Vanila Fedora, gadis berusia 27 tahun itu tiba-tiba di culik oleh kedua orang tuanya yang dulu sudah menelantarkan dirinya. Wanita itu dipaksa menikah dengan mantan suami kakaknya demi anak kecil yang bernama Baby Fiona Barnett. Vanila juga di paksa oleh Calvin Barnett pria yang akan menjadi suaminya untuk melahirkan seorang putra yang akan menjadi penerus keluarga Barnett. Seperti apa kehidupan rumah tangga Vanila dan Calvin ? Yuk kepoin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fitryas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 - Pertemuan
“Kalian memang tidak pernah sayang padaku! Kalian selalu membelanya, dan selalu mengorbankanku demi kebahagian wanita itu!” Teriak Vanila dengan histeris, kali ini dia tidak mau menuruti semua keinginan orang tuannya.
Hatinya terluka, jika tidak ada neneknya. Vanila benar-benar merasa sendirian. Gadis itu menangis tepat di depan kedua orang tuannya yang tak pernah menyayangi dirinya walau hanya sebentar.
“Aku tidak akan sudi menikah dengan mantan suaminya!” Pekik Vanila dia pun melangkahkan kaki nya untuk kembali keluar dari kediaman mewah kedua orang tuannya.
“Penjaga!” Teriak Papi Alex. “Cepat tangkap dia dan masukan ke dalam kamarnya.” Titahnya pada penjaga yang berbondong-bondong lari masuk ke dalam kediaman itu.
Vanila yang hendak keluar langsung di angkat paksa oleh orang suruhan Papinya, seberapa keras ia meronta dan berusaha kabur. Kekuatan gadis itu tidak sebanding dengan ke empat pria itu.
“Papi, apa kamu yakin jika rencana kita akan berhasil? Bagaimana kalau dia melukai cucu kita?” Tanya Mami Citra, saat melihat putri bungsunya meronta dan berteriak saat di angkat paksa.
“Papi yakin Vanila tidak akan berani melakukan itu, kamu tau sendiri hati anak bungsu kita itu lebih lembut dari Bella. Papi yakin dia mau menikah dengan Calvin.” Ucap Papi Alex sambil menatap sendu pada anaknya yang sudah di bawa pergi ke lantai atas.
“Kalian kurang ajar! Lepaskan aku!” Pekik Vanila dengan histeris. Namun ke empat pria itu tidak memperdulikan dirinya, ia langsung di masukan ke dalam kamar dan mengunci pintu kamar itu.
“Buka! Buka pintunya!!! Kenapa kalian tega melakuakn ini padaku!” Pekik Vanila, dia menangis dengan histeris sampai membuat seseorang yang sejak tadi tidur kini terbangun karena melihat kedatangan wanita asing di kamarnya.
“Huaaaa… Daddy…” Baby pun menangis sambil memanggil Ayahnya, ia takut dengan wanita yang sedang menendang-nendang pintu.
Vanila yang sedang menangis dan menendang pintu pun menoleh ke arah belakang, di mana ada sosok anak kecil yang duduk di atas ranjang.
“Hei anak kecil! Kenapa kamu menangis? Di sini aku yang sedang sedih.” Ucap Vanila dengan tersedu-sedu. Baby bukannya menjawab, ia malah semakin menangis dan ketakutan.
“Berhentilah menangis, aku sedang sedih. Aku yakin jika masalahku tidak seberat maslaahku.” Ucap Vanila lagi, lalu dia terdiam sesaat. “Apa kamu juga sedang di sandra seperti ku?” Tanya Vanila.
Vanila segera membuka tas ranselnya yang sejak tadi di gendong dirinya, ia mencari sesuatu dan memberikan lolypop miliknya pada bocah lima tahun itu.
“Ambillah ini dan berhenti menangis.” Ucap Vanila, ia lalu membuka plastik lolypop itu dan segera memberikannya pada Baby.
Dengan mata sembab dan hidung merahnya Baby pun terdiam menatap lolypop itu, ia menatap lolypop itu dengan bibgung.
“Ya ampun lap dulu ingusmu, baru makan lolypop itu.” Ucap Vanila, ia sendiri belum bisa menghentikan tangisannya tapi ia telaten mengelap ingus Baby dengan tissue yang ada di atas nakas lalu memasukan lolypop ke dalam mulut Baby.
Vanila sendiri duduk di atas ranjang di samping Baby, dia mengelap pipinya dengan tissue.
