Cinta Arumi dan Ryan ditentang oleh Mami Rosalina karena perbedaan status.
Kejadian tidak terduga ketika Arumi menabrak Reyhan yang merupakan kakak dari Ryan. Arumi diminta untuk bertanggung jawab karena Reyhan mengalami kebutaan akibat dari kecelakaan itu.
Tahu Arumi adalah mantan kekasih Ryan, Reyhan memintanya untuk menjadi istri dan mengurus segala keperluannya.
Bagaimana perasaan Arumi ketika tahu laki-laki yang dinikahinya adalah kakak dari Ryan, orang yang sangat dia cintai?
Apa yang akan terjadi kepada mereka ketika tinggal serumah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2. Meminta Pertanggungjawaban
Bab 2. Meminta Pertanggungjawaban
Tubuh Arumi bergetar hebat saat melihat kepala orang yang ditabraknya mengeluarkan banyak darah. Dia tidak menyangka hal ini akan terjadi. Gadis itu merutuki dirinya karena tidak berhati-hati.
"Ambulans masih dalam perjalanan, 'kah?" tanya laki-laki yang memakai jaket berwarna merah. Dia mencoba menghentikan pendarahan dengan menutupkan saputangan pada lukanya.
"Iya. Jarak ke sini cukup jauh, Bram. Jadi, tunggu saja," balas laki-laki yang memakai jaket hitam, belakang diketahui bernama Brandon.
"Ya Allah, aku mohon selamatkan dia," batin Arumi. Gadis itu ikut berjongkok di samping Reyhan.
Sekitar setengah jam sejak menghubungi pihak rumah sakit, akhirnya ambulans datang. Reyhan dibawa di temani oleh Arumi karena dia diminta bertanggung jawab.
Keadaan luka Reyhan sangat serius sampai harus melakukan operasi besar saat itu juga. Arumi tidak tenang karena takut terjadi sesuatu kepada Reyhan.
"Bram, kamu sudah hubungi Om Dewa?" tanya Brandon.
"Sudah. Tapi, saat ini Om Dewa sedang berada di Makasar. Mungkin Tante Rosalina yang akan datang," jawab Bram.
Arumi hanya bisa berdoa di dalam hati agar semua baik-baik saja dan berjalan lancar. Dia tidak memikirkan hal yang lainnya lagi.
Operasi akan dilakukan setelah ada persetujuan dari pihak keluarga. Tidak sampai 15 menit operasi untuk Reyhan segera akan dilakukan karena sudah ada pihak keluarga yang datang ke rumah sakit.
"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa Reyhan sampai bisa luka separah ini?"
Arumi menoleh karena merasa mendengar suara yang tidak asing baginya. Betapa terkejutnya dia ketika melihat ada Mami Rosalina kini berdiri bersama tiga orang laki-laki yang merupakan teman Reyhan.
"Tante Rosalina? Bagaimana mungkin?" batin Arumi. Karena dia tidak menyangka kalau wanita itu merupakan keluarga Reyhan.
"Terjadi kecelakaan tak terduga, Tante," jawab Bram.
"Kalian ini senang sekali melakukan hal yang sia-sia dan tidak berguna. Lihat akibatnya!" ucap Mami Rosalina.
Ketiga laki-laki itu tidak ada yang menyahut lagi ucapan Mami Rosalina. Mereka kini malah terlihat terdiam seperti sedang berdoa.
"Mami! Bagaimana keadaan Kak Rey?" Ryan datang dengan napas terengah-engah karena berlari.
"Masih di dalam ruang operasi," jawab Mami Rosalina.
Ryan menoleh ke arah perempuan yang sedang duduk dengan kepala tertunduk. Dia bisa mengenali orang itu.
"A-rumi?" Ryan memanggil nama sang mantan kekasih.
Semua orang melihat ke arah Ryan, lalu beralih ke arah Arumi. Ketiga laki-laki yang merupakan teman Reyhan terkejut karena Ryan mengenal orang yang sudah menabrak Reyhan.
Mami Rosalina menatap tajam kepada Arumi yang diam saja sejak tadi. Dia penasaran dengan kehadiran gadis itu di sana.
"Untuk apa kamu di sini?" tanya Mami Rosalina dengan nada ketus kepada Arumi.
Gadis yang berwajah pucat itu hanya diam memandang kepada Mami Rosalina. Dia ingin membalas ucapannya, tetapi tidak bisa. Lidah dia terasa kelu dan tenggorokannya kering. Sejak tadi siang dia belum minum setetes air pun.
Ryan mendekati Arumi karena ingin tahu kenapa pujaan hatinya bisa ada di sana. Pergerakan dia tidak lepas dari pantauan ketiga laki-laki yang memakai setelan balap.
"Rumi? Sebenarnya apa yang terjadi? Sedang apa kamu di sini?" Ryan kembali bertanya dengan nada lembut, berbanding terbalik dengan ibunya.
"A–aku ... yang menabrak Rey-han," balas Arumi dengan suara tercekat.
