NovelToon NovelToon
Serat Wening Ening Kasmaran

Serat Wening Ening Kasmaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Mengubah Takdir
Popularitas:920
Nilai: 5
Nama Author: RizkaHs

Pada masa penjajahan Belanda, tanah Jawa dilanda penderitaan. Mela, gadis berdarah ningrat dari Kesultanan Demak, terpaksa hidup miskin dan berjualan jamu setelah ayahnya gugur dan ibunya sakit.

Saat menginjak remaja, tanah kelahirannya jatuh ke tangan Belanda. Di tengah prahara itu, ia bertemu Welsen, seorang tentara Belanda yang ambisius. Pertemuan Welsen, dan Mela ternyata membuat Welsen jatuh hati pada Mela.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RizkaHs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ꦠꦸꦗꦸꦃꦮꦼꦭꦱ

Kapal besar yang bertuliskan lambang VOC merapat ke dermaga Madura. Sorak sorai pasukan Madura menggema di udara saat kapal itu akhirnya berhenti. Trunojoyo, pemimpin pasukan Madura yang penuh ambisi, berdiri tegap di depan kapal, mengenakan jubah panjang yang berkibar oleh angin laut yang kencang. Matanya tajam, menatap ke arah cakrawala yang gelap, seolah menyambut harapan yang ada di depan mata.

“Kita telah siap,” katanya kepada perwira VOC yang berdiri di sampingnya, seorang pria tinggi berkulit putih dengan wajah penuh kalkulasi. “Mataram akan jatuh, dan kita akan menggantikannya dengan sebuah kerajaan yang lebih adil. Kerajaan yang milik rakyat.”

Perwira VOC itu tersenyum dingin, sebuah senyum yang penuh perhitungan. “Tentu saja, Tuan. Dengan bantuan kami, semua ini akan terwujud. Kami sudah menyiapkan armada, meriam, dan pasukan yang siap bertempur. Namun, seperti yang telah kita sepakati, tanah ini juga harus memberi manfaat bagi VOC.”

Trunojoyo menatap perwira itu dengan tajam, matanya berbinar penuh tekad. “Tanah ini milik rakyat, bukan milik siapa pun. Jangan lupa itu.”

Namun, perwira VOC hanya tersenyum tanpa menjawab, karena ia tahu, di balik kata-kata penuh semangat itu, ada kesepakatan yang lebih besar yang harus ditepati. Kesepakatan yang tidak hanya menguntungkan Trunojoyo, tetapi juga VOC.

***

Pasukan Trunojoyo terus bergerak menuju Plered, ibu kota Mataram. Selama berhari-hari, mereka menghadapi benteng pertahanan yang kuat, tetapi dengan bantuan VOC yang datang dengan kekuatan meriam dan senjata api, mereka berhasil menembus pertahanan Mataram. Ledakan meriam menggema di udara, dan asap peperangan mulai menyelimuti kota.

Amangkurat I, sang raja Mataram, duduk termenung di dalam istana. Wajahnya pucat, matanya lelah. Ia memandang jendela yang terbuka, seolah melihat api yang mulai menjalar di luar sana. “Bagaimana ini bisa terjadi?” desahnya. “VOC… Mereka harusnya sekutu kita. Kenapa mereka membantu musuh?”

Seorang penasihat berdiri di sampingnya, wajahnya penuh kecemasan. “Paduka, VOC tampaknya sudah beralih pihak. Mereka mendukung Trunojoyo dengan senjata dan pasukan. Benteng kita mulai runtuh, dan pasukan Trunojoyo semakin dekat.”

Amangkurat I meremas kursi di depannya, wajahnya memerah karena kemarahan. “VOC? Apa yang mereka inginkan dari kita? Kita telah memberi mereka hak monopoli perdagangan, tetapi sekarang mereka malah bersekutu dengan pemberontak?”

Namun, tanpa ada jawaban yang memadai, pertempuran semakin dekat. Api mulai menyala di sudut kota, menghanguskan rumah-rumah dan harta benda rakyat. Pasukan Mataram yang tersisa, tak mampu menahan serangan dari pasukan Trunojoyo yang dilengkapi senjata api. Mataram, sebuah kerajaan besar, kini hancur di bawah kekuatan musuh yang jauh lebih kuat.

***

Ketika istana akhirnya jatuh dan Plered direbut, Trunojoyo memasuki ruangan kerajaan dengan langkah pasti. Pasukannya bersorak riuh, tetapi Trunojoyo merasakan ada sesuatu yang mengganjal dalam hatinya. Di sampingnya, perwira VOC berdiri dengan senyum sinis.

“Mataram kini milik kita,” kata Trunojoyo, matanya penuh semangat. “Kita akan membangun sebuah kerajaan baru yang adil, di mana rakyat bisa merasakan kebebasan mereka.”

Perwira VOC itu menyeringai. “Tentu, Tuan. Tapi ingatlah kesepakatan kita. Tanah ini akan memberi banyak keuntungan bagi kami. Kami ingin kontrol atas perdagangan, hasil bumi, dan tentu saja, keuntungan yang besar.”

