NovelToon NovelToon
My Lovely Step Brother

My Lovely Step Brother

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Teen School/College / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Enemy to Lovers
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Agnettasybilla

Semasa Joanna kecil ia tidak pernah menyukai kehadiran anak-anak laki-laki yang tinggal satu rumah dengannya. Namun, ketika duduk dibangku SMA Joanna merasa dirinya merasakan gejolak aneh. Ia benci jika Juan dekat dengan orang lain. Ia tidak bisa mengartikan perasaannya pada laki-laki itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnettasybilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

02 : Paparazi

...- happy reading -...

...***...

...This is Juan...

...And this Joanna...

Semilir angin menerbangkan rambut hitam legam milik Juan. Dengan senyum lebar ia menatap hasil lukisannya yang hampir jadi. Pipinya mengembang setiap ia mewarnai objek yang ia gambar.

"Yes.. selesai!"

Juan berlari masuk ke dalam rumah. Ia begitu bersemangat sekali menaiki tangga, menuju pintu bercat putih dengan nama Joanna yang terukir indah di pintu.

Pintu terbuka tiba-tiba, Juan menerobos masuk dan melihat Joanna yang asik dengan komputernya, masih belum sadar dengan kehadiran adiknya karena headphone yang ia pakai.

Dengan senyum mengembang, Juan membawa lukisan nya yang tadi ia buat menggunakan cat air.

"KAKAK!"

Juan berteriak sembari menepuk pundak Joanna membuat gadis itu melotot dan menatap Juan tajam. Terlihat sekali raut wajah emosi milik Joan, rahangnya mengeras. Joanna melepas headphone miliknya lalu berdiri. Juan yang menyadari perubahan ekspresi kakaknya itu memudarkan senyumannya.

Juan yang sadar akan raut wajah gadis itu berubah drastis perlahan mundur, sementara Joanna berjalan maju, memberikan tatapan mengintimidasi. Sontak Juan merinding di buatnya.

"Udah berapa kali gue bilang, jangan pernah masuk tanpa ketuk pintu!" bentak Joanna. Kali ini suara meninggi. Jantung Juan berdegup kencang, sungguh kakaknya selalu terlihat menyeramkan.

"T-tapi kakak kan ga denger." Juan masih menatap mata gadis itu. Sedang Joanna pun menghela nafas kasar.

"Lo mau nunjukin apa lagi?" tanya Joan dengan nada datar.

Juan yang awalnya ketakutan kini melebarkan senyumnya, lalu menunjukkan sebuah lukisan yang sedari tadi ia banggakan.

"Ini, bagus kan?" Dahi Joanna mengernyit lalu tak lama ia berbalik menuju ke arah komputernya.

"Kenapa lo masih kekanakan sih, Juan? Lo udah dewasa, bersikap sewajarnya kenapa?"

"Maksud kakak?"

"Jangan terlalu deket sama gue, tingkah lo bikin gue ilfil."

Joanna kembali memasang kembali headset nya, tidak peduli dengan ekspresi kecewa yang Juan tunjukkan. Laki-laki itu meremas buku sketsa nya sembari menahan air mata, sungguh ia tidak tahan lagi, kenapa kakaknya itu sangat membencinya?

"Kakak benci banget ya sama aku? Aku salah apa sih?"

Juan pun berbalik dan meninggalkan kamar kakaknya itu, tidak lupa dengan menutup pintu.

Karena lo orang asing di hidup gue

***

Pagi harinya, Joanna turun dari kamarnya, ia sudah siap dengan seragam yang melekat di tubuhnya. Seperti biasa, wajah dingin ia tunjukkan.

"Selamat pagi sayang," sapa ayah yang sudah duduk di depan meja makan dengan koran yang ia baca.

"Pagi ayah."

Langsung saja ia duduk di tempat biasanya, sementara bunda nya masih sibuk di dapur membantu pelayan memasak.

"Juan belum turun ya? Kamu panggilkan dulu adikmu sana..."

Joanna menatap ayahnya tak suka, namun tetap ia jalankan perintah ayahnya itu.

