Kyra terlahir sempurna meski dia tidak memiliki kehidupan yang sempurna.
Tumbuh menjadi gadis biasa membuatnya jauh bertalenta dari saudari-saudari tirinya yang penuh prestasi.
Kyra tumbuh sebagai gadis pemalu, pendiam serta lugu, tidak modis bahkan tidak mempunyai prestasi apa-apa.
Namun suatu hari takdir berkata lain dan mengubahnya menjdi berbeda, Kyra yang polos dan lugu berubah tiba-tiba menjadi gadis dewasa yang sempurna berkat adanya sebuah sistem misterius yang diperolehnya secara tak terduga.
Mampukah Kyra mencapai tujuan hidupnya oleh bantuan sistem misterius yang dia dapatkan itu ?
Mari kita saksikan setiap episodenya ya 🤝
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32 Waktu Yang Begitu Singkat
"Huachiiiihhh... !!!"
Kyra tiba-tiba saja bersin.
Saeed segera mendekati Kyra dan memberinya masker.
''Pakailah masker ini, agar bakteri tidak masuk lebih banyak ke dalam hidungmu, Kyra !" kata Saeed.
"Terimakasih, Saeed...", sahut Kyra.
"Udara memang seringkali berubah-ubah cuacanya sehingga virus banyak bermunculan di kondisi seperti ini", kata Saeed.
"Yah, tapi aku sehat-sehat saja kondisiku", sahut Kyra seraya memasang masker di hidungnya.
"Aku akan membuatkanmu minuman jus buah dan sayur, supaya kondisi imun tubuhmu terjaga sehat, Kyra'', kata Saeed.
"Tidak perlu repot-repot, aku tidak apa-apa, kurasa aku hanya bersin saja akibat alergi bulu kemoceng ini", sahut Kyra.
"Bukan masalah bagiku dan aku merasa tidak keberatan, membuatkanmu minuman jus segar", kata Saeed seraya melirik ke arah kemoceng di tangan Kyra.
"Terimakasih", sahut Kyra dari balik masker yang dikenakannya.
"Tunggu sebentar, kusarankan sebaiknya kamu duduk saja sampai aku selesai membuatkanmu minuman jus, Kyra", kata Saeed seraya memberi perintah.
Saeed segera berjalan ke arah pantry cafe mini, untuk membuat minuman segar buat Kyra.
Terlihat Kyra menuruti perintah Saeed dan duduk di kursi cafe yang terletak di sudut ruangan toko miliknya.
"Apa kamu sudah mengirimkan undangan kepada ketiga putra kakek Aashiq ?" tanya Kyra.
"Sudah, aku sudah mengirimkan tiga undangan kepada ketiga putra kakek Aashiq ke rumah mereka, seusai kakek itu menandatangani surat persetujuan maka dengan sendirinya, undangan telah terkirim kepada mereka bertiga", sahut Saeed.
Saeed sedang sibuk membuat minuman jus dengan menggunakan mesin minuman pembuat jus buah.
"Wrrrr... ! Wrrrr... ! Wrrrr... !" suara bunyi mesin pembuat jus buah bekerja cepat.
Saeed menyiapkan segelas minuman yang akan diisi oleh minuman jus buah buatannya.
"Tapi kenapa tidak ada respon dari mereka bertiga sampai saat ini, seharusnya ketiga putra kakek Aashiq datang ke toko ini, untuk memberitahukan pada kita akan kesediaan mereka bertiga", kata Kyra.
"Tidak perlu datang ke toko ini, sebab undangan terkirim pada mereka bertiga dengan tujuan ke sebuah pulau terpencil di tengah samudra luas", sahut Saeed.
"Ke sebuah pulau terpencil ???" tanya Kyra dengan sorot mata keheranan.
Kyra memperhatikan Saeed dengan tatapan bingung.
"Untuk apa ke pulau terpencil ?!" kata Kyra.
"Karena disana sistem misterius menciptakan permainan unik bagi ketiga putra kakek Aashiq dan akan mengujinya", sahut Saeed.