Trunojoyo menatap perwira itu dengan pandangan yang semakin tajam. “Tanah ini bukan milik siapa pun, selain rakyat. Jangan coba-coba bermain dengan janji kosongmu.”

Perwira VOC itu tertawa kecil. “Kau salah, Tuan. Semua ini adalah kesepakatan. Jika kau tidak menepati janji, kami tidak akan ragu untuk mengambil alih sepenuhnya.”

Perasaan Trunojoyo semakin gelisah. Ia tahu, VOC hanya memanfaatkan momen ini untuk memperbesar kekuasaannya. Namun, saat itu juga, langkah Trunojoyo yang penuh tekad mulai goyah, dan dalam hatinya, ia mulai meragukan hasil perjuangannya. Apa yang ia bangun dengan darah dan air mata ternyata tak sepenuhnya untuk rakyat Madura.

***

Amangkurat I, yang semakin merasa terpojok, akhirnya jatuh sakit. Serangan yang datang bertubi-tubi membuatnya semakin lemah. Beberapa bulan setelah jatuhnya Plered, Amangkurat I meninggal dalam keadaan yang sangat menyedihkan, jauh dari masa kejayaannya. Kerajaan yang ia pimpin hancur oleh pemberontakan yang didukung oleh musuh besar seperti VOC.

Namun, kematian Amangkurat I bukan berarti berakhirnya konflik. Sebagai penggantinya, Amangkurat II, anak dari Amangkurat I, yang masih muda dan penuh ambisi, naik tahta. Namun, ia tak memiliki kekuatan untuk menghalangi VOC yang semakin kuat. VOC, dengan pasukan dan kekuatan politik mereka, segera bersekutu dengan Amangkurat II untuk merebut kembali Mataram dari Trunojoyo.

Pasukan VOC yang lebih terlatih dan dilengkapi dengan senjata api modern mulai bergerak cepat. Mereka membangun aliansi yang kuat dengan Amangkurat II, yang kini 'memegang kendali kerajaan. Konflik besar meletus kembali, kali ini bukan hanya melawan Trunojoyo, tetapi juga melawan VOC yang ingin menguasai sepenuhnya tanah Jawa.

***

Di medan pertempuran, pasukan Trunojoyo yang kini semakin terdesak berusaha bertahan, namun semakin jelas bahwa kemenangan tak lagi di pihak mereka. Trunojoyo, meski tetap semangat, mulai merasakan kepedihan dalam hatinya. Pasukannya mulai mundur, menghadapi kekuatan yang lebih besar dari VOC dan pasukan Amangkurat II.

Trunojoyo ditangkap dalam pertempuran sengit di luar Kartasura. Wajahnya yang terluka tetap tegar, meski tubuhnya tak lagi berdaya. Ia dibawa ke hadapan Amangkurat II yang duduk di atas takhta kerajaan yang kini tak lagi bisa ia pertahankan.

“Dulu kau berjuang untuk kebebasan rakyat,” kata Amangkurat II, suaranya penuh kemenangan. “Tapi sekarang, kau telah kalah. Apa yang kau ingin katakan sebelum semuanya berakhir?”

Trunojoyo menatap Amangkurat II dengan pandangan tajam, meski tubuhnya terikat. “Kalian telah menghianati rakyat. VOC yang datang untuk menolongmu, bukan demi rakyat. Mereka hanya ingin menguasai tanah ini,” jawab Trunojoyo dengan suara yang tetap penuh keberanian.

Perwira VOC yang berdiri di samping Amangkurat II tersenyum puas, lalu memberi isyarat pada algojo untuk menyelesaikan hukuman. Trunojoyo dihukum mati di hadapan pasukan VOC dan Amangkurat II.

***

Kehidupan di Mataram berubah setelah Trunojoyo gugur. Namun, meskipun VOC berhasil menguasai Mataram, semangat perlawanan rakyat Jawa tidak pernah padam. Nama Trunojoyo terus dikenang sebagai simbol perjuangan melawan penindasan dan penjajahan. Dalam hati rakyat, semangat kebebasan dan keadilan tetap hidup, walau harga yang dibayar sangat mahal.

Bahkan di bawah kendali VOC, kebebasan tetap menjadi mimpi yang tak pernah pudar dari ingatan rakyat. Seiring berjalannya waktu, tanah Jawa akan selalu mencari jalan untuk melepaskan diri dari cengkeraman kekuasaan asing, mengikuti jejak perjuangan yang telah ditorehkan oleh para pahlawan seperti Trunojoyo.

Setelah Trunojoyo meninggal pada tahun 1680, akibat tertangkapnya ia dalam pertempuran dan dieksekusi oleh pasukan Mataram yang didukung VOC.

Dan, meskipun Amangkurat II kembali menguasai Mataram, kerajaan ini sudah tidak lagi kuat seperti dulu. Kekuasaan Amangkurat II menjadi sangat tergantung pada VOC, yang semakin memperbesar pengaruh mereka di Jawa. VOC mengontrol perdagangan, pajak, dan memiliki pasukan yang lebih kuat dibandingkan dengan pasukan kerajaan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!