The Master Of The System

The Master Of The System

Bab 1 Kyra

Kyra berusia 18 tahun saat ini, dia tumbuh bersama ketiga saudari tirinya yaitu Adiva, Ifaya dan Tabana di rumah megah milik ayahnya, Ikram.

Gadis pemalu serta pendiam itu selalu tertinggal dari ketiga saudari tirinya di semua bidang.

Hal yang selalu membuatnya tertekan sebagai puteri dari keluarga terpandang karena Kyra bukanlah siapa-siapa dalam keluarga besar Ikram saat ini, tidak berprestasi, tidak bertalenta apa-apa bahkan termasuk gadis naif yang polos.

Ayahnya selalu memojokkannya karena kekurangannya itu dan kerapkali menyindirnya yang mirip dengan ibunya.

Kyra menerima ejekan serta sindiran pedas dari ayahnya setiap hari dengan hati lapang dada meski itu sangat menyakitkan hati gadis delapan belas tahun itu.

Semua sindiran itu dia dapatkan dari ayah kandungnya lantaran kekurangan Kyra yang tidak pernah berprestasi sedikitpun sehingga ayahnya malu olehnya.

Pernah ayahnya yang bernama Ikram marah sebab Kyra tidak juara kelas dan menyindirnya terang-terangan.

"Aku malu memiliki seorang putri kandung yang tidak berprestasi sepertimu bahkan kau adalah satu-satunya puteri kandung ayah tapi tak sedikitpun kamu mewarisi kecerdasan dari seorang Ikram...", kata ayahnya suatu hari.

Kyra hanya bisa terdiam tanpa membantah sedikitpun ucapan ayah kandungnya kala itu, sewaktu dia dan ayahnya selesai mengambil buku prestasi kelulusan.

"Apa gunanya dia di rumah ini tanpa prestasi apa-apa, hanya memalukan buat kita saja, bagaimana dia bisa semirip ibunya dan tidak persis sama sepertiku, aku tidak mengerti kenapa aku ditakdirkan memiliki seorang puteri kandung yang bodoh !"

Kata-kata ayahnya sangat menghujam keras dalam hati Kyra kala dia mendengar pembicaraan ayahnya dengan ibu tirinya di waktu sore hari.

Kyra yang mendengar tanpa sengaja hanya bisa berdiri bersembunyi dibalik pintu ruangan dengan ekspresi wajah sedih.

...***...

Hari ini adalah tanggal 1 Desember...

Dimana menjadi hari ulang tahun salah satu saudari tirinya, yang bernama Tabana.

Tabana merupakan saudari tiri Kyra yang paling cantik karena dia adalah seorang gadis pemenang ajang pemilihan terpopuler gadis sampul majalah, sehingga dia sangat terkenal.

Akan ada perayaan megah yang akan diadakan di kediaman ayahnya, untuk menyambut hari lahir saudari tirinya, Tabana.

Ayahnya, Ikram sengaja merayakan hari ulang tahun Tabana secara mewah dengan mengundang banyak tamu penting karena acara akan diliput oleh stasiun televisi ternama.

Ikram tidak ingin terlihat sederhana karena akan mempermalukan dirinya sebagai orang terpandang, jika hari lahir Tabana dirayakan biasa saja meski Tabana adalah puteri tirinya, dia tidak ingin para awak media massa menyindirnya sebagai ayah yang tidak bermartabat.

"Praaaang !!!"

Terdengar suara benda pecah dari arah ruangan tengah yang dikhususkan untuk pesta ulang tahun Tabana nanti sore.

"Apa yang kau lakukan ini, Kyra ???" teriak suara melengking dari ruangan tengah.

Kyra berdiri gemetaran dengan kedua telapak tangan penuh darah.

"Kau tahu jika kotak kaca ini sangat berharga dan merupakan kado dari ajang pemilihan gadis sampul majalah yang kuperoleh saat mengikuti lomba", kata Tabana.

Tabana mendorong keras tubuh Kyra hingga dia terjatuh.

"Auwh !" rintih Kyra kesakitan.

Kyra jatuh terduduk sedangkan dia harus menahan tubuhnya dengan kedua tangannya yang terluka oleh pecahan kotak kaca.

