Hitam tak selamanya buruk dan kotor, putih tak selamanya bersih dan suci. Hidup Kapten Rilanggana menjadi pribadi yang keras, dingin dan tidak mudah di taklukkan. Banyak yang tidak paham atau mengerti akan jalan pikir serta 'caranya bekerja'. Berawal dari pertemuan pertama yang tak terduga, dirinya bertemu dengan adik kesayangan seniornya yang membuatnya kesal. Namun menang taruhan dengan rekannya membuat takdirnya harus mendekati gadis itu kembali.
Niatnya yang hanya bermain-main akhirnya menimbulkan perkara dan harus berhadapan langsung dengan seniornya tersebut. Hingga waktu berganti, kisah masa lalu di antara mereka membuat prahara.
Disisi lain, kehidupan Letnan Auriga tak kalah sadis. Demi sang kakak dan juga sang istri membuatnya harus melawan pahit dan kerasnya dunia sekeras hati dan jiwanya hingga petaka besar datang mengubah seluruh hidupnya. Dalam kesepian hatinya, Tuhan mengirim Payung hitam penenang jiwanya.
KONFLIK TINGGI. SKIP bagi yang tidak cocok KONFLIK.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NaraY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
33. Hati yang mendalam.
Anriya duduk bersantai sambil menonton acara televisi. Saat sedang asyiknya menonton acara televisi, ada notifikasi pesan singkat masuk ke pada ponsel Bang Riga.
'SAYAANG..!!'
Sapa disana langsung membelalakkan mata Anriya. Nama 'Al' tiba-tiba terngiang dalam ingatannya, terasa sesak di dada dan seketika itu juga seluruh tokoh drama Korea di layar televisi mendadak 'buruk rupa'. Ia pun meletakkan kembali.
Tak lama berselang, Bang Riga masuk ke dalam kamar usai mandi.
"Rambutnya kenapa masih basah?? Sini Abang keringkan..!!" Anaknya sambil mengambil ponselnya dan melihat isi notifikasi nya.
Raut wajah Bang Riga seketika berubah melihat notifikasi dari 'Al' dan segera membalasnya lalu berjalan menuju lemari pakaian dan segera memakainya.
"Hair dryer nya di letakan dimana, sayang??" Tanya Bang Riga.
"Nggak usah, Anri bisa sendiri." Jawab Anriya ketus.
deg..
'Tumben istriku marah begini, apa efek dari Priyadi pindah ke Anri?? Tapi rasanya tidak mungkin sejak aku melumpuhkannya kemarin. Lantas kenapa sikap Anri seperti ini??? Atau mungkin aku tadi terlalu kasar??? Anri tidak puas denganku??? Mana sebentar lagi aku berangkat satgas PAMR'.'
***
Bang Rilo menyapa juniornya usai apel pagi ini. Wajah Bang Riga nampak lesu dan tidak bertenaga.
"Ngopo, Rig??" Tegur Bang Rilo.
"Nggak apa-apa, Bang."
Di belakang punggung Bang Rilo menyusul Bang Bayu sambil membaca secarik kertas di tangannya.
"Letnan Aldin jadi datang hari ini ya?" Tanya Bang Bayu.
"Jadi, Bang." Jawab Bang Riga lesu.
Melihat ada privasi tertahan, Bang Rilo dan Bang Bayu pun menahan diri untuk tidak ikut campur dalam urusan rumah tangga juniornya.
Bang Bayu lalu sibuk dengan ponselnya karena memang hari ini ada penyambutan satgas bangun desa yang akan segera tiba.
"Kamu benar-benar tidak ada masalah??" Tanya Bang Rilo lagi.
"Nggak ada, Abaaang..!!" Jawab Bang Riga jengah tapi ekspresi wajahnya tidak menunjukkan hal demikian. "Ehmm.. Bang..!!! Kalau saya berangkat satgas, saya minta tolong titip Anri..!!"
"Amaaan..!!! Rumah nggak jauh, Lira juga sahabatnya Anri, biar mereka bisa bersama setiap hari." Kata Bang Rilo pada adik tirinya.
...
"Abang mau berangkat satgas???" Tanya Anriya sampai syok karena hal ini baru pertama kali baginya. Wajahnya masih ketus memikirkan sosok 'Al' yang membuat hatinya begitu sakit.
"Iya, dek. Bang Bayu minta tukar dulu karena beliau belum paham 'medan' sedangkan Abang memang sudah paham. Kalau Bang Rilo, menjaga ring dalam karena memang sesuai latar belakangnya sama seperti Abang.. 'intel'. Ingat ya sayang.. kamu hanya perlu jadi istri Abang tanpa perlu menyebutkan 'intel'. Sayangku, paham??" Jawab Bang Riga.
"Paham, Abang." Meskipun ada raut wajah kesedihan tapi Anriya tidak bisa mengatakan apapun.
"Sabar ya, sayang..!! Suamimu ini tentara, nggak bisa selalu dekat denganmu setiap saat, tapi percayalah.. Abang hanya sayang sama Anri seorang." Kata Bang Riga yang tidak ingin lagi menutupi perasaannya.
'Maaf, sayang..!! Abang pikir memang sebaiknya pergi kesana, jika tidak.. apa yang di lakukan Priyadi bisa mencelakaimu juga dan Abang harus menyelesaikannya. Abang hanya ingin melindungi kamu dan anak kita'.'
"Disana ada perempuan???" Tanya Anriya masih penasaran.
"Abang kerja, dek. Tugas negara, bukan main ke diskotik." Jawab Bang Riga. "Nggak lama, sayang. Nggak sampai satu bulan juga."
Entah kenapa Anriya tidak bisa begitu saja percaya dengan ucapan Bang Riga.
"Percaya sama Abang. Nggak ada perempuan lain dalam hidup Abang selain kamu." Bang Riga mendekatkan wajahnya tapi Anriya menghindar. Perasaan Bang Riga semakin tidak karuan.
'Kamu kenapa sih dek???'
...
"Masa Bang Riga bilang begitu??"
"Ya maksudnya titip dalam arti kata berbeda lah, dek..!! Masa iya saya mau menjaga Anri seperti yang ada dalam pikiranmu." Jawab Bang Rilo yang paham betul bagaimana jalan pikiran istrinya. "Cemburu boleh saja, tapi jangan membuat pikiran menjadi dangkal. Saya sudah mau punya anak, Riga pun begitu. Nggak ada pikiran busuk macam begitu."
Lira mengangguk paham. "Maaf ya, Bang. Lira terbawa emosi."
Seketika Bang Rilo menoleh menatap wajah sang istri. Ada kata janggal yang baru saja ia dengar. "Apa, sayang?? Kamu panggil apa barusan."
"A_bang????" Tanya Lira bingung.
Senyum Bang Rilo mengembang sempurna. "Manis sekali. Abang suka."
//
Bang Bayu mengusap perut Shita. Sungguh rasa sayangnya membuatnya tidak tega untuk meninggalkan istrinya itu.
"Saya rela melakukan apapun demi kamu, dek..!! Bahkan memohon pada Riga agar kamu tidak kesepian disini meskipun tanpa sengaja harus mengorbankan Anriya."
.
.
.
.
