Ledakan yang terjadi di jagat raya (Big Bang) hingga membentuk milyaran alam di seluruh semesta alam ternyata tak hanya sekedar ledakan saja, ada banyak rahasia tercipta di sana.
Seorang anak yang dinyatakan tak berbakat karena tak memiliki unsur kekuatan ternyata mampu membalikan semua pernyataan orang.
Bagaimana perjuangan Yuang Fengying untuk menjadi sosok yang terkuat? ikuti cerita ini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sigi Tyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Menjadi murid perguruan Tameng Jiwa
"Yu Nan...!."
Yu Nan maju setelah namanya di panggil oleh tetua Utama Alam Suci, Lin Cen.
Anak muda berusia 12 tahun tersebut langsung meloncat ke arah podium yang sudah disediakan.
Karena dia berasal dari keluarga Yu yang menjadi pemilik dan penguasa udara, maka tubuh nya sangat lah ringan serta gerakannya sangat cepat.
Yu Nan terlihat menari nari memperagakan jurus jurus yang di dasari oleh elemen udara.
Gerakan nya sangat kuat, cepat dan gelombang serangan nya terkadang menyebar hingga ke arah penonton.
"Jurus yang luar biasa.."
"Sangat kuat, seperti gelombang menyapu sekitar."
Semua mata tertuju ke arah Yu Nan, jelas semua menunjukkan rasa kagum dalam sorotan matanya.
Tetua utama Alam Suci, Lin Cen langsung berbinar, sosok murid berbakat sudah pasti akan menjadi anak didiknya.
Berturut-turut para peserta di panggil untuk maju untuk mempertunjukkan kekuatan bakat yang dimiliki nya.
**
"Yuang Fengying..!.''
Akhirnya setelah melewati beberapa peserta, nama Yuang Fengying di panggil oleh kepala desa.
Kenapa kepala desa yang memanggil? karena dua tetua utama terlihat saling melempar 'kesempatan' memanggil nya, mereka terkesan enggan untuk mengangkat anak murid yang terlihat sangat biasa, bahkan ada kesan dia bisa lolos sejauh ini karena sebuah keberuntungan.
Mendengar kepala desa yang memanggil Yuang Fengying, orang orang sudah paham apa maksud nya, sebagian orang ada yang mencibir, menghina dan meremehkan, namun masih ada juga yang terlihat ikut prihatin dengan keadaan Yuang Fengying tersebut.
"Tunjukkan kemampuan mu..!.'' kepala desa berseru setelah Yuang Fengying maju ke tengah podium.
Yuang Fengying konsentrasi sejenak lalu mulai memperagakan jurus jurus yang dia pelajari dan kuasai, jurus sederhana dari bimbingan sang Ayah. Sebuah jurus biasa biasa saja dari ranah kultivasi menengah awal yang di kuasai Yuang Hauti.
Meski sangat sederhana jurus yang di peragakan anak usia 7 tahun tersebut, namun sebenarnya gerakan nya sangat akurat dan mantap, tapi itu belum cukup untuk menarik minat dua kekuatan perguruan yang ada di desa tersebut merekrut nya.
"Dia milik mu..!.'' teriak tetua Lin Cen dari perguruan Alam Suci, dengan enggan.
Dengan menyeringai Song Wei hendak menolak 'Pemberian kesempatan' tersebut, namun Lin Cen kembali berkata, "Jika perguruan Tameng Jiwa memang hebat dalam pertahanan pasti mampu mendidik nya." pancing tetua Alam Suci dengan tersenyum miring.
Song Wei mendengus mendengar perkataan tersebut ingin rasanya menolak namun rasa di sepelekan jika tak menerima tantangan tersebut, "Baiklah aku ambil anak ini, kalian lihat saja dia akan mampu bersaing nanti dengan murid muridmu.'' seru nya sambil bangun berdiri dari tempat duduk nya dengan kesal.
Pemilihan calon murid perguruan telah selesai, dari 97 anak yang dinyatakan lolos hingga babak ketiga kemarin, kini semua sudah tersalurkan ke dua perguruan di desa Bunga Abadi.
Perguruan Alam Suci mendapat kan 48 murid sedang kan perguruan Tameng Jiwa mendapat 49 murid dengan Yuang Fengying sebagai tambahan, murid yang 'tak diharapkan'.
Para murid kini sudah berbaris di belakang para master-nya, mereka akan di bawa menuju ke perguruan masing masing saat itu juga.
