya pulanglah. Tempat ternyaman gue tuh di sana."

"Gak bisa selama masa kesepakatan kita, lo tetap mesti tinggal di rumah keluarga gue."

Ajeng menatap Galuh dengan tajam, baru kali ini Galuh melihat kemarahan di mata gadis itu.

"Emang kesepakatan kita masih ada? Bukannya udah lo langgar beberapa jam tadi?" tanya Ajeng akhirnya. Galuh terdiam.

"Kita balik ke apartemen gue," putus Galuh akhirnya dengan Ajeng yang kembali mengalihkan pandangannya ke depan.

"Terserah, asal gak balik lagi ke rumah keluarga lo yang penuh aturan itu!" balas Ajeng sengit.

Selama ini dia sudah berusaha menjadi menantu yang baik, menuruti semua kehendak mertuanya juga menuruti kata-kata Galuh. Namun, sekarang Ajeng sudah jengah dan rasanya ingin secepat mungkin menyudahi hubungan tidak jelas keduanya.

"Gue harus cari alasan apa?" tanya Galuh sambil berpikir.

"Bilang aja sama keluarga lo gue udah keguguran karena mabok. Jadi kita juga bisa pisah secepatnya."

Galuh diam seribu bahasa.

1
YuWie
waduhhh..kanjeng ibu..mata2 nya Banyak. Konyol gak sih pas jari ajeng dan galuh ketuker2..hihi
YuWie
jiannn pasangan absurd oigh..tapi luciui
Nyai Gendeng
makasih kakak♥️
YuWie
yang bener luh galuh..gak bakal jatuh cinta tapi bucin iya...cieee
YuWie
Diajeng punya sex appel brati ya Luh Galuh... baru jilat es cream aja sdh bikin kamu bayangin yg enggak2
YuWie
tuh cantik larasnya..modern..kenapa gak mau. Ternyata Galuh tukang celupan ya..kasihan perawan diajeng donk
YuWie
kan seru kan interaksi si banhsawan dan si bertender
YuWie
bukan bikin sial..tapi malah jodohmu itu bangsawan..xixixi
YuWie
enak lho ini gaya ceritanya asyik untuk dibaca.. next klo sdh ada vote ku vote lah..skrg ku favoritnya..tapi lanjutin ceritanya sampe tamat bakal alway ku dukung kak othor.
YuWie
satpam gak estetik ya diajeng
YuWie
hihihi..aturan beol bgmn tuh. Ngenden harus tetep gantheng dan cantik kali yaaa
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Gohan
Saya benar-benar merasa terhubung dengan tokoh utama dalam kisah ini.
Nyai Gendeng: trimakasih, gengs💗
total 1 replies
Trunks
Cinta dalam setiap kata.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!