Suci,seorang gadis yang hidup didesa,dia tipe anak yang ceria dan pintar. parasnya cantik dan matanya indah. dia bercita -cita ingin menjadi seorang dokter,namun dia terlahir dikeluarga yang kurang mampu,namun itu semua tidak mengikiskan semangatnya untuk meraih cita-citanya.
kehidupan nyata ternyata tidak semulus harapan dan fikirannya,semua terasa berat,berbagai rintangan dan cobaan silih berganti datang,
hingga suatu ketikan ia dipertemukan oleh seorang pemuda yang baik dan kaya. akan kan awal pertemuan itu bisa membuat impiannya nyata??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Suci devi Miftakhul janah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14.Bahagianya Hati Adrian
Suci lalu masuk kos, Adrian masih terus memandangi sampai wanita itu hilang dari pandangannya. Ia lalu masuk mobil dan menjalankan mobilnya.
Didalam kamar Suci lalu membaringkan tubuhnya dikasur, badannya terasa lelah sekali. tiba-tiba ia teringat kejadian tadi, tingkah managernya itu membuat hati jadi berdebar. ia berfikir apa ini yang namanya jatuh cinta, gumamnya dalam hati.
ia lalu bangkit dan menyingkirkan perasaannya itu, ia harus sadar siapa dia dan Adrian. Bagaikan langit dan bumi, ia pun harus ingat tujuan pertama yang membawanya ke jakarta.
Suci lalu mengambil handuk dan bergegas untuk mandi. Selesai mandi ia shalat isya' lalu memanjatkan do'a kepada Sang Pencipta Allah Swt, ia berdo'a agar diampuni dosa-dosanya dan dosa kedua orang tuanya,ia lalu memohon untuk selalu dijaga dan dituntun kepada jalan yang benar.
Setelah selesai ia lalu bergegas naik ke kasur untuk tidur, ia lalu memejamkan matanya. setelah beberapa saat terlelap tiba-tiba ponselnya bunyi, ia lalu membuka matanya kembali dan mengambil ponselnya.
ada pesan baru dari nomor tak dikenal, menanyakan apakah ia sudah tidur. ia lalu melihat foto profil nomor itu yang ternyata managernya sendiri yaitu Adrian. Ia mengerutkan dahinya merasa aneh kenapa tiba-tiba Adrian mengirim pesan padanya dan isi pesannya tidak tentang pekerjaan.
****
dikamar Adrian terus berjalan kesana kemari sambil memegang handphonenya menunggu balasan dari Suci. Namun hingga larut malam pesan itu tidak dibalas walau suci sudah membacanya.
ia lalu berjalan menuju ranjangnya, lalu menidurkan tubuhnya. Ia merasa sudah ngantuk karna memang hari sudah larut malam. Sambil memandangi handphonenya ia lalu tertidur dengan sendirinya.
ke esokan harinya Adrian bangun lebih awal dari biasanya,ia lalu mandi dan bersiap-siap memakai baju rumahan bukan baju untuk bekerja. Ia lalu menuruni tangga karna kamarnya berada dilantai dua.
Adrian sangat bersemangat hari ini karna Suci akan datang untuk makan malam dirumahnya. Ia merasa semesta mendukungnya untuk mendekati wanita itu, sesampainya dibawah sang ibu lagi nonton televisi di ruang santai rumah mereka.
"selamat pagi ibuku yang cantik" sapa Adrian sambil tersenyum dan mencium ibunya.
"pagi nak, kok tumben kamu bangun pagi dihari liburmu?" tanya sang ibu dengan nada lembut
" lagi pengen aja buk, oh ya ibu udah bilang sama bibi untuk memasak menu spesial buat nanti malam?" tanya Adrian dan dibalas anggukan oleh sang ibu sambil matanya fokus ke televisi.
Adrian lalu duduk disamping sang ibu, ia menanyakan apa ayahnya akan ikut makan nanti malam. Sang ibu geleng-geleng kepala lalu Adrian mengangguk menandakan mengerti maksud sang ibu.
****
Suci masih terbaring ditempat tidurnya karna hari ini hari liburnya. Habis subuh tadi ia menelfon kedua orang tuanya menanyakan kabar mereka, ia juga bilang kemarin mengirim sedikit uang untuk mereka.
ia lalu memainkan handphone nya, setelah lama main handphone tiba-tiba perutnya berbunyi. Suci bangkit dari tidurnya dan keluar untuk mencari makan.
Setelah beberapa saat ia kembali ke kamarnya. Membuka bungkus nasi itu dan memakannya, sembari tangan kiri asik memainkan handphone.
Tiba-tiba ada pesan masuk dari Adrian, ia berkata akan menjemputnya habis magrib. Suci mengerutkan dahinya dan baru ingat jika akan makan malam dirumah Adrian.