NovelToon NovelToon
SENJA TERAKHIR DI BUMI

SENJA TERAKHIR DI BUMI

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sci-Fi
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Doni arda

Di tahun 2145, dunia yang pernah subur berubah menjadi neraka yang tandus. Bumi telah menyerah pada keserakahan manusia, hancur oleh perang nuklir, perubahan iklim yang tak terkendali, dan bencana alam yang merajalela. Langit dipenuhi asap pekat, daratan terbelah oleh gempa, dan peradaban runtuh dalam kekacauan.

Di tengah kehancuran ini, seorang ilmuwan bernama Dr. Elara Wu berjuang untuk menyelamatkan sisa-sisa umat manusia. Dia menemukan petunjuk tentang sebuah koloni rahasia di planet lain, yang dibangun oleh kelompok elite sebelum kehancuran. Namun, akses ke koloni tersebut membutuhkan kunci berupa perangkat kuno yang tersembunyi di jantung kota yang sekarang menjadi reruntuhan.

Elara bergabung dengan Orion, seorang mantan tentara yang kehilangan keluarganya dalam perang terakhir. Bersama, mereka harus melawan kelompok anarkis yang memanfaatkan kekacauan, menghadapi cuaca ekstrem, dan menemukan kembali harapan di dunia yang hampir tanpa masa depan.

Apakah Elara dan Orion mampu m

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32: Jantung Kegelapan

Malam terasa seperti kutukan. Langit hitam tanpa bintang membentang luas di atas mereka, menyelimuti hutan tanpa kehidupan yang memisahkan tim kecil Elara dari Nexus. Pohon-pohon yang menjulang tinggi tampak seperti tangan raksasa yang mencoba meraih apa pun yang lewat. Tidak ada suara burung, tidak ada suara angin. Hanya keheningan mencekam yang dipecahkan oleh langkah kaki mereka.

"Kita benar-benar masuk ke neraka," gumam salah seorang prajurit, suaranya bergetar meski dia berusaha menyembunyikan rasa takut.

Elara berjalan paling depan, menggenggam senjata plasma dengan erat. Peluh mengalir di pelipisnya, tapi matanya tetap fokus. Di belakangnya, Ardan terseret sedikit lebih lambat. Luka di dadanya belum sepenuhnya sembuh, dan setiap langkah terasa seperti hukuman.

"Elara," panggil Ardan dengan suara serak. "Berapa jauh lagi?"

Elara mengangkat tangannya, menghentikan tim. Di depannya, peta holografis kecil memproyeksikan lokasi Nexus. "Kurang dari satu kilometer. Tapi tempat ini terlalu sunyi. Mereka pasti tahu kita di sini."

Dan benar saja, dalam sekejap, keheningan itu pecah oleh suara gemerisik yang menggema dari segala arah.

"Siapkan posisi bertahan!" teriak Elara.

Dari kegelapan, makhluk-makhluk muncul. Bukan hanya bayangan kecil seperti sebelumnya, tetapi raksasa setinggi dua meter dengan tubuh yang tampak seperti gabungan daging dan logam. Mata mereka bersinar merah, dan tangan mereka berubah menjadi bilah tajam seperti pedang.

"Tembak mereka sekarang!"

Tembakan plasma meledak di udara, menghantam makhluk-makhluk itu. Namun, mereka terlalu cepat. Salah satu prajurit tertangkap sebelum sempat menarik pelatuknya. Jeritannya menggema ketika tubuhnya ditusuk dan dilempar seperti boneka. Darahnya berceceran, meninggalkan noda merah gelap di tanah hitam.

"Mundur! Jangan sampai mereka mengepung kita!" teriak Ardan.

Namun, setiap langkah mundur terasa sia-sia. Makhluk-makhluk itu datang dalam gelombang, memaksa tim untuk bertarung dengan segenap tenaga. Elara menembakkan senjatanya bertubi-tubi, menghancurkan kepala salah satu makhluk, tapi tiga lainnya langsung menggantikan posisinya.

Seorang prajurit lainnya terlempar ke udara, jatuh dengan tulang yang patah. Jeritannya berhenti seketika saat salah satu makhluk menginjak kepalanya, menghancurkannya seperti kaca.

"Kita tidak bisa bertahan di sini!" Elara berteriak dengan putus asa. "Buat jalan ke Nexus! Cepat!"

---

Pertempuran Putus Asa

Mereka berlari melewati makhluk-makhluk itu, menembaki apa pun yang menghalangi jalan mereka. Ledakan dari granat plasma menghancurkan beberapa pohon, tetapi makhluk-makhluk itu tampaknya tidak terpengaruh oleh apapun kecuali tembakan tepat di kepala.

Ardan yang terluka tetap bertahan di belakang, menembak untuk melindungi tim. Dia menahan rasa sakit, meskipun darah terus merembes dari lukanya. Saat salah satu makhluk melompat ke arahnya, dia mengayunkan pisau energinya, menebas makhluk itu menjadi dua. Tapi setiap serangan hanya menghabiskan tenaga yang tidak dia miliki.