"Tck! ngerepotin aja..."

Dengan langkah malas Joan kembali menaiki tangga, lalu ia mengetuk pintu kamar Juan tak sabaran. Tapi kenapa tidak ada jawaban? Bahkan pintu tidak juga terbuka.

"Juan, cepat keluar!"

Hening, apa yang adiknya lakukan di dalam?

"Lo belum bangun?"

Masih juga hening hingga akhirnya Joanna memilih membuka pintu kamar adiknya itu.

"Kosong?"

Joanna terkejut lalu mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar. Keadaan kamar rapih dan tidak ada Juan di dalam.

Lalu dengan langkah cepat ia turun dan menghampiri Ayah Bundanya di meja.

"Juan ga ada," ucap Joanna dengan nafas sedikit tersenggal.

"Oh, tadi Juan udah berangkat, buru buru banget katanya ada urusan di sekolah," jawab Bundanya dari dapur.

"Tumben, biasanya pagi pagi merengek minta aku anterin bun." Bundanya tersenyum tipis.

"Emangnya kamu mau nganterin? Biasanya kan adikmu harus mohon mohon dulu." Joanna terdiam, memang biasanya seperti itu, ujung ujungnya Juan berangkat bersamanya karena Joanna pasrah dengan ocehan bundanya.

"Lagian kan kalian satu sekolah, kenapa ga bareng aja?" ucap Bunda

"Udahlah bun, males bahas." Joanna duduk dan segera memakan sarapannya.

***

Bel berbunyi cukup keras, tanda jam sekolah telah berakhir. Joanna berjalan bersama teman-teman nya yang di sebut Girlvy. Kumpulan perempuan beranggotakan 25 orang yang populer seantero sekolah. Mereka populer karena dianggap elit dan memiliki visual di atas rata rata. Walaupun begitu, mereka juga termasuk berandalan di sekolah. Khususnya Joanna—leader dari Girlvy.

"Jo, lo ikut ngumpul kan di basecamp?" tanya gadis berambut sebahu dengan lesung pipi bernama Melisa. Joanna hanya mengangguk pelan.

"Gue nyusul nanti, kalian duluan." Kening Sisil mengernyit.

"Lo lagi nunggu cowok lo? Lo punya cowok ga bilang bilang ya..."

Sementara Joanna menatap tajam Melisa.

"Lo tau kan gue ga pernah pacaran?" Melisa hanya mengangguk dan menepuk punggung Joanna.

"Kalo gitu kita duluan, jangan telat." Melisa pun berlari menghampiri anak Girlvy yang lain.

"Kenapa Joanna? Dia ngga ikut lagi?" tanya Helga bingung.

"Nanti nyusul katanya, ada urusan paling. Dah kita duluan aja," balas Melisa dan ke 24 motor pun jalan beriringan.

Sementara Joanna duduk di dalam mobil yang ia bawa. Memang di antara anggota Girlvy yang lain hanya Joanna yang jarang menggunakan motor, ia lebih nyaman menggunakan mobil katanya. Hanya di event tertentu ia akan membawa motor.

"Tck! lama banget sih!"

Joanna menatap ke arah jam tangannya. Tidak lama kemudian kaca jendela di ketuk pelan. Ia pun menurunkan kaca dan melihat Juan berdiri disana.

"Lagi ngapain Kak?" tanya Juan basa-basi. Joanna pun menatap lelaki itu datar.

"Nunggu lo."

Juan terlihat terkejut, tidak biasanya kakaknya itu menunggunya dan memberi tumpangan. Juan lebih sering naik mobil.

"Ngapain diem? Cepat masuk sebelum ada yang liat, bisa ketauan nanti."

Juan mengangguk cepat lalu masuk ke dalam mobil. Mobil pun berjalan meninggalkan parkiran sekolah. Mereka tidak sadar ada orang yang memotret kejadian tadi secara diam diam.

1
Maya Sari
mulai baca Thor, semoga lanjut ya Thor cerita nya gk d gantung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!