Dahulu Kala Sebuah Kerajaan Hebat Bernama Cahaya, Di Serang Oleh Raja Kegelapan Yang Bersekutu Dengan Iblis. Para Ksatria Cahaya Turun Atas Perintah Raja Cahaya Pertama, Namun Saat Mereka Terdesak Tiba Tiba Sebuah Cahaya Muncul Di Hadapan Mereka Dan Berubah Menjadi Sebuah Pedang Yang Kuat. Pedang Itu Di Namai Sebagai Pedang Pelindung
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XenoNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pelabuhan Kerajaan Daun
Di Kerajaan Jingga. Gareth mengejar Alaric yang sedang berjalan ke suatu tempat. "Hey Alaric! Hey!" teriaknya
Tiba tiba seorang komandan pasukan jingga muncul entah dari mana dan menghalangi Gareth yang sedang mengejar Alaric. "Selamat pagi Gareth, ada sesuatu yang ingin aku bicarakan dengan mu."
"Ah ya, apa kita tidak bisa membicarakannya nanti saja?" ucap Gareth yang panik
Gareth pun melihat Alaric yang berbelok ke suatu tempat. "Hmm? Ada apa denganmu? Kenapa kau terlihat seperti sedang panik?" tanya Komandan
"Mungkin hanya perasaan mu saja," jawab Gareth
Gareth pun pergi dari sana dan meninggalkan Komandan pasukan yang masih kebingungan. "Apa yang sedang terjadi kepadanya?" ucap Komandan
Gareth mulai mengejar Alaric kembali. Namun saat dia berbelok, dia kebingungan karena Alaric berjalan kemana lagi setelah berbelok. "Sial, aku kehilangan jejaknya." ujar Gareth
Gareth pun terus melihat sekelilingnya. "Sepertinya memang dia tidak ingin bertemu dengan ku lagi ya,"
Disisi lain, Tera sedang menuliskan surat untuk di kirim kepada seseorang. "Semoga surat ini sampai dengan selamat," ucapnya sambil memasukkan surat tersebut ke dalam tas yang terdapat di punggung Burung Elang.
Dia pun menerbangkan Burung Elang itu untuk menuju ke suatu tempat. Raja Yuto pun berada di belakang Tera dan melihat ke arah Burung Elang yang di terbangkan oleh Tera barusan.
"Aku harap kau tidak salah meminta bantuan kepada dia itu," kata Raja Yuto
Tera menghela nafas. "Kita tidak punya pilihan lain lagi. Lagian kita semua ingin misi penyelamatan ini memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi bulan?"
"Ya, kau benar..." balas Raja Yuto
Mereka berdua sedang berdiri di depan rumah sakit karena hari ini Raja Yuto sudah boleh kembali ke kastil kerajaan. "Sebelumnya aku ingin memperingatkan sesuatu kepada mu, Tera."
Tera yang mendengar perkataan Raja Yuto pun mulai kebingungan. "Ada apa?" balasnya
"Jika mereka tidak membalas permintaan mu itu, maka jangan bertindak ceroboh dengan memaksa menyelamatkan Blaze hanya dengan membawa para pasukan dari Kerajaan Api dan Kerajaan Cahaya." ucap Raja Yuto yang khawatir
"Tenang saja Yang Mulia, aku yakin kalau mereka tidak akan bisa menolak permintaan kita kali ini." kata Tera
Tiba tiba beberapa kapten pasukan kerajaan cahaya datang untuk menjemput Tera. "Komandan, kami sudah mengumpulkan 200 ksatria terbaik dan sudah siap untuk pergi ke kerajaan api sekarang." ucap salah satu kapten
"Bagus, walaupun tanpa Alaric. Kita tetap harus menyelesaikan misi penyelamatan ini." ujar Tera
Tera pun menaiki kudanya dan berpamitan terlebih dahulu kepada Raja Yuto sebelum berangkat. "Doakan kami Yang Mulia,"
Raja Yuto yang mendengar itu pun langsung tersenyum. "Tentu," balasnya
Tera dan para kapten pasukan pun berangkat menuju Kerajaan Api. Saat mereka keluar dari gerbang tembok Kerajaan Cahaya, mereka langsung di sambut oleh para ksatria terbaik yang siap mengikuti mereka dari belakang.
"Semuanya! Berikan seluruh jiwa kalian!" seru Tera
Para pasukan kerajaan cahaya yang di pimpin oleh Tera pun berangkat ke kerajaan api untuk bergabung dengan para pasukan kerajaan api terlebih dahulu.
