harap di baca dan DIPAHAMI, novel ini banyak adegan dewasa, milf lovers, untuk yang tidak menyukai adegan 21++, dilarang keras membaca novel ini.... MC bertindak sesuka hati, kurang berakhlak, jadi bagi yang mencari alur cerita yang bagus dan MC yang lurus, tentunya anda salah novel, itu tidak di temukan di novel ini. selamat membaca, semoga terhibur
seorang pria yg berada di puncak kultivasi... dialah xiao zhou sang dewa kematian, dengan kemampuan yang di ranah surgawi menyebabkan kehancuran dan ketidak seimbangan, sehingga dewa harus menghentikan nya.
xiao zhou pun harus kehilangan segala nya, dan bereinkarnasi kembali 10 ribu tahun kemudian. dengan tubuh yang tersegel dewa.
membuatnya tidak bisa berkultivasi, dan juga takdir yang merubah jalan hidup nya yang kedua harus terbalik dengan kehidupan pertama nya, dialah yang akan menghentikan ketidak seimbangan alam yang di sebabkan orang lain...
ini adalah novel pertamaku, novel ini lebih ke arah romantis, dan erotis dari pada action.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Izzyl Morinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
tournamen
pagi itu nenek Mou sudah sibuk keluar masuk toko di pasar kota sujing, di bantu paman Kai.
"cepatlah kera bodoh atau aku patok kepala mu nanti" geram nenek Mou, melotot ke arah paman Kai.
Paman Kai yang merupakan binatang roh kera besi cuma mendengus kesal.
Siang hari semua sudah selesai Xiao Zhou dan paman Kai akhir nya dapat beristirahat di bawah pohon armeria yang rindang, sambil melihat pemandangan kota, dan Xiao Zhou berlari ke arah salah satu toko.
"hemmm... bocah itu mau kemana?" batin paman Kai, sedikit khawatir mengingat kejadian perkelahian Xiao Zhou dengan Wang Feng, beberapa waktu lalu.
Tidak berselang lama Xiao Zhou sudah keluar toko dengan rambut yang di potong pendek dan pakaian yang sedikit agak mahal.
"Paman Kai,, bagaimana penampilan ku?" tanya Xiao Zhou sambil melipat tangan nya di depan dadanya, membuat paman Kai tertawa terbahak sampai mata nya keluar air karena tidak bisa menahan tawanya.
"apa itu kau bocah? hahaha.. jika kau bermaksud agar penampilan mu mempesona, dan memikat para gadis, kau harus berpenampilan seperti paman Kai ini, otot besar taring panjang maka banyak kera betina yang tertarik" ucap paman Kai, sambil bergaya melompat dengan posisi kaki sedikit ditekuk dan tangan yang hampir menyentuh tanah.
"apa kau liat itu? para gadis akan mengerumuni mu," ucap paman Kai.
"sudahlah... lupakan saja bocah kecil seperti mu tidak mengerti orang dewasa," kesal paman Kai, karena Xiao Zhou tidak memuji nya.
"tentu saja aku mengerti paman, tapi aku tidak berminat pada kera betina, untuk paman saja semua," ucap Xiao Zhou sambil berjalan acuh tak acuh menuju arah lembah perawan suci.
paman kai mendengus kesal di belakang xiao zhou karena nenek Mou selalu memarahinya, Nenek Mou yang sudah memasukan semua barang belanjaan nya kedalam kalung penyimpanan nya dan mereka bertiga meninggalkan kota sujing.
ilustrasi xiao zhou
sore ini pavillium bulan terlihat sangat ramai dan sibuk, terutama di bagian bangunan inti. terlihat kakek Chu menggunakan jubah kebesaran nya bermotif singa ke emasan.
seperti tidak mau kalah paman Kai juga memakai pakaian berwarna hijau membuat penampilan begitu mencolok, dan mencabuti puluhan bulu nya dan merubah nya menjadi kera pelayan, dan membantunya membersihkan ke 9 bangunan besar di paviliun bulan.
Xiao Zhou sibuk membantu nenek Mou di dapur dan membawa makanan dan minuman untuk matriak dan murid dari sekte Lembah Perawan Suci.
"hormat ku matriak dan juga para tetua, namaku Xiao Zhou" salam sopan dari Xiao Zhou sambil menyatukan tinju dan membungkuk kepada orang-orang dari sekte Lembah Perawan Suci.
"bagus ternyata kau pemuda yang sopan juga, aku suka pemuda yang sopan" jawab matriak sekte Lembah Perawan Suci, yang tampak begitu dingin kepada Xiao Zhou.
"ohhh... jadi kau anak yang di rawat oleh leluhur kami, kau sangat beruntung bocah." ucap matriak Lembah Perawan Suci itu dengan senyum merendahkan, sambil meninggalkan Xiao Zhou tanpa mengenalkan nama nya di ikuti oleh para murid ya lain menuju kamar masing-masing.
Xiao Zhou tidak memperdulikan nya, dan kembali ke dapur, tapi langkah nya di hentikan oleh seseorang
"tunggu anak muda!!! apa kau kenal orang yang bernama Xiao Zhou?" suara itu terdengar sangat mengenal nya.
"paman Wu Tian"? ucap xiao zhou,
mereka saling mendekat,
"apa kau zhou'er??" tanya nya lagi tak percaya, Wu Tian hanya beberapa kali mengunjungi Xiao Zhou setelah hari pertama mereka bertemu.
"kau sudah sangat besar bocah, sini peluk paman hahahaha, demi dewa... kau sudah menjadi pemuda yang gagah, bahkan kau lebih tinggi dari paman saat ini, hahaha... bagus-bagus," ucap Wu Tian senang.
tubuh Xiao Zhou memang begitu tinggi, di usia nya yang memasuki enam belas tahun, dirinya sudah memiliki tinggi 176 centimeter.
dari arah belakang kakek Chu mendekat,
"Selamat datang tetua Wu, silakan duduk sudah lama tidak berjumpa, silakan-silakan," ucap kakek Chu menyambut kedatangan Wu Tian
Tetua Wu tian yang di ikuti sepuluh orang murid dari sekte Gunung Pedang Suci, yang akan mengikuti turnamen.
"oh ya... senior chu dan Zhou'er kenalkan ini junior ku dari sekte gunung pedang suci" ucap Wu Tian sambil mengenalkan masing-masing nama murid dari sekte nya...
beberapa murid terlihat rapi dan tampan dan juga ada murid wanita yang tampak cantik.
setelah berbasa-basi kakek Chu mengantar tetua Wu Tian dan anggota nya ke salah satu dari bangunan yang besar, di sebelah bangunan inti untuk beristirahat...
"oh terima kasih senior Chu, kau sudah memberikan kediaman yang mewah untuk anggota sekte kami"l," ucap Wu Tian.
"Tidak perlu sungkan begitu tetua Wu, ini memang perintah dari matriak kami menyediakan kediaman untuk sekte sebesar sekte Gunung Pedang Suci," ucap senior Chu
sekte pedang suci merupakan 5 sekte terbesar dan berpengaruh di Kekaisaran Ming.
"baiklah senior Chu, aku mohon diri untuk istirahat, nanti malam kami akan mengunjungi matriak Lembah Perawan Suci," ucap Wu Tian.
"oh silakan tetua Wu, aku juga mohon diri permisi," balas kakek Chu membungkuk dan pergi.
Di halaman belakang Xiao Zhou dan Wu Tian sedang berbincang,
"bagaimana keadaan mu zhou'er?" tanya Wu Tian, wajah nya terlihat sedikit gelisah.
Xiao Zhou melihat kegelisahan itu, dan mengetahui arah pembicaraan paman Wu nya hanya tersenyum.
"aku baik paman, racun dalam tubuh ku sudah jarang kambuh, oh iya paman nanti aku akan ketempat leluhur Liu memberi tahu nya jika paman sudah di sini, leluhur Liu pasti sangat senang, dan aku sebaik nya cepat agar tidak terlalu malam, aku permisi paman Wu," ucap Xiao Zhou.
Mendengar nama leluhur Liu, jantung Wu Tian hampir meloncat,
"oh baiklah, cepat berangkatlah zhou'er hahaha," hati Wu Tian sangat senang membayangkan bertemu pujaan hati nya.