NovelToon NovelToon
Metanoia; The Hybrid

Metanoia; The Hybrid

Status: sedang berlangsung
Genre:Vampir / Manusia Serigala / Mengubah Takdir / Epik Petualangan
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: cutdiann

Kelahiran Gara menjadi pertanda karena bertepatan dengan kematian Hybrid yang telah membawa malapetaka besar untuk daratan barat selama berabad-abad. Pertanda itu semakin mengkhawatirkan pihak kerajaan ketika ia belum mendapatkan jati dirinya diusia 7 tahun. Mendengar kabar itu, pemerintah INTI langsung turun tangan dan mengirimkan Pasukan 13 untuk membawanya ke Negeri Nitmedden. Namun Raja Charles menitahkan untuk tidak membawa Gara dan menjamin akan keselamatan bangsa Supernatural. Gara mengasingkan diri ke Akademi Negeri Danveurn di wilayah Astbourne untuk memulai pencarian jati dirinya.
Akankah Gara mendapatkan jati dirinya? Bagaimana kehidupan asramanya di Akademi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cutdiann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CHAPTER 1O: BETWEEN FANTASY AND REALITY.

...※ ·❆· ※...

"Aku merindukan Gara, ibu. Bolehkah aku menyusulnya ke lembah Astbourne?"

Allegro mengikuti ibunya, Annelise, menuju sebuah pekarangan kerajaan khusus tempat para Bronze prajurit yang baru diangkat untuk berlatih.

"Lalu ibu akan sendirian?" Annelise menyamakan tingginya dengan Allegro, mengusap rambut laki-laki muda itu, berharap Allegro berhenti untuk terus meminta agar menyusul Gara.

"Bukan seperti itu, ibu."

"Baru sehari adikmu meninggalkan kerajaan, kau sudah merindukannya. Bagaimana soal burung gagak yang ingin kau miliki itu?"

Allegro tersenyum dengan gaya pribadinya, "Aku sudah punya, ibu. Paman Alex yang memberikannya padaku."

"Paman Alex?"

"Iya, itu paman, ada di sana."

Allegro menunjuk kearah Alex, yang tengah berjalan bersama Damian bersama, menuju ruang kerajaan lain. Tentu, hal apa lain jika bukan soal persiapan penurunan tahta yang mereka berdua bicarakan akhir-akhir ini.

"Kapan kau akan mengirim surat pada Gara?"

"Hari ini, makanya aku membawa alat tulisku. Aku akan menulisnya di tempat ini" Allegro berlari masuk ke dalam pekarangan, sedanglan Annelise tersenyum karna tingkah Allegro yang menggemaskan. Wanita itu berhasil mengalihkan pembicaraan Allegro, kemudian dia pergi meninggalkan pekarangan pelatihan.

Allegro duduk tepat di tangga masuk, bersandar pada pilarnya, lalu menyiapkan alat tulis miliknya. Di tengah kesibukannya, seseorang yang baru saja tiba di pekarangan itu berdehem sambil mengetuk pintu. Tentu, Allegro menoleh ke belakang, melihat anak iblis yang tengah berdiri di belakangnya. Anak iblis itu mempersilahkan Epic prajurit yang mengawalnya untuk meninggalkannya.

"Kenapa dirumahku ada anak iblis?" Gumam Allegro acuh, kembali sibuk dengan kegiatannya. Bahkan, Allegro sendiri tidak mengenal siapa anak iblis itu. Yang jelas dia tau, kerajaan lain tiba karna ada pertemuan dengan kakeknya.

"Aku boleh duduk?" Tanya anak iblis itu sambil duduk di samping Allegro.

"Pertanyaanmu sia-sia."

"Hahaha, aku lelah berkeliling."

"Hm, tidak punya sopan santun."

Anak iblis itu mengangkat satu alisnya, "Apa maksudmu?"

"Bersikaplah sewajarnya tamu. Berkeliling rumah orang lain, memalukan" kata Allegro saat ia hendak menulis di sebuah kertas pemberian bibinya.