"Mengujinya ?! Maksudmu, apakah akan ada ujian tertentu bagi ketiga putra kakek Aashiq ?" tanya Kyra.
"Ya, benar, ada ujiannya disana yang akan dijalani oleh ketiga putra kakek Aashiq", sahut Saeed.
"Apa ujian yang mereka jalani nantinya mudah atau tidak, karena kamu pernah bilang kepada kakek Aashiq bahwa kamu akan melibatkanku dalam ujian itu ?" tanya Kyra.
"Itu benar sekali, kalian berempat akan bertanding dalam ujian sistem di pulau terpencil, dan ujian yang kalian hadapi nantinya sangat sulit, untuk kalian lewati", sahut Saeed.
"Ada bocorannya atau tidak mengenai tes ujian itu", kata Kyra.
"Tentu tidak, aku tidak bisa membocorkan isi tes ujian itu padamu atau pada mereka, sesampainya di pulau terpencil, kalian akan mengetahuinya sendiri tentang ujian itu", sahut Saeed.
"Kapan rencananya kita berangkat ke pulau terpencil ?" tanya Kyra.
"Mungkin tiga hari lagi, kita akan berangkat kesana, karena kita memerlukan persiapan khusus, untuk sampai ke pulai terpencil, Kyra", sahut Saeed.
"Tiga hari...", kata Kyra.
"Tepat sekali, tiga hari adalah waktu persiapan berangkat ke pulau terpencil", sahut Saeed.
"Kenapa harus tiga hari menunggu berangkat ke pulau terpencil ?" tanya Kyra seraya menoleh ke arah Saeed.
"Persiapan mesti dimatangkan selain jarak ke pulau terpencil di tengah samudra sangat jauh, latihan fisik buatmu juga perlu dipersiapkan dengan ekstra keras", sahut Saeed.
"Latihan apa yang mesti aku jalani agar aku siap ?" kata Kyra.
"Sangat banyak persiapan fisik yang mesti kamu lakukan untuk keberangkatan kita ke pulau terpencil", sahut Saeed.
Saeed meletakkan sebuah buku berisi paduan latihan fisik ke arah atas meja.
"Apa ini ?" tanya Kyra.
"Buku tentang paduan latihan fisik, aku yakin kamu dapat menjalaninya, meski agak berat, tapi aku yakin kamu bisa melakukannya'', sahut Saeed sembari melipat tangannya ke arah depan.
Kyra membuka halaman demi halaman buku berisi paduan cara latihan fisik, dia memperhatikannya dengan seksama isi dari buku paduan itu.
"Apa aku mesti melakukannya semua latihan fisik yang ada di buku ini ?" tanya Kyra.
"Tidak semuanya harus kamu lakukan, hanya latihan ringan, pertama yang harus kamu lakukan sementara waktu", sahut Saeed.
"Tiga hari bukan waktu yang singkat, karena melatih fisik sangat berat dan memerlukan banyak tenaga, untuk itu", kata Kyra.
"Tidak usah sedih, kita bisa melakukan latihan dengan berlari jarak jauh setiap harinya, dan setelah itu ada latihan lainnya melalui sistem misterius", sahut Saeed.
"Tapi aku tidak tahu apakah aku mampu melakukannya", kata Kyra dengan sorot mata sendunya.
"Yakinlah pada dirimu sendiri, semua pasti bisa kamu lakukan dengan sekuat tenaga dan sesuai kemampuanmu, Kyra", sahut Saeed.
Senyum menghiasi sudut bibir Saeed seraya menepuk pelan pundak Kyra agar dia yakin pada dirinya sendiri.
Kyra hanya membalas dengan senyuman sekilas, dia tahu tugas baru ini, tidaklah mudah dia lakukan meski dia telah berlatih keras nantinya.
"Kapan kita akan memulai latihan itu, Saeed ?" tanya Kyra seraya menoleh ke arah Saeed.
"Besok pagi, menjelang fajar, kita akan melakukan latihan fisik dengan diawali berlari pagi, setelah itu kita akan berlatih lewat sistem", sahut Saeed.