Disisi lain, di tengah lautan. Mereka bertiga menaiki kapal untuk pergi ke kerajaan sakura. "Kenapa kita harus menaiki kapal... Aku ini gampang mabuk laut..." ucap Lawkei
"Ya kita tidak punya cari lain lagi, jika menggunakan kapal kita akan sampai 2 atau 3 hari ke kerajaan sakura." ujar Valiant
"Apa kau yakin ini cara yang terbaik?" tanya Ziaz
3 Jam yang lalu...
Valiant mengajak Ziaz dan Lawkei untuk mengikutinya ke suatu tempat. "Oi Valiant, kenapa kau menyuruh kami untuk membawa banyak barang?" tanya Lawkei
"Apa yang ingin kau lakukan?" ucap Ziaz
Valiant pun terus berjalan. "Diamlah, ikuti saja perkataan ku." jawabnya
Akhirnya mereka bertiga sampai di pelabuhan milik kerajaan daun. Lawkei yang melihat itu pun langsung panik. "Kau menyuruh kami berjalan kaki dari awalnya melewati hutan bagian selatan hanya untuk pergi ke pelabuhan ini?" ujar Lawkei
Valiant yang mendengar itu pun menjadi kesal. "Apa kau tidak ingin kita cepat sampai ke kerajaan sakura?"
"Mau sih, tapi aku ini mudah mabuk laut." ucap Lawkei
Ziaz pun menurunkan barang bawaannya. "Aku tidak tau kalau di kerajaan daun ada pelabuhan,"
"Kalau di lihat dari peta memang pelabuhan kami tidak di perlihatkan, karena pelabuhan ini baru di bangun 5 bulan yang lalu." jawab Valiant
Valiant pun bergegas menaiki kapal dan menyuruh mereka berdua untuk naik juga. "Ayo cepat, kita tidak punya banyak waktu lagi bukan?" ucap Valiant
Ziaz dan Lawkei pun membawa barang bawaan mereka naik ke atas kapal. "Kenapa dia sangat bersemangat sekali?" bisik Lawkei
"Biarkan saja, lagian tujuan kita sama untuk menemui pemakai pedang pelindung di kerajaan itu." balas Ziaz
Pada akhirnya setelah 3 jam berlayar. Lawkei pun mulai tergeletak di atas kapal karena mabuk laut. "Hadeh... Seharusnya aku naik kuda saja..." ucapnya
Ziaz pun memantau menggunakan teropong yang diberikan oleh Valiant. "Dataran kerajaan daun sudah mulai tidak terlihat lagi, memang benar kalau jalur kapal lebih cepat." ucapnya
"Benar bukan? Tapi kita juga harus berhati hati jika hujan turun." kata Valiant
Ziaz melihat teropong yang di berikan oleh Valiant itu. Dia sangat kagum dengan desain teropong itu yang bisa melihat jarak yang lumayan sangat jauh. "Teropong jenis apa ini? Di kerajaan cahaya teropongnya masih belum bisa melihat objek dalam jarak sejauh teropong ini."
"Ini? Ini model terbaru yang di desain oleh para ilmuwan kami sekitar 1 bulan yang lalu," jawab Valiant
Lawkei yang mendengar mereka sedang berbicara pun langsung menanyakan tentang Zara. "Bagaimana dengan Zara? Apa kau sudah bilang kalau kita akan pergi dari Kerajaan Daun?" tanyanya
"Sudah, aku sudah menitipkan surat kepada penjaga untuk di berikan kepada Zara." ucap Valiant
Ziaz yang melihat Valiant tersenyum langsung curiga. "Apa kau menyukai Zara?" tanya Ziaz
Valiant yang mendengar pertanyaan Ziaz itu pun langsung panik. "Tidak, siapa yang bilang kalau aku menyukainya?" balas Valiant
"Kau sedang berbohong ya? Lalu kenapa kau tersenyum jika sedang membahasnya?" ujar Ziaz sambil menahan tawa
Lawkei pun memotong percakapan mereka berdua. "Hey, apa kalian yakin kalau kita berada di jalur yang benar? Dari tadi kapal ini terus bergoyang tanpa henti." ucapnya
Valiant yang mendengar itu pun langsung melihat peta lagi. "Ini jalurnya sudah benar," jawab Valiant
Ziaz mengecek kompas miliknya. "Ya, kita masih berada di jalur yang benar."
"Serius? Lama lama aku bisa pingsan jika terus seperti ini." kata Lawkei
"Apa boleh buat," balas Valiant
___ END CHAPTER 30 ___