"Paman Damian yang memberiku izin. Kenapa kau sangat sensitif?"

"Hei, aku sedang konsentrasi" geram Allegro menyalakan matanya yang merah.

Anak iblis itu tertawa, lalu meminta maaf. Sambil melihat para Bronze prajurit, anak iblis itu bersuara, "Adikmu pergi juga, bukan?"

Seketika Allegro menghentikan tangannya, "Apa maksudmu?"

"Adikmu meninggalkan kerajaan."

"Oh," ia lalu melanjutkan kegiatannya, "Iya. Pasti ibuku yang memberitau mu."

"Kakakku juga."

"Jangan mencoba untuk akrab denganku."

"Astaga, kau ini. Apa semua penghisap darah begitu?"

"Apa semua iblis begitu?"

"Apa yang salah denganku, dari tadi kau yang marah-marah."

"Namamu saja tidak kau sebut."

Anak iblis itu terdiam sesaat lalu tertawa, "Aku pikir kau sudah tau. Aku Lucier Damonous."

"Dan satu hal lagi, aku ini lebih tua darimu. Hormati aku seperti yang selayaknya" kata Allegro masih sibuk dengan tulis menulisnya.

"Iya aku tau."

"Jadi benar, Damonous punya anak kembar?" Allegro menoleh melihat wajah Lucier dengan seksama. Antara dia belum pernah melihat wajah seperti itu, atau dia melihat orang lain yang sama.

"Iya, begitu lah" ucap Lucier sambil mengusap rambutnya kebelakang. Saat itu juga, Allegro dapat melihat sebuah bekas luka memanjang yang ada dikening Lucier.

"Aku pernah bertemu Xavier sekali, saat gala Moon Full Night hari itu. Kalian punya warna rambut yang berbeda."

"Yah, dia mengambil rambut ayah kami."

"Ku dengar juga, kalian sedang bermusuhan. Ceritakan saja padaku jika kau mau" Allegro mencoba untuk membuka hati.

Lucier memangku dagu, melihat karah langit, "Aku sampai ingin percaya kata-katamu, dan baru saja mengingat bahwa kalian, bangsa Vampire, bisa melihat masa lalu seseorang dengan mudah tanpa mendengar kejadiannya dari orang lain."

"Terserah kau. Ingin cerita padaku, atau pergi dari hadapanku segera?"

Xavier menghembuskan nafasnya kasar, "Aku hanya sedang tidak ingin melihat wajahnya. Sial sekali, aku punya wajah yang sama dengannya."

"Andai kau tidak serakah, kakakmu tidak akan merasa bersalah seperti itu" ucap Allegro.

"Jangan melihat masa lalu seseorang seenaknya," kesal Lucier sambil melihat kertas milik Allegro, "Apa yang coba kau tulis kak?"

Allegro membiarkan Lucier melihat kertas miliknya yang baru tertulis beberapa kalimat, "Aku merindukan adikku. Aku mencoba untuk mengirimkannya surat."

"Oh begitu, haruskah aku mengirimkan kak Xavier surat juga?"

"Terserah padamu, itu akan memperbaiki hubunganmu dengannya, bukan?"

Xavier merubah pikirannya, "Tidak jadi. Aku juga tidak merindukannya. Aku tidak membutuhkannya."

Allegro tau, dirinya lebih tua dari Lucier. Dia tau sekarang adalah waktunya untuk belajar menjadi dewasa, "Jangan seperti itu. Suatu saat kau akan sangat merindukannya, dan membutuhkannya."

"Aku tau, kak. Aku tau saat-saat seperti itu akan tiba dan akan membuat aku memaafkannya."

"Sekali kau kehilangannya, kau akan terus terlarut dalam kenangan. Aku hanya memberi nasihat, sebagai orang yang paling tua" kata Allegro sambil terus melanjutkan tulisannya.

