Cerita Tiger and Crane mengikuti kisah seorang anak bernama Hu Zi yang merupakan seorang anak yatim piatu yang cerdas dan ceria. Namun, suatu hari ia tak sengaja menelan mutiara merah, sebuah harta dari energi Yang terdalam. Kejadian ini, lantas menuntun dirinya kepada seorang master iblis yang suram bernama Qi Xuao Xuan. Dalam dunia hantu dan setan, kepribadian antara Hu Zi (Jiang Long) dengan Qi Xuao Xuan (Zhang Linghe) adalah dua pemuda yang memiliki kepribadian yang berbeda. Mereka akhirnya terpaksa berpetualang bersama karena mutiara merah. Sedangkan Hu Zi dan Qi Xuao Xuan yang diawal hubungan saling membenci menjadi bersatu hingga bersinar satu sama lain. Terlebih setelah mereka melalui banyak ujian hidup dan mati, membuat keduanya tumbuh menjadi lebih kuat satu sama lainnya. Hingga suatu hari, Qi Xuao Xuan masuk penjara karena melindungi Hu Zi. Hu Zi beserta teman-temannya akhirnya mengikuti seleksi nasional untuk master iblis, yang pada akhirnya mereka justru mengungkap konspirasi besar yang merupakan sebuah kebenaran seputar perang iblis yang telah terjadi pada 500 tahun lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mrs. y, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perjalanan yang Berliku
Gua itu menjadi tempat perlindungan sementara bagi mereka, tapi ketenangan itu tidak bertahan lama. Sebelum fajar tiba, Yan Zhao membangunkan yang lain dengan suara rendah namun tegas. “Kita tidak bisa tinggal di sini lebih lama. Jika mereka melacak jejak kita, tempat ini akan segera ditemukan.”
Hu Zi mengusap matanya yang masih berat karena kantuk, sementara Qi Xuao Xuan dengan sigap sudah bersiap dengan pedangnya. “Ke mana kita akan pergi?” tanya Hu Zi, suaranya masih terdengar lemah.
Yan Zhao mengeluarkan peta lusuh dari dalam jubahnya dan menunjukkannya kepada mereka. “Tujuan kita tetap sama—Kuil Langit Tersembunyi. Tapi sebelum itu, kita harus melewati Lembah Arwah. Tempat itu penuh dengan roh-roh jahat dan jebakan kuno. Jika kita tidak hati-hati, kita tidak akan keluar hidup-hidup.”
Hu Zi menelan ludah. “Lembah Arwah? Bukankah itu tempat yang selalu diceritakan orang-orang di desaku sebagai tempat yang terkutuk?”
“Bukan hanya cerita,” jawab Yan Zhao dengan nada serius. “Tempat itu memang berbahaya. Tapi jika kita mengambil rute lain, perjalanan akan memakan waktu berminggu-minggu. Dan kita tidak punya waktu sebanyak itu.”
“Kalau begitu kita tidak punya pilihan,” kata Qi Xuao Xuan. “Kita harus mengambil risiko.”
Shen Yue, yang sejak tadi duduk diam di sudut gua, angkat bicara. “Aku tahu jalan pintas melalui Lembah Arwah. Tapi jalannya sangat berbahaya. Hanya sedikit orang yang pernah mencoba melewatinya, dan bahkan lebih sedikit yang berhasil keluar hidup-hidup.”
Yan Zhao menatap Shen Yue dengan penuh perhatian. “Jika kau tahu jalan itu, kau akan memimpin kami. Tapi ingat, satu kesalahan saja, dan itu akan menjadi akhir bagi kita semua.”
Shen Yue mengangguk, meski raut wajahnya menunjukkan keraguan. “Aku akan melakukan yang terbaik.”
Mereka berangkat sebelum matahari sepenuhnya terbit, menyusuri jalan berbatu yang membawa mereka lebih jauh ke dalam pegunungan. Udara semakin dingin, dan kabut tebal mulai menyelimuti jalan, membuat pandangan mereka terbatas.
Hu Zi, yang berjalan di belakang Yan Zhao, merasa bulu kuduknya berdiri. Tempat itu terasa begitu sunyi, seolah-olah seluruh dunia berhenti bergerak. Tidak ada suara burung, tidak ada angin yang berdesir di antara pepohonan.
“Kenapa tempat ini terasa begitu... mati?” tanya Hu Zi dengan suara kecil.
“Karena tempat ini memang mati,” jawab Yan Zhao tanpa menoleh. “Lembah Arwah adalah tempat di mana banyak jiwa-jiwa tersesat berkumpul. Mereka tidak bisa meninggalkan tempat ini, jadi mereka mengembara, mencari siapa pun yang bisa mereka jebak.”
Hu Zi semakin menggigil mendengar penjelasan itu, tapi ia berusaha untuk tetap tenang. Ia tidak ingin terlihat lemah di depan Qi Xuao Xuan.
“Berhenti,” kata Shen Yue tiba-tiba, mengangkat tangannya.
Mereka semua berhenti, menatapnya dengan penuh tanda tanya. Shen Yue menunjuk ke tanah di depan mereka, di mana sebuah lingkaran aneh dengan simbol-simbol kuno terlihat samar di atas tanah.
