Sejak awal pernikahan,kehadiran Deandra tak pernah di anggap oleh suaminya, bagi athar dia hanyalah istri di atas kertas, terlebih statusnya hanya sebagai "pengganti" kakaknya yang seharusnya menikah dengan athar namun menghilang di hari pernikahan dan Dea lah yang akhirnya menjadi istrinya athar.
Berbagai usaha telah Deandra lakukan untuk meluluhkan hati sang suami, namun tak pernah terlihat sama sekali di mata athar.
Hingga akhirnya kesabaran Deandra mulai