Lucier hanya diam, memperhatikan tangan Allegro yang bergerak naik turun menuliskan kata-kata. Tentu, sebagaimana pun dia tidak menyukai kakaknya, Xavier, tapi setidaknya melihat wajah Xavier sekali lagi adalah keinginannya.

"Ajarkan aku cara menulis surat, kak Allegro. Aku berubah pikiran lagi."

...※ ·❆· ※...

Edward kembali. Wajah terkejut itu masih ada. Tidak tau kenapa, aku sedikit merasa khawatir. Setelahnya Mr. Chairoz datang, tidak sendiri. Beberapa dari yang lain ikut serta.

Saat itu aku tidak bisa banyak bergerak. Rasanya sangat lelah. Mungkin karna aku mengejar rusa dewasa itu yang larinya juga sangat cepat. Teman-temanku membantu, membawaku untuk ke rumah sakit di Akademi.

Aku berharap Mr. Chairoz tidak akan marah, karna melihatku kelelahan seperti ini. Aku berharap dia tidak akan melarangku untuk tetap menelusuri hutan.

Sesampainya, para perawat mengganti bajuku yang berlumuran darah. Mereka menyuruhku untuk berbaring, jadi aku melakukannya.

Sepertinya aku akan sakit. Aku bisa merasakan tubuhku yang hangat. Tapi aku merasa udara begitu dingin. Padahal ini masih siang, dan matahari benar-benar terik di luar.

Pandanganku hanya terfokus pada orang-orang yang datang melihatku, atau mereka yang melakukan hal-hal pengobatan lain. Anehnya, tenggorokanku terasa kering. Aku juga merasa sangat lapar. Penglihatanku juga berubah. Rasanya waktu berjalan begitu lambat.

"Gara?" Aku hanya bisa menggerakkan manik mataku, melihat Selena yang dari tadi menjagaku. Selena mendekat, dengan wajahnya yang terkejut persis seperti Edward. Dia meletakkan telapak tangannya di atas keningku, pipiku, dan leherku.

"Kau panas!"

Reaksi Selena membuat yang lain datang ke kasurku. Mereka juga memasang wajah yang sama. Apa yang aneh denganku? Aku hanya merasa tidak enak badan. Bukan sesuatu yang lebih dari itu.

Lalu Mr. Chairoz datang drngan menatapku dengan sangat serius. Ia memegang keningku, "Kau sudah sakit, di hari pertama kedatanganmu. Sampai kau sembuh, kau baru boleh menginjak area latihan."

"Mr. Chairoz, kau—"

"Jangan menolak kata-kataku. Dari pada sakitmu semakin parah. Yang lain, jangan datang ke rumah sakit Akademi dan menemuinya sampai dia sembuh. Jangan banyak bertanya. Aku seorang Hunter, bukan Healer."

Mendengar ucapan Mr. Chairoz, mereka hanya bisa diam dengan wajah kebingungan.

"Aku akan meracik obat dan mengompres keningnya" ucap salah satu suster yang ada.

"Baiklah, tinggalkan Gara sekarang" kata Mr. Chairoz memerintahkan semua orang untuk pergi.

Namun, Edward tiba-tiba tidak setuju dengan keputusan Mr. Chairoz. "Biar aku yang menjaga Gara."

Mr. Chairoz menatapi Edward, "Tidak ada yang boleh menjaga Gara, tidak ada yang boleh mengunjunginya. Tunggu sampai ia sembuh total."

"Tapi Mr. Chairoz—"

"Gara akan baik-baik saja. Percayalah. Lagipula, aku akan berbicara pada ayahmu tentang ini" kata Mr. Chairoz sambil menatapku serius. Aku bahkan tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Apa yang terjadi padaku, sampai seperti ini jadinya.

Lalu, mereka semua pergi meninggalkanku dengan tatapan khawatir, hingga tinggallah aku dan Mr. Chairoz.

Ia mengambil sebuah cermin yang ada di laci nakas di samping tempat tidur, dan menyodorkannya padaku, "Aku tidak mengerti, tapi kurasa sifat Hybrid mu mulai muncul."