Yu Nan, Lu Wen dan Fu Haifang terpilih menjadi murid perguruan Alam Suci, sedangkan Annchi, Han Liong dan Yuang Fengying menjadi murid perguruan Tameng Jiwa.
**
Yuang Fengying kini sudah berjalan mengikuti para Tetua Tameng Jiwa menuju ke markas perguruan tersebut.
Untuk ukuran perguruan setingkat Tameng Jiwa dan Alam Suci biasanya mereka hanya memiliki hewan tunggangan tingkat rendah seperti kuda, kerbau atau sapi dan kini mereka tak menggunakan itu. mereka memilih untuk berjalan.
Yuang Fengying bersama yang lain nya berjalan mengikuti para tetua Tameng Jiwa ke pusat perguruan itu.
Sepanjang perjalanan pandangan para murid baru tak lepas dari alam sekitarnya, kekaguman jelas terlihat dari tatapan bocah bocah tersebut, selama ini mungkin mereka belum pernah melihat dan melewati tempat itu.
Desa Bunga Abadi sangat luas, jika dibandingkan dengan desa yang ada di kehidupan kita mungkin sepuluh kali lipat luasnya, jadi wajar jika bocah bocah itu belum menjelajah keseluruhan desa.
Pepohonan yang tinggi menjulang dan cukup rindang dengan latar belakang penampakan gunung gunung yang jauh serta bangunan bangunan yang cukup megah sepanjang perjalanan cukup menarik perhatian anak anak tersebut.
Yuang Fengying sangat terpana akan semua itu.
Hampir seharian kelompok tersebut berjalan dengan beberapa kali istirahat, jika tanpa anak anak para tetua hanya cukup berlari dengan cepat dan tak membutuhkan banyak waktu, namun kini mereka tak bisa melakukan itu.
Mendekati sore hari akhirnya kelompok tersebut tiba di markas perguruan Tameng Jiwa, luasnya desa Bunga Abadi membuat perjalanan itu sangat lama.
Berbeda dengan perguruan Alam Suci yang berada di sisi timur desa, perguruan Tameng Jiwa berada di sisi barat desa tersebut.
Perguruan Tameng Jiwa berada persis di perbatasan dengan desa sebelah yaitu desa Tanah Merah.
Desa Bunga Abadi dan desa Tanah Merah berada dalam satu distrik, yaitu distrik sebelas, kabupaten Bukit Bunga propinsi Lembah Naga dan masuk wilayah kekuasaan Istana Bintang.
Dalam satu Distrik rata rata terdapat 9-10 desa yang di bawahi.
"Cepat masuk..!, hari sudah mulai gelap, akan berbahaya jika kalian para bocah masih berada di luar gerbang." seru tetua Liu Bai, salah satu tetua yang ikut bersama Song Wei menguji murid baru.
Selain tetua Liu Bai, ada juga tetua Mu Zan, dan tetua Kang Jiang.
Perguruan Tameng Jiwa di pimpin oleh tetua Utama Song Wei di bantu oleh 5 tetua inti, mereka adalah Liu Bai, Mu Zan, Kang Jiang, Ji Rion dan Ming Mei satu satunya tetua perempuan di sana.
Selain para tetua itu, ada juga para sesepuh yang juga menjadi penasehat dan pelindung dari perguruan Tameng Jiwa.
Sedangkan untuk para murid dibedakan menjadi tiga, yaitu murid umum dan murid utama serta murid pribadi.
Murid umum adalah murid secara keseluruhan belum benar benar menjadi murid perguruan tersebut, tinggal di wilayah bagian luar dari perguruan, sedangkan murid utama adalah murid yang dianggap memiliki kelebihan, sudah di anggap sebagai murid resmi perguruan tersebut, bermukim di wilayah dalam perguruan tersebut dan murid pribadi adalah murid pribadi para tetua memiliki status lebih tinggi di banding murid utama.
Semua murid baru, tentu saja menjadi murid umum, mereka akan menjadi murid utama jika sudah menunjukkan sebuah prestasi dan memiliki bakat khusus.
Beruntung bagi Annchi dan Han Liong, mereka langsung menarik minat para tetua dan di angkat menjadi murid pribadi.
Annchi menjadi murid pribadi tetua Ming Mei, sedangkan Han Liong menjadi murid pribadi tetua Liu Bai.
Yuang Fengying hanya menjadi murid umum, dengan bakat yang tak di anggap dia hanya bisa menjadi murid golongan tersebut.