"Apa kau tidak memakai matamu saat melihat ? Hah ?" kata Tabana.

"Ma-maaf...", sahut Kyra dengan wajah tertunduk.

"Lihat semua menjadi berantakan karena ulahmu ini ! Kotak hadiah itu rencananya akan aku pamerkan kepada semua tamu karena akan diliput oleh stasiun televisi ternama !" hardik Tabana.

"Tapi bukan aku yang menjatuhkannya'', sahut Kyra membela diri.

"Lantas siapa ??? Hah ???" hardik Tabana marah.

"Aku baru datang ke ruangan ini, secara kebetulan saja, aku tidak sengaja melihat Ifaya menyenggol kotak kaca itu sehingga terjatuh pecah ke lantai", sahut Kyra.

Kyra menunjuk ke arah Ifaya yang berdiri gemetaran di dekat meja, dimana kotak kaca hadiah tadi terletak disana.

Tabana langsung menoleh ke arah saudarinya, menatapnya tajam dengan ekspresi penuh emosi.

"Ifaya !!! Kenapa kau lakukan ini ???" bentak Tabana bersungut-sungut.

"Bu-bukan aku yang memecahkannya, aku tidak tahu apa-apa, Tabana", sahut Ifaya sembari menggeleng takut.

"Jangan berbohong, Ifaya !!!" teriak Tabana marah.

"Benar, Tabana ! Bukan aku pelakunya, ini fitnah yang tidak terpuji yang dituduhkan kepadaku tanpa bukti !" sahut Ifaya.

"Lalu kalau bukan kamu pelakunya, siapa yang telah memecahkannya kalau bukan kamu, Ifaya ?" kata Tabana.

"Dia ! Kyra !" sahut Ifaya yang mencoba membela diri dengan mengalihkan kesalahan kepada Kyra.

"Tidak, aku tidak memecahkannya, kau mefitnahku untuk membela diri, Ifaya !" kata Kyra.

"Diam kau, pecundang !" sahut Ifaya kesal.

Tiba-tiba Ifaya berjalan cepat menghampiri ke arah Kyra yang jatuh terduduk.

Dijambaknya rambut Kyra dengan kuatnya oleh Ifaya.

"Aduh !!!" jerit Kyra kesakitan.

"Rasakan ini !" teriak Ifaya marah.

"Lepaskan rambutku, Ifaya ! Sakit sekali !" jerit Kyra.

Rasa sakit yang dirasakan oleh Kyra karena luka ditangannya bertambah sakit ketika Ifaya menjambak rambutnya secara kasar.

"Sakiiit !!!" jerit Kyra.

"Sakit ? Makanya jangan asal tuduh jika tidak punya buktinya !" sahut Ifaya yang tidak melepaskan tarikan tangannya dari rambut Kyra.

"Tapi memang bukan aku pelakunya ! Dan aku melihatmu sendiri yang memecahkan kotak kaca itu !" jerit Kyra.

"Masih saja menyangkal !" kata Ifaya bertambah marah.

"Aku tidak menyangkalnya !!!" jerit Kyra yang mencoba melepaskan tarikan tangan Ifaya dari atas kepalanya.

"Jika kamu masih tidak mengakuinya maka aku tidak akan melepaskan tanganku ini ! Dan aku akan terus menjambak rambutmu hingga kau terus berteriak !" sahut Ifaya.

Ifaya tertawa sinis sembari terus menjambak rambut Kyra dengan kasarnya.

Tak seorangpun di ruangan tengah itu yang membela Kyra atau melerai pertengkaran diantara Kyra dan Ifaya.

Kyra yang tidak terima disalahkan lalu berontak kuat seraya menarik rambut Ifaya.

Terjadi ajang perkelahian dengan tarik-menarik rambut oleh Ifaya dan Kyra di ruangan itu sehingga membuat gaduh seisi rumah.

"Hentikan !!!" teriak suara seorang pria dari arah luar ruangan.

Tampak Ikram berlari cepat ke arah dua puterinya untuk melerai pertengkaran mereka.

"Apa-apaan ini ?" teriak Ikram marah.

Ikram menarik tangan Ifaya dari rambut Kyra lalu menjauhkannya dari Kyra.