“Ini adalah perangkap roh,” jelas Shen Yue. “Jika kita menginjaknya, roh-roh di sekitar sini akan terbangun, dan mereka tidak akan berhenti sampai mereka membunuh kita.”
Hu Zi menelan ludah, merasa sedikit mual melihat simbol itu. “Jadi... bagaimana kita melewatinya?”
Shen Yue mengambil sebuah batu kecil dari tanah, lalu melemparkannya ke arah lingkaran itu. Saat batu itu menyentuh simbol, lingkaran tersebut mulai bercahaya dengan warna merah menyala, diikuti oleh suara jeritan yang mengerikan.
Dari dalam lingkaran, muncul bayangan-bayangan gelap yang bergerak liar, seperti asap yang membentuk wajah-wajah mengerikan. Hu Zi mundur dengan panik, tapi Yan Zhao mengangkat tongkatnya, mengarahkan cahaya biru ke bayangan itu.
“Ayo, cepat pergi sebelum mereka menjadi terlalu kuat!” perintah Yan Zhao.
Mereka bergerak melewati lingkaran itu dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang menyentuhnya lagi. Bayangan-bayangan itu terus melayang di udara, mengikuti mereka dari kejauhan, seolah menunggu kesempatan untuk menyerang.
Setelah berjalan selama beberapa jam, mereka akhirnya mencapai sebuah dataran yang dikelilingi oleh tebing-tebing tinggi. Di tengah dataran itu terdapat sebuah batu besar dengan ukiran kuno di atasnya.
“Ini adalah pintu masuk ke jalan pintas,” kata Shen Yue sambil menunjuk ke batu tersebut. “Tapi untuk membuka jalannya, kita harus memecahkan teka-teki ini.”
Hu Zi menatap ukiran itu dengan bingung. “Teka-teki? Aku bahkan tidak bisa membaca simbol-simbol ini.”
Yan Zhao mendekat, mempelajari ukiran itu dengan seksama. “Ini adalah tulisan kuno dari era perang iblis. Simbol-simbol ini menceritakan tentang keseimbangan antara dua energi—Yin dan Yang. Jika kita salah menafsirkan, pintu ini akan memicu jebakan yang bisa membunuh kita.”
Qi Xuao Xuan mendengus. “Tentu saja. Semua hal kuno selalu dipenuhi dengan jebakan mematikan.”
Yan Zhao mengabaikannya, lalu mulai menggerakkan tangannya di atas ukiran itu, mencoba merasakan aliran energi yang tersembunyi di dalamnya. “Aku butuh waktu untuk memecahkan ini. Kalian awasi sekeliling. Tempat ini terasa tidak aman.”
Hu Zi dan Qi Xuao Xuan mengangguk, sementara Shen Yue berdiri di samping Yan Zhao, mencoba membantu semampunya.
Namun, tak lama kemudian, suara-suara aneh mulai terdengar dari arah hutan. Suara itu terdengar seperti langkah kaki, tapi tidak beraturan, seperti sesuatu yang bergerak dengan canggung di atas tanah.
“Kita punya masalah,” kata Qi Xuao Xuan sambil mencabut pedangnya. Matanya tajam menatap ke arah suara itu, bersiap untuk melawan apa pun yang mendekat.
Dari balik kabut, sosok-sosok gelap mulai muncul. Mereka tampak seperti manusia, tapi tubuh mereka sudah membusuk, dengan kulit yang robek dan mata yang kosong.
“Mayat hidup,” kata Yan Zhao dengan nada dingin. “Roh-roh yang tidak bisa menemukan tubuh baru sering kali merasuki mayat seperti ini. Mereka bukan musuh yang sulit, tapi jumlah mereka bisa menjadi masalah.”
Hu Zi merasa tubuhnya gemetar saat melihat pemandangan mengerikan itu. “Apa yang harus kita lakukan?”
“Lindungi Yan Zhao,” perintah Qi Xuao Xuan. “Aku akan menahan mereka.”
Sebelum ada yang sempat menjawab, mayat-mayat hidup itu mulai bergerak maju, dengan gerakan lambat tapi pasti. Qi Xuao Xuan mengayunkan pedangnya, menghempaskan gelombang energi yang menghancurkan beberapa di antaranya.
“Hu Zi, fokuslah!” teriak Yan Zhao sambil tetap bekerja pada ukiran di batu itu. “Kita butuh waktu untuk membuka jalan ini!”
Hu Zi mengangguk dengan ragu, mencoba menarik energi dari mutiara merah di dalam tubuhnya. Cahaya merah samar muncul di tangannya, tapi ia masih merasa kesulitan untuk mengendalikannya.
“Ayo, Hu Zi!” kata Qi Xuao Xuan sambil terus melawan gelombang musuh. “Jangan menjadi beban!”
Hu Zi mengepalkan tangannya, mencoba menenangkan pikirannya. “Aku bisa melakukannya,” bisiknya pada dirinya sendiri. “Aku harus bisa.”
Dan untuk pertama kalinya, cahaya merah itu mulai stabil di tangannya, siap untuk digunakan.