“Kamu tau? Orang tuaku sangat jahat. Aku bahkan tidak di bebaskan menikah dengan pria yang ku cintai, aku harus menikah dengan pria yang sama sekali belum pernah aku kenal.” Keluh Vanila, Baby tidak menjawab dia sibuk dengan lolypop di tangannya.
“Aku tidak bisa makan bersama setiap hari dengan pria yang ku cintai, aku tidak bisa hidup normal seperti irang lain.” Keluhnya lagi, Vanila kembali menangis. “Kakakku memang jahat, ku harap dia segera menerima karmanya karena terus menggangguku.” Sumpah Vanila, dia pun menatap Baby yang sejak tadi tidak merespon dirinya.
“Huaaa…” Vanila kembali menangis. “Sudah ku duga kalau kamu tidak memiliki masalah seberat diriku, di kasih lolypop saja langsung berhenti menangis.” Ucap Vanila, namun mulutnya tiba-tiba terasa manis ia pun langsung membuka matanya.
“Jangan nangis.” Ucap Baby sambil berdiri di hadapan Vanil.
Vanila langsung menghisap Lolypop itu dan memberi Baby lolypop yang baru, mereka berdua pun duudk sambil mengemut Lolypop.
“Namamu siapa?” Tanya Vanila.
“Baby.” Jawab Anak umur lima tahun itu, ia mengayun-ayunkan kakinya karena senang bisa memakan lolypop.
“Aku Vanila, kamu anak siapa? Kenapa ada di sini? Jangan-jangan Mami Papi ku punya anak sekecil kamu?” Tanya Vanila dengan wajah kagetnya saat pikirannya mulai berkelana.
“Daddy Baby namanya Calvin, Mommy Baby… Baby tidak mengingat namanya.” Ucap Baby jujur, karena sejak lahir dia tidak pernah dekat dengan Bella. Yang Baby ingat hanya ketakutan yang ia rasakan saat bertemu wanita yang entah siapa itu, walau Kakek dan Neneknya sering mebgenalkan Bella sebagai ibunya. “Yanga Baby ingat, Mommy tidak menyukai Baby, dia sering malah-malah saat melihat Baby.” Keluh Baby, matanya kembali berkaca-kaca dengan bibir yang mengerucut.
Vanila yang sejak tadi menatapnya pun langsung ikut menangis, ia tak tega melihat anak kecil yang sedang merasakan hal yang sama dengannya.
“Jangan sedih, ada aku di sini. Baby kalau Mommy mu marah bilang padaku, aku akan memukulnya sampai dia tidak akan berani lagi marah padamu.” Ucap Vanila, Vanila jadi teringat masa kecilnya.
Baby pun mengangguk di pelukan wanita bernama Vanila itu. Ia balas memeluk Vanila dengan perasaan yang entah apa, perasaan yang baru pertama kali ia rasakan.
“Mommy.” Ucap Baby sambil menangis, air matanya pun mengalir begitu saja. Baby sampai berharap jika Mommy nya seperti wanita yang tengah memeluknya, bersedia melindungi dirinya saat Baby ketakutan.
Di ruangan lain ketiga orang itu tengah memantau CCTV yang ada di kamar Baby, Papi Alex dan Mami Citra menangis melihat kedua wanita yang sedang berpelukan karena sedih dengan nasibnya, sementara Calvin dia hanya diam memperhatikan keduanya dari layar monitor, walau hatinya ikut terluka.
Dadanya terasa sesak dan nyeri saat melihat anaknya menangis, Calvin tidak tau jika kedua mertuanya mempertemukan anaknya dengan calon isterinya dengan cara seperti ini.
Namun ia tak dapat berbuat apa-apa, dia hanya mengikuti apa yang mertuanya lakukan.
“Bagaimana Vin, Vanila sangat cocok kan menjadi Mommy nya Baby?” Tanya Papi Alex sambil menyeka air matanya dengan tisue.
Calvin tak bisa menjawab dia hanya diam sambil menatap layar monitor itu, yang ada di pikiran Calvin saat ini malah sebaliknya. Vanila bukannya terlihat seperti orang tua untuk Baby, tapi dia justru terlihat seperti teman sebaya nya Baby.
“Aku akan ikuti keputusan Papi dan Mami.” Ucap Calvin.
“Baiklah kalau begitu, malam ini juga Mami akan urus pernikahan kalian berdua. Karena Mami tidak mau menunda-nundanya lagi, kalian akan menikah besok.” Ucap Mami Citra.
Calvin hanya mengangguk kecil dan kembali menatap anaknya yang sudah tertidur di pangkuan calon istrinya itu.
.
To be continued…
ga bertele tele..
q suka thooor..