"Baiklah, kita akan lakukan segera rencana kita besok pagi, semoga saja, aku dapat melaluinya", kata Kyra.
"Percayalah, kau pasti bisa menjalaninya, Kyra !" sahut Saeed seraya menatap serius ke arah Kyra.
"Ya, aku percaya, Saeed", kata Kyra lalu mengangguk setuju.
Keesokan harinya...
Tampak Kyra telah berlarian mengelilingi taman di dekat area rumahnya.
Di kejauhan, Saeed memantau latihan fisik yang dijalani oleh Kyra dengan tatapan serius sedangkan di tangannya, dia sedang memegang alat pengukur waktu.
"Hosh... ! Hosh... ! Hosh... !"
Kyra berlari terengah-engah saat mengelilingi taman.
Keringat mulai mengalir, membasahi wajah Kyra yang berlarian disekitar taman, dekat rumahnya.
"Semangat, Kyra !" kata Saeed yang tiba-tiba muncul di dekat Kyra yang sedang berlari.
Kyra hanya menoleh sekilas meski dirinya agak terkejut melihat kehadiran Saeed di dekatnya.
Sekitar sepuluh putaran berlari mengelilingi area taman di dekat rumah mewahnya, Saeed memberinya sebotol minuman kepada Kyra.
"Minumlah dulu lalu kamu bisa beristirahat, Kyra !" kata Saeed.
"Terimakasih...", sahut Kyra seraya mengambil sebotol minuman air dai tangan Saeed.
"Glekh... ! Glekh... ! Glekh... !"
Kyra meneguk habis sebotol minuman di tangannya kemudian dia melanjutkan lagi larinya.
"Kau tidak ingin istirahat sejenak, Kyra ?" tanya Saeed sembari menoleh ke arah Kyra yang berlari kembali, mengelilingi area taman.
"Tidak !" sahut Kyra dari arah kejauhan sembari melambaikan tangannya ke atas.
Saeed tertawa lirih ketika dia melihat ulah Kyra yang berlari kembali dengan penuh semangat.
"Semangat, Kyra !" kata Saeed.
Saeed tidak mengikuti lagi langkah kaki Kyra yang berlarian kembali, dia hanya mengawasi dari jauh.
"Semoga saja, Kyra mampu melewati semua latihan ini selama tiga hari ke depan", kata Saeed sembari menatap serius.
Kyra terus berlarian mengelilingi area taman tanpa jeda sedikitpun, dia sangat bersemangat meski keringat terus bercucuran deras, membasahi seluruh tubuhnya.
"Hosh... ! Hosh... ! Hosh... !"
Nafas Kyra naik-turun tidak beraturan ketika mengelilingi taman.
Namun semangatnya sangat membara kuat setiap dia berlari cepat.
Latihan lari pagi ini, cukup dijalani oleh Kyra sekitar tiga jam lebih, Saeed mengajak Kyra ke suatu tempat yang masih asing.
"Kita akan memulai latihan selanjutnya, dan kuharap kamu siap menjalani latihan ini, Kyra", kata Saeed.
"Aku siap melewati latihan selanjutnya, semoga latihan yang aku jalani, dapat memberiku hasil yang terbaik", sahut Kyra.
"Tidak mudah menjalani latihan fisik kedua ini, sebab memerlukan ekstra tenaga besar, untuk melewatinya", kata Saeed.
"Yah, aku berharap dapat melewatinya, meski aku tidak tahu, apakah aku mampu menjalaninya", sahut Kyra.
"Jangan cemas atau pun bimbang, percayalah dan yakinlah pada dirimu sendiri, Kyra !" kata Saeed memberi semangat.
"Ya, Saeed", sahut Kyra sembari mengangguk pelan, meski sorot matanya mengandung kebimbangan.
Saeed hanya membalas dengan senyuman ringan seraya menatap teduh ke arah Kyra yang berdiri di hadapannya, berusaha memberikan ekstra semangat pada Kyra agar dia selalu yakin serta percaya diri akan kemampuannya sendiri.
selamat akhirnya bisa juga, nih thor...
semangat ya... 👍💪