Sontak tindakan Ikram menyentakkan Ifaya saat itu juga yang melihat ayah tirinya itu mendorongnya sengaja agar menjauh dari Kyra.

"Sungguh memalukan !" bentak Ikram.

"Tapi Kyra yang memulai duluan, ayah !" kata Ifaya membela diri.

"Apa yang telah Kyra lakukan ? Apa kau tidak melihat tangannya terluka ?" sahut Ikram.

"Tapi Kyra yang telah membuat onar, ayah !" ucap Ifaya.

"Katakan apa yang telah Kyra perbuat !" bentak Ikram.

Tabana lalu berjalan mendekati ayah tirinya seraya membujuknya secara halus.

"Ayah, tidak baik berkata penuh amarah karena akan membuat kesehatanmu terganggu", bujuk Tabana.

"Ya, ayah tahu itu, Tabana", sahut Ikram melunak.

"Tidak perlu dipermasalahkan karena aku telah mengikhlaskannya, kurasa kado itu tidaklah berharga buatku", kata Tabana merajuk.

"Kado apa yang kamu maksudkan ?" tanya Ikram.

"Tadi tanpa sengaja kado dari lomba pemilihan gadis sampul majalah terjatuh pecah, tidak ada seorangpun yang mengakui kesalahannya", sahut Tabana.

Tabana melirik pelan ke arah Kyra yang berdiri dengan tubuh menggigil karena menahan kesakitan.

"Rupanya pelaku tidak mengakuinya meski kedua tangannya terluka, bukankah itu sudah menjadi bukti kuat jika dia yang memecahkannya", kata Tabana.

Ikram menoleh ke arah Kyra yang berdiri termenung dengan kedua tangan terluka dan berdarah.

"Kyra !?" ucap Ikram.

"Tidak ayah, aku tidak melakukannya, sungguh, ayah !" sahut Kyra.

Kyra menggeleng ketakutan saat ayahnya, Ikram menatapnya tajam penuh kekesalan.

"Kyra, kenapa kau selalu mengecewakanku ? Tidakkah kau tahu bahwa hari ini akan ada acara penting yang akan diliput oleh stasiun televisi ternama ?" ucap Ikram penuh kekecewaan.

"Tapi aku tidak memecahkannya, dan aku lihat sendiri kalau Ifaya yang menyenggol kotak kaca itu hingga terjatuh dan pecah", kata Kyra.

Kyra menunjuk ke arah Ifaya dengan kedua mata berkaca-kaca.

"Cukup, Kyra ! Jangan membantah lagi ! Bukti kuat telah ada padamu dan kamu masih menyangkalnya !" ucap Ikram.

"Tapi apa yang kukatakan ini benar adanya, ayahku", sahut Kyra.

"Keluar dari sini ! Dan jangan tampakkan wajahmu dihadapan kami lagi !" bentak Ikram.

"Tapi ayah...", ucap Kyra dengan kedua mata bercucuran oleh air mata.

"Pergi dari sini !" teriak Ikram marah.

"Ayah !!!" sahut Kyra.

"Pergi kau gadis sial !" bentak Ikram sambil berjalan ke arah Kyra dan mendorongnya keluar ruangan.

Ikram menarik paksa tangan Kyra hingga keluar rumah lalu menghempaskan puteri kandungnya itu ke tanah.

"Jangan pernah kembali ke rumah ini ! Kau sungguh memalukan !" teriak Ikram.

Ikram melemparkan kartu atm ke arah Kyra kemudian menutup rapat-rapat pintu rumahnya agar Kyra tidak bisa masuk lagi.

"Ayah ! Ayah ! Ayah !" panggil Kyra seraya berlari ke arah pintu rumahnya yang terkunci rapat.

Kyra bersandar lemas di depan pintu rumahnya sambil berusaha mengetuknya.

Terpopuler

Comments

Shuhairi Nafsir

Shuhairi Nafsir

Tahniah Thor. cerita genre seperti ini yang Saya minati.

2024-12-14

1

kura kura ninja

kura kura ninja

karya baru nih thor 🐯

2024-12-02

1

LoL öz

LoL öz

cool Thor 👍 the best /Ok/

2024-12-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!