"Elara, teruskan! Aku akan menahan mereka di sini!" teriaknya.

"Tidak, aku tidak akan meninggalkanmu!" balas Elara, menembak makhluk lain yang mendekat.

"Ini bukan tentang pilihan! Kalau kau tidak masuk ke Nexus sekarang, kita semua mati sia-sia!"

Elara menggertakkan giginya, menahan air mata. "Kau lebih keras kepala daripada yang kupikir, Ardan."

Dia berlari ke depan, meninggalkan Ardan bersama tiga prajurit yang tersisa. Di depan, Nexus mulai terlihat—sebuah bangunan raksasa seperti piramida hitam yang memancarkan cahaya merah menyilaukan dari puncaknya. Suara seperti detak jantung raksasa bergema, membuat tanah di bawahnya bergetar.

Namun, ketika dia mendekat, sebuah makhluk raksasa muncul di depan pintu gerbang. Tingginya hampir sepuluh meter, dengan tubuh yang penuh dengan duri dan kulitnya yang tampak seperti baja cair. Tangan kanannya membawa sebuah pedang raksasa, sementara tangan kirinya seperti perisai hidup.

"Apa-apaan ini..." Elara berbisik, matanya membelalak.

Makhluk itu mengeluarkan raungan yang memekakkan telinga dan mulai bergerak ke arahnya.

---

Melawan Penjaga Nexus

Elara tahu dia tidak punya waktu untuk takut. Dia mengangkat senjata plasmanya dan mulai menembak. Tembakan pertama mengenai perisai makhluk itu, tapi tidak meninggalkan bekas apa pun.

"Kau pasti bercanda..." gumamnya.

Makhluk itu menyerang, mengayunkan pedangnya dengan kecepatan yang tidak masuk akal. Elara melompat ke samping, nyaris menghindari serangan itu. Tanah di tempat pedang itu mendarat hancur berkeping-keping, meninggalkan kawah besar.

"Aku butuh bantuan di sini!" Elara berteriak melalui komunikatornya.

Namun, tidak ada jawaban. Timnya terlalu sibuk bertarung di belakang untuk bisa membantunya.

Dia terus bergerak, menghindari serangan demi serangan sambil mencari celah. Tiba-tiba, dia melihat sesuatu—bagian kecil di punggung makhluk itu, tempat kulit logamnya tidak menutupi sepenuhnya.

"Itu dia," katanya pada dirinya sendiri.

Dengan sisa energinya, Elara melompat ke salah satu puing, lalu memanjat tubuh makhluk itu. Tangan besarnya mencoba menangkapnya, tetapi dia terlalu cepat. Dia mencapai punggungnya dan menempelkan sebuah bom plasma kecil ke bagian terbuka itu.

"Nikmati ini," katanya, sebelum melompat turun.

Ledakan itu menghancurkan makhluk tersebut, membuatnya jatuh dengan suara dentuman yang mengguncang bumi. Elara terengah-engah, hampir tidak percaya dia berhasil.

Tapi tidak ada waktu untuk merayakan. Dia berlari ke pintu Nexus, yang terbuka perlahan, seolah-olah mengundangnya masuk.

---

Jantung Nexus

Di dalam Nexus, suasananya lebih menyeramkan daripada di luar. Dinding-dindingnya tampak seperti hidup, berdenyut dengan cahaya merah yang mengalir seperti darah. Di tengah ruangan utama, dia melihat inti energi—sebuah bola besar yang berputar dengan kecepatan luar biasa, memancarkan aura yang membuat lututnya terasa lemas.

Dia tahu apa yang harus dia lakukan. Dengan tangan gemetar, dia mulai memasang bom plasma terakhirnya di sekitar inti. Namun, sebelum dia selesai, sebuah suara terdengar di belakangnya.

"Kau tidak akan berhasil, Elara."

Dia membeku, mengenali suara itu. Ketika dia berbalik, dia melihat Ardan berdiri di sana, tetapi sesuatu telah berubah. Matanya bersinar merah seperti makhluk-makhluk itu, dan tubuhnya ditutupi urat-urat hitam yang tampak seperti akar pohon.

"Ardan...?" bisiknya, tidak percaya.

"Aku sudah menjadi bagian dari Nexus," jawab Ardan dengan suara dingin. "Kau tidak akan menghancurkan ini. Kita bisa menjadi bagian dari kekuatan ini bersama."

Elara merasakan dadanya sesak. "Kau salah, Ardan. Aku tidak akan membiarkan ini terus terjadi, bahkan jika itu berarti harus melawanmu."

Dengan berat hati, dia mengangkat senjatanya, siap menghadapi pertempuran paling sulit dalam hidupnya.

To be continued...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!