NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Dosen Killer

Istri Rahasia Dosen Killer

Status: tamat
Genre:Tamat / dosen / nikahmuda / Aliansi Pernikahan / Pernikahan Kilat / Beda Usia
Popularitas:22.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Niat hati mengejar nilai A, Nadine Halwatunissa nekat mendatangi kediaman dosennya. Sama sekali tidak dia duga jika malam itu akan menjadi awal dari segala malapetaka dalam hidupnya.

Cita-cita yang telah dia tata dan janjikan pada orang tuanya terancam patah. Alih-alih mendapatkan nilai A, Nadin harus menjadi menjadi istri rahasia dosen killer yang telah merenggut kesuciannya secara paksa, Zain Abraham.

......

"Hamil atau tidak hamil, kamu tetap tanggung jawabku, Nadin." - Zain Abraham

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28 - Cara Lain

"Mas yang kerjain."

Tidak pernah Nadin duga jika dia akan memiliki kesempatan untuk memerintahkan dosennya mengerjakan tugas semacam itu. Kesal lantaran Zain berulah, Nadin yang lelah asal bicara kala Zain bertanya dia maunya apa.

Nyatanya, permintaan sang istri justru dia sanggupi dan sepanjang hari Zain hanya fokus di depan laptop demi menyelesaikan tugas tersebut. Bagi Nadin, tugas yang diberikan Pak Anggara termasuk sulit hingga mengerjakannya jelas saja memeras otak dan tenaga.

Berbeda dengan Nadin, pria itu tampak santai saja, tugas semacam ini sangatlah mudah baginya. Sejak dulu Zain terkenal dengan cara berpikir di atas rata-rata, justru dengan Nadin yang meminta mengerjakan tugasnya, pria itu justru merasa dibutuhkan, dan dia suka.

Nadin yang awalnya hanya terbawa emosi kini mulai mendekati sang suami. Mengintip cara kerja Zain yang tadi banyak sekali protes, sedikit berbeda dengan teori, begitu praktiknya Zain tidak menerapkan apa yang dia sampaikan pada Nadin.

Duduk bersandar di sofa, dengan laptop di atas paha dan juga posisi duduk yang tampak santai seolah tengah menonton televisi. Nadin berdehem, dia datang dengan membawa segelas kopi hangat dan juga biskuit untuk sang suami.

Lagi-lagi hal itu tanpa diperintahkan, Nadin melakukannya atas keinginan sendiri karena dulu terbiasa melihat abinya bekerja. "Kopinya buat siapa?"

"Buat kamu, Mas," jawab Nadin menatap ke arah sang suami yang masih terus fokus dengan pekerjaanya.

Dari jumlah halaman yang tertera di sana, agaknya sudah banyak dan Nadin akui hasil kerjanya tidak main-main. Ya, jam terbang tidak bisa bohong, Zain jelas lebih berpengalaman dalam segala hal.

Sayang, pujian itu mendadak musnah kala dia dengan santainya berucap. "Aku tidak minum kopi."

Ingin sekali Nadin protes dan bertanya kenapa baru bilang sekarang. Namun, demi tugasnya itu dia berusaha untuk bersikap sopan dan menepis semua kekesalan yang menguar dalam benaknya. "Terus maunya apa?"

Sama seperti Zain yang bertanya apa mau Nadin, wanita itu juga demikian. Dia tidak ingin hanya Zain saja yang direpotkan, sementara dirinya tidak. "Mas," panggil Nadin lagi lantaran Zain yang kini mendadak tuli.

Sejak tadi hanya fokus dengan laptopnya, kali ini dia menatap wajah Nadin yang tampak menunggu jawaban. "Jus apel."

Baiklah, Nadin mengangguk walau sadar suaminya agak sedikit ribet. Jika Zain saja bersedia mengerjakan tugas seribet itu, kenapa dia harus mengeluh perkara jus apel. "Apelnya dicuci lima kali, dipotong jadi empat potong dan airnya jangan terlalu dingin."

Baru saja hendak melangkah, ternyata ada tambahannya dan hal itu membuat Nadin menarik napas dalam-dalam. Sisi lain suaminya, ternyata agak sedikit cerewet. "Itu saja, Mas?"

Bukannya menjawab, Zain justru tersenyum tipis menatap Nadin yang berdiri tepat di depannya. Dia tidak segera menjawab sebelum kemudian merubah posisi duduk seraya berucap. "Finish!! Kamu bisa lihat hasilnya sekarang," ucap Zain mempersilakan Nadin untuk memastikan hasilnya.

"Heh? Serius sudah?" Mata Nadin membola, rasanya baru saja tadi dia meminta, kenapa bisa secepat itu, pikirnya.

Sejenak dia lupa perkara jus apel yang tadi Zain minta, dia berbalik dan duduk di samping sang suami. Tak habis kekaguman Nadin, wanita itu sampai menutup mulutnya. "Keren, ini bukan copas, 'kan, Mas?"

Wajah Zain seketika berubah kala sang istri melontarkan pertanyaan semacam itu. Susah payah dia berpikir, tiba-tiba dituduh copy paste, jelas saja kesal. "Kamu tidak lupa prinsip yang kupegang sebagai dosen, 'kan?"

Nadin meneguk salivanya pahit, dia lupa jika yang di hadapannya ini adalah penjunjung tinggi hasil pikiran sendiri. "Hm? Ingat tidak?" tanya Zain lagi seraya bertopang dagu dan menatap lekat Nadin.

"Tidak ada toleransi untuk siapapun yang menyalin ataupun menggunakan hasil kerja orang lain."

"Good, menurutmu apa mungkin aku akan mengingkari ucapanku sendiri?"

"Siapa tahu, kan kalau di kelas pak Anggara boleh saja asal jangan copas seluruhnya," balas Nadin berusaha membela diri, padahal sebenarnya percuma juga.

"Tetap saja, kalau yang mengerjakannya aku beda cerita ... dosenmu itu saja kurang wawasan, otaknya mentok jadi mahasiswa dibebaskan melakukan hal semacam itu."

Tidak ingin masalahnya semakin panjang, Nadin memilih iya-iya saja. Sejak kapan juga dia bisa menang kala berdebat dengan Zain, sementara sesama dosen saja ada yang mengeluh dengan keteguhan prinsip dan kerasnya sikap Zain.

Mengalah agaknya lebih baik, Nadin kembali pada topik pembicaraan. Tahu jika Zain suka dipuji, wanita itu mengucapkan kata-kata yang baik untuk sang suami agar lelahnya terbayar. Tidak hanya itu, dia juga segera beranjak demi menyiapkan jus apel yang tadi sempat Zain minta.

"Mau kemana?" tanya Zain yang sontak mengenggam pergelangan tangannya.

Nadin yang tadi sempat diperintahkan ini dan itu jelas saja mengerutkan dahi. "Bikin jus, kan tadi mas yang minta," jelas Nadin kemudian.

"Aku bercanda, tetaplah di sini."

Benar-benar tidak dapat diprediksi, Zain bilang bercanda, padahal dia sudah seserius itu. "Katanya tidak minum kopi?"

"Memang tidak, tapi bukan berarti aku benar-benar memintamu melakukan hal itu." Penjelasan Zain masih membuatnya tampak kebingungan, Nadin terdiam dan tampak ragu antara kembali duduk atau turun ke dapur lantaran belum memahami bahwa ucapan Zain adalah sindiran atau memang perintah.

"Kenapa diam begitu? Ayo duduk sini."

"Iya, nanti ... kan jusnya belum aku bu_"

"Shuut, aku tidak menikahimu untuk disuruh-suruh," ucap Zain seraya menempelkan jemarinya tepat di bibir Nadin lantaran sang istri sejak tadi terus berpikir jika candaannya beberapa saat lalu adalah sungguhan.

Walau sudah dijelaskan begitu, tetap saja Nadin merasa tak enak hati pada Zain yang sudah dia repotkan sehari ini. "Tapi 'kan kamu capek, seharian cuma kerjain tugasku ... jadi tidak masalah disuruh-suruh."

"Ah, jadi mau balas budi ceritanya?"

"Tepatnya sebagai ucapan terima kasih," balas Nadin membenarkan, enak saja dianggap hutang budi, pikirnya.

Mendengar hal itu, seketika Zain mengulas senyum tipis, tipis sekali bahkan nyaris tak terlihat. "Kalau benar-benar ingin berterima kasih, lakukan dengan cara lain saja."

"Cara lain?" Nadin mengerutkan dahi, ucapan sang suami agak kurang jelas di telinganya. "Apa?" lanjutnya lagi.

"Apa saja, dan pastinya harus lebih manis dibandingkan jus apel."

.

.

- To Be Continued -

1
Olla Second
Buruk
Juney Likin
/Drool//Drool/
Diana diana
buahahahahahaha . . ya Allah , sungguh ini adalah hiburan buat emak emak yg keseharianY tongkrongin kompor
Diana diana
dosen cab*l . . hahahaha
Diana diana
allahhu Akbar , bapak satu ini
Diana diana
ah , yang bener aja Jesika hamil
Diana diana
cieeeee , ternyata masih terngiang ngaing dengan ucapan Nadin
Diana diana
bapak bapak manja . .
Diana diana
syakil , Mikhail . . kok aku kayak gak asing sama nama nama ini . .
Diana diana
Nadinku . . hahahaha
Diana diana
wadidawwww . .
Diana diana
bolu stunting . . hahahahaha
gak pernah cek k posyandu sech
Siti Ria Ningrum
aku balik lagi di mari.
setiap baca keluarga megantara ujung2nya balik ke couple Zain Nadin
.🥰🥰
Diana diana
sokooooorrrr . .
nova vaw
serebu?mau bikin gempor nadun
Diana diana
hahahaha . . edukasi
Diana diana
dia gak sadar klo dia sendiri mesyum dan membawa pengaruh buruk buat Nadin . . hahahaha
Diana diana
mulut emak emak bigos ach Anggara mah . .
Diana diana
omayyy . .
Diana diana
hayo lohhhhh . .
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!