Ryan dan Mami Rosalina sangat terkejut mendengar ucapan Arumi. Tanpa diduga wanita paruh baya itu menampar gadis yang gugup dan ketakutan sejak tadi itu dengan keras sampai jatuh tersungkur.
"Arumi!" Ryan langsung membantu Arumi untuk berdiri. "Mami, kenapa menampar Arumi?" Terlihat jelas sekali kalau dia sangat marah kepada ibunya.
"Karena dia pantas mendapatkan itu. Berani-beraninya dia mencelakai Reyhan. Mami tidak akan tinggal diam. Mami akan melaporkan hal ini ke polisi."
"Mami ... jangan lakukan itu!" Ryan kini berdiri berhadapan dengan ibunya seakan ingin melindungi Arumi.
"Sebaiknya Tante jangan lakukan hal itu dulu. Karena kejadian tadi tidak sepenuhnya kesalahan Arumi," ucap Bram.
Mendengar itu Mami Rosalina tidak suka. Dia merasa ini adalah kesempatan untuk menjauhkan Arumi dari Ryan.
Di tengah ketegangan itu, pintu ruang operasi terbuka. Terlihat ada seorang dokter yang berwajah sayu karena kelelahan setelah menjalankan tugasnya.
"Dokter bagaimana operasinya?" tanya Bram.
"Semua berjalan lancar. Semoga saja pasien segera sadar dan tidak ada hal buruk terjadi kepadanya," jawab dokter itu.
***
Kedua orang tua Arumi datang ke rumah sakit setelah tahu anaknya sudah menabrak seseorang. Mereka akan melakukan upaya agar anaknya tidak dilaporkan ke polisi.
Reyhan baru sadar setelah sembilan jam pasca operasi. Dia mengeluh merasa mual dan pahit lidahnya.
"Dok, kenapa mataku diperban? Apa terluka di bagian sini?" tanya Reyhan. Dia tidak bisa menggunakan kedua tangannya karena di gip.
"Maksud, Anda? Mata Anda tidak bisa melihat?" tanya dokter itu terkejut.
"Iya. Gelap," jawab Reyhan.
Dokter pun melakukan pemeriksaan dan Reyhan mengalami gangguan penglihatan akibat kecelakaan. Hal ini sempat di prediksi sebagai hal terburuk yang akan terjadi kepada Reyhan karena luka di bagian kepala, bisa kena syaraf penglihatannya.
Arumi dan keluarganya yang saat ini berada di sana dibuat terkejut. Mereka tidak menyangka hal itu terjadi kepada Reyhan.
Mengetahui kini dirinya tidak bisa melihat Reyhan sangat marah. Dia tidak terima dengan hal itu.
"Dokter, tolong hubungi teman aku yang bernama Bram!" pinta Reyhan dan memberi tahu nomor ponsel serta alamat tempat tinggalnya.
"Biar aku saja yang menghubungi Bram. Tadi, dia sudah menyuruh aku untuk menghubunginya jika kamu sudah sadar," ucap Arumi.
Mendengar suara wanita asing ada di sana tentu saja Reyhan terkejut. Karena dia tidak menyangka ada orang selain dirinya yang ada di ruangannya.
"Siapa kamu?" tanya Reyhan.
"Kenalkan, aku Arumi. Orang yang bertabrakan dengan kamu kemarin sore," jawab Arumi.
Mengetahui hal itu Reyhan ingin marah kepadanya. Karena gara-gara kecelakaan itu dirinya jadi tidak bisa melihat.
Tidak sampai sepuluh menit, Bram datang. Dia pulang untuk membersihkan diri dan membawa keperluan lainnya selama dia di rumah sakit.
"Bisakah kamu urus masalah ini?" ucap Reyhan agar orang kepercayaannya itu melakukan tindakan kepada Arumi karena di sini dirinya yang mengalami kerugian besar.
"Aku harap kamu jalan bertindak berlebihan. Mata kamu masih bisa melihat jika melakukan operasi. Lagian apa kamu tahu siapa Arumi itu," bisik Bram.
"Memangnya siapa dia?" tanya Reyhan penasaran.
"Dia adalah kekasih Ryan. Tante Rosalina sepertinya tidak menyukai gadis itu. Padahal dia sangat cantik dan terlihat tidak neko-neko. Keluarganya juga terkihat baik. Mereka katanya akan mengganti seluruh biaya pengobatan kamu," jawab Bram masih berbisik.
Reyhan pun tersenyum lebar. Tiba-tiba saja terlintas sesuatu di kepalanya. Dia akan melakukan sesuatu untuk membuat orang-orang yang dibenci olehnya itu menderita.
"Arumi," panggil Reyhan.
"Ya, aku di sini," balas Arumi mendekat.
"Aku ingin kamu bertanggung jawab atas diriku yang sudah tidak bisa melihat ini," ucap Reyhan.
"Tentu saja. Aku akan bertanggung jawab," balas Arumi.
"Baiklah. Kalau begitu kamu harus menikah denganku," kata Reyhan.
"Apa?" Arumi memekik terkejut.
***
dia sudah menyakiti Arumi padahal Arumi tulus banget sama Reyhan