Garis hidup Jossy Jeanette berubah seratus delapan puluh derajat ketika dia bertemu dengan Joshua, CEO tampan yang mendadak menjadi kekasihnya, akan tetapi hubungan mereka berdua harus disembunyikan dari siapapun sesuai permintaan sang CEO itu...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 Keributan Kecil Di Luar Mall
Jossy Jeanette menatap dingin.
"Jika kami berhutang sepuluh miliar pasti kami akan bersenang-senang, tapi kenyataan nya kami sangat kekurangan", kata Jossy.
"Apa kamu meragukanku ?" tanya Alfa.
"Ya, aku tidak percaya padamu", sahut Jossy.
"Bagaimana kamu bisa tidak percaya pada ucapanku ?" kata Alfa.
"Mana bukti kuitansi atau bukti surat hutang-piutang itu, kalau kamu bisa menunjukkan nya padaku, maka aku akan percaya padamu", sahut Jossy.
Jossy mengulurkan tangan ke depan.
"Perlihatkan kepadaku, bukti hutang-piutang itu !" kata Jossy.
"Apa ?!" sahut Alfa tersentak kaget.
Rupanya Alfa sedikit gentar dengan ancaman Jossy yang meminta padanya bukti hutang-piutang itu.
Raut wajah Alfa berubah pias ketika mendengar permintaan Jossy.
"Dasar kurang ajar sekali, kau !" hardik Alfa. ''Sudah berhutang sepuluh miliar tapi tetap tidak mengaku berhutang !"
Alfa berjalan ke arah Jossy seraya mencoba meraih rambut Jossy.
Namun pria tampan yang mengaku dirinya Josua Maxim segera menghalangi langkah Alfa yang mendekat ke arah Jossy Jeanette.
"Hentikan !" ucapnya seraya menangkis tangan Alfa ke arah kepala Jossy.
"Minggir kau !" kata Alfa menyentak keras.
Pria tampan terpaku diam seraya menatap dingin.
"Minggir, kataku !" teriak Alfa seraya menarik tangannya dari genggaman tangan pria itu.
Alfa berdiri dengan tatapan marah kepada pria tampan karena menghalangi jalannya.
"Berani betul, kamu menahanku !" kata Alfa. "Apa kuasa mu disini sampai kau berani menghalangiku ?" sambungnya ketus.
"Tidak ada, aku hanya menghalangi niat jahat seseorang kepada orang yang tak bersalah saja", sahut pria tampan.
Pria tampan yang mengaku bernama Josua Maxim lalu menolehkan kepalanya ke arah Jossy Jeanette yang ada di belakang nya.
"Karena gadis ini tidak bersalah maka aku berhak membantu nya dan melindungi dirinya, selain itu tidak ada hukum yang mengijinkan seseorang menjahati orang lain", sahut pria tampan.
Pria tampan memandang ke arah Jossy seraya tersenyum simpul.
"Dan perlu kau ketahui bahwa di area Mall ini, tak seorang pun berhak berbuat onar maupun kegaduhan disini", kata pria itu lalu menatap tajam kepada Alfa.
"Memangnya kau siapa ? Hah ? Berani-beraninya menghakimiku sedangkan aku tidak mengenalmu !" kata Alfa
Alfa berkacak pinggan sembari menatap sinis kepada pria tampan di hadapannya.
Tiba-tiba pria gemuk menghampiri Alfa sambil berbisik pelan di telinganya.
"Katanya dia adalah Josua Maxim, pemilik Mall ini", ucapnya.
"Apa ? Josua Maxim ?" sahut Alfa terkejut kaget.
"Benar, nona Alfa, pria itu mengaku-ngaku dirinya adalah Josua Maxim dan dia terus melindungi gadis itu", sambung pria gemuk masih berbisik-bisik.
"Apa kau tidak salah dengar ?" tanya Alfa sembari menaikkan kedua alisnya ke atas.
"Tidak, sama sekali saya tidak salah dengar tadi, bahkan pria itu terus bersikeras bahwa dirinya adalah pemilik Mall ini", sahut pria penagih hutang di dekat telinga Alfa.
Alfa melirik tajam ke arah pria tampan kemudian tertawa.
"Mana mungkin dia bernama Josua Maxim, pemilik Mall ini ???" ucapnya disela-sela gelak tawanya.
"Tapi, benar, dia berkata demikian pada kami", kata pria gemuk.
"Kau ini bisa saja ditipu oleh seorang pria penipu seperti dia, mana mungkin Josua Maxim mau berkeliaran di luar seperti ini", ucap Alfa.
Alfa memandangi pria tampan mulai dari ujung kepala hingga ujung kakinya.
"Apa kau bernama Josua Maxim ?" tanya Alfa dengan sorot mata menghina.
"Ya, benar, namaku Josua Maxim, kenapa ?" sahut pria tampan.
Alfa kembali tertawa seraya memalingkan muka.
"Mana ada orang yang percaya dengan ucapanmu !" kata Alfa.
Alfa menatap sinis ke arah pria tampan di depannya seraya mengibaskan tangannya.
"Bisa-bisanya kamu mengaku-ngaku sebagai Josua Maxim, pemilik Mall ini, asal kau tahu saja, aku datang kesini untuk menemuinya", lanjut Alfa.
Alfa menunjukkan jari telunjuknya ke arah pria tampan sembari merengut kesal.
"Josua Maxim adalah pria bermartabat tinggi, tidak seperti dirimu yang sangat sederhana bahkan tidak layak disebut pria bersahaja", cela Alfa.
"Jaga ucapanmu !" sahut Jossy tak terima.
"Apa ? Hah ?" kata Alfa sembari melotot marah.
"Jangan meremehkan penampilan orang lain ! Dan meski kamu tidak percaya dengan ucapan dia, jangan pernah menghinanya !" sambung Jossy kesal.
"Kenapa memangnya ?! Kau pikir aku akan takut dengan ucapanmu itu !" kata Alfa lalu tertawa sinis.
"Aku percaya jika dia adalah Josua Maxim !" sahut Jossy.
"Bukan urusanku kalau kamu percaya padanya tapi kasihan sekali karena kamu bisa-bisanya ditipu pria semacam dia", kata Alfa.
"Kau yang penipu !" sahut Jossy.
"Asal kau tahu, ya, aku ini adalah calon sekretaris Josua Maxim, keluarga ku memintaku datang, menemuinya di Mall ini", kata Alfa.
"Calon sekretaris ?!" ucap Jossy bergumam pelan kemudian melirik ke arah pria tampan.
"Perusahaan Maxim telah menerimaku sebagai sekretaris kepercayaan tuan Josua Maxim dan aku dijanjikan bayaran tiga puluh miliar untuk pekerjaan itu", kata Alfa.
"Tiga puluh miliar ?" tanya Jossy tertegun diam.
"Yah, aku adalah lulusan terbaik nomer satu dari universitas ternama yang berhasil lulus wawancara kerja untuk tugas sekretaris pribadi tuan Josua Maxim", sahut Alfa congkak.
"Mana mungkin, sedangkan tuan Josua Maxim adalah dia", kata Jossy.
Jossy menoleh ke arah pria tampan yang sedari tadi hanya diam saja.
"Kau masih beranggapan bahwa laki-laki penipu ini adalah Josua Maxim ???" sahut Alfa.
Alfa menunjuk ke arah pria tampan dengan sorot mata marah.
''Dia bukan penipu !" bela Jossy.
"Kau sama tololnya dengan isi kepalamu yang berotak udang itu, seharusnya kau sudah aku jebloskan ke penjara", kata Alfa.
"Memangnya kamu punya hak menjebloskanku ke penjara !" ucap Jossy tak terima dan mencoba membantah.
"Ya, aku punya hak memasukkanmu ke dalam jeruji penjara, sebab kamu berhutang padaku dan kamu tidak bisa mengembalikan uangku itu", kata Alfa dengan melotot marah.
"Aku sama sekali tidak berhutang uang kepadamu bahkan aku tidak pernah menerima uangnya sama sekali, sebesar sepuluh miliar yang seperti kamu sebutkan", ucap Jossy.
"Kau masih saja membantah bahwa kamu tidak berhutang kepadaku", kata Alfa.
"Ya, aku sama sekali tidak percaya hal itu sebab aku yakin kalau kamu adalah penipu ulung", ucap Jossy.
"Sudah ditipu sama laki-laki seperti dia, masih saja bersikeras bahwa tidak berhutang uang sepuluh miliar", kata Alfa.
"Untuk apa aku percaya padamu, sedangkan kamu sendiri tidak punya bukti hutang-piutang itu", ucap Jossy.
"Tunggu saja, aku akan memanggil kakakku agar dia kemari, biar dia menghajarmu dan membawamu ke penjara", kata Alfa.
Alfa mengeluarkan ponsel pribadinya dari dalam saku pakaian nya.
"Bagaimana ini, dia benar-benar akan menelpon kakaknya ?!" gumam Jossy bingung.
"Kau tidak usah bingung, karena aku akan menghadapi mereka, percayalah, semua akan baik-baik saja, Jossy", kata pria tampan yang berada dekat disisi Jossy Jeanette.
"Tapi kita akan terdesak oleh mereka semua, sedangkan kamu tidak mampu meyakinkan mereka bahwa kamu pemilik Mall ini", ucap Jossy mulai cemas.
"Jangan khawatir, mereka tidak akan berani macam-macam di Mall ini, aku pasti akan mencegah mereka", kata pria tampan.
"Bagaimana caranya ?" tanya Jossy.
"Tunggulah saja, akan ada orang yang datang kesini dan menjelaskan pada mereka siapa aku sebenarnya", sahut pria tampan.
"Tapi kita terdesak sekarang, tidak mungkin bagi kita, menunggu orang yang kamu maksudkan itu, tuan Josua", kata Jossy.
"Tunggulah, pasti dia akan datang mencariku", sahut pria tampan dengan ekspresi datar, tanpa ada kekhawatiran sama sekali.