Aku melototkan mata terkejut, melihat refleksi diriku di cermin genggam yang kugunakan saat ini. Dimana aku yang ku kenal? Bayangan itu bukanlah aku. Dia memiliki manik mata yang kuning keemasan. Manik mata itu bukan seperti manik mata Lycanthrope clan.

"Edward memberi tau semua yang terjadi didalam hutan. Kau tidak ingat apa yang telah kau lakukan?" Tanya Mr. Chairoz mengambil duduk di ujung kasur.

"Aku tidak mengingat apa-apa, terakhir aku mengejar rusa dewasa itu dan tiba-tiba saja aku berada di depannya dengan perut rusanya yang sudah hancur. Hanya itu saja, aku masih tidak mengerti, apa yang telah kulakukan?" Jujurku pada Mr. Chairoz.

"Kau tau apa yang kau lakukan? Kau memakan rusa itu. Lihat taringmu yang tajam itu" Mr. Chairoz mengisyaratkanku untuk melihat pada cermin di tanganku..

Benar, dia benar. Kedua taring tajam yang dimaksud Mr. Chairoz ada di sana, di dalam mulutku. Aku memakan dewasa itu? Tidak mungkin.

"Itu tidak mungkin, Mr. Chairoz."

"Lihat dirimu, napasmu tidak terkendali dan seluruh tubuhmu bergetar karna kelaparan. Bagaimana bisa hal ini tidak mungkin?"

Tenggorokanku terasa sangat kering dan panas. Tanpa sadar aku membuka mulut dan mencari udaranya yang dingin, berharap membuat rasa panas itu menghilang. Tapi sama saja, tidak berhasil. Aku tidak tahan. Panas sekali. Rasa lapar itu juga membuatku tidak fokus. Melihat Mr. Chairoz saja bahkan membuat aku ingin menghancurkan leher itu.

Apa yang harus aku lakukan sekarang?

1
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
neptuneee
wadduuhhh bahayaaa
neptuneee
lightt lucuuu bangettttt
CupcakeHugs
Rasanya kaya terombang ambing bacanya! Aku bener-bener merasa seperti nyata!
cutdiann: terimakasih telah membaca Metanoia; The Hybrid! terus dukung karya ini ya!!!
total 1 replies
CandycaneMissy
semangat thor,ceritanya bagus,..crazy up dong😄👍💪
cutdiann: terus dukung karya ini ya!! support!
total 1 replies
Respati Wijaya
Malesnya aku jadi senyum-senyum sendiri baca ceritanya thor.. daku tunggu nextnya
cutdiann: hahaha! terus dukung karya ini ya!!
total 1 replies
floufrouu
semangat selalu Thor aku suka ceritanya ❤️❤️
cutdiann: terimakasih! terus dukung karya ini ya!!
total 1 replies
Cinta Misnaming
Thor! Ada banyak pertanyaan di kepala saya nih.. tapi untuk sekarang saya cuma bisa bilang “hayo buruan di update thooooor!!!!!!”
cutdiann: pertanyaan apa tuh di kepala kamu?! btw, terus dukung karya ini ya!!
total 1 replies
coastbycoast
Kalau lagi patah hati, paling tepat emang baca-baca karya author. Bisa melupakan semua kesedihan~
cutdiann: terus dukung karya ini ya! biar cepet sembuh patah hatinya
total 1 replies
SecretFruity
waaah... makin seru aja nih... like for u...
cutdiann: terus dukung karya ini ya!
total 1 replies
neptuneee
jahat bener Nicholasnyaa
neptuneee
waduhh makin penasaran
neptuneee
Bagus, ceritanya bikin degdegan, berasa lagi ikut ke Akademi trus ikut ujian sama makhluk itu!
MouthofMexico
lanjut semngat menulis karya karya mu thorr sehat sll😍😘
cutdiann: makasih cuy, terus dukung karya ini ya👍🏼
total 1 replies
rowiethelabel
Ya ampun thor, kok tega sih digantung gini
Nulamal
lanjut thorr!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!