Secret Agreement

Naina lebih dulu mengintip dari jendela sebelum benar-benar keluar, saat dirasa aman barulah dia berlari ke arah Nickolas dan mencium pipi pria tersebut, lalu pamit pulang dengan hati yang berdebar.

"Naina," panggil seorang perawat ketika melihat Naina keluar dari ruang praktek dokter Nickolas.

Mendengar namanya dipanggil Naina seketika menghentikan langkah, berbalik dan melihat siapa yang memanggilnya. Ternyata seorang perawat yang berjaga di bagian UGD, bukan perawat yang selama ini selalu memeriksa kondisi ibunya.

"Iya Kak, ada apa?" tanya Naina setelah dia menundukkan kepalanya memberi hormat.

"Memangnya dokter Nickolas sudah ada di ruangannya? Kenapa kamu dari sana?" tanya perawat itu penuh selidik.

Dia belum melihat dokter Nickolas datang, namun tiba-tiba melihat Naina keluar dari ruangan tersebut. Pikiran buruknya seketika menguasai, mungkinkah Naina mencuri sesuatu di dalam ruangan itu. Perawat tersebut pun mulai memperhatikan kedua tangan dan tubuh Naina, adakah sesuatu yang disembunyikan oleh gadis ini.

"Iya Kak, dokter Nickolas sudah datang. Sepertinya beliau semalam tidak pulang, saya dipanggil karena dokter Nickolas ingin menjelaskan tentang kondisi ibu," jelas Naina, suaranya lirih seolah tak bertenaga. Kedua matanya dibuat satu seolah menunjukkan bahwa dia sangat lelah.

Dan perawat tersebut tidak langsung percaya, belum percaya jika dokter Nickolas sudah ada di ruangannya. "Tunggu sebentar," titah perawat tersebut. Dia lantas berbalik dan mendatangi ruangan dokter Nickolas. Mengetuknya dan meminta izin untuk masuk.

Betapa terkejutnya dia ketika benar ada dokter Nickolas di dalam ruangan itu.

"Ada apa?" tanya Nickolas dengan suara yang dingin, sorot matanya makin membuat orang jadi kesulitan untuk bicara.

"Maaf Dok, saya hanya memastikan anda berada di ruangan ini," jawab perawat tersebut dengan kepala yang menunduk begitu dalam. Merasa jadi tak enak sendiri. Dia bahkan buru-buru menutup pintu itu lagi dan pergi.

Lalu menemui Naina yang masih menunggunya.

"Pergilah!" kata perawat itu dengan nada cukup tinggi, sebab gara-gara Naina dia jadi tak enak hati dengan dokter Nickolas.

"Baik Kak, saya permisi," jawab Naina, dia sedikit pun tidak menunjukkan amarah meski langkahnya dihentikan tiba-tiba seperti ini. Naina justru terus menunduk, seolah semua kesalahan memang ada padanya.

Pagi ini Naina pulang ke apartemen.

Saat Zendaya datang ke rumah sakit dia tidak bisa tau semua keributan yang terjadi. Karena sontak saja Zendaya jadi bahan perbincangan banyak orang. Wanita cantik itu di rawat di ruang VIP. Nampak begitu tak berdaya dengan luka lebam yang nampak jelas.

Nickolas dan bahkan Herli yang juga mengenal Zendaya tidak datang untuk menjenguk. Hanya beberapa dokter yang mengenal Zendaya yang datang ke ruang VIP wanita itu, termasuk Gracia.

Tapi kedatangannya bukan karena peduli, melainkan hanya ingin tau kenapa Zendaya memilih rumah sakit Medistra sebagai rumah sakit rujukan. Padahal di kota ini pun masih banyak rumah sakit yang lain. Gracia curiga kedatangan Zendaya ke rumah sakit ini ada tujuan lain, apalagi jika bukan untuk menarik simpati dokter Nickolas.

Cih! Jika itu benar-benar terjadi, Gracia tak akan membiarkannya.

"Saya turut prihatin atas keadaan anda Nona, semoga anda segera mendapatkan kesembuhan," ucap Gracia, dia sedikit menundukkan kepalanya memberi hormat. Pasien VIP memang harus diperlakukan spesial seperti ini.

"Maaf, aku lupa siapa namamu. Tapi kita pernah bertemu beberapa kali ya," jawab Zendaya, suaranya pun terdengar lirih.

"Saya Gracia, Nona."

"Oh iya Gracia, maafkan aku," balas Zendaya lagi.

"Tidak apa-apa Nona, kalau begitu saya permisi. Silahkan beristirahat."

"Tunggu dulu ... apa Nickolas tidak ada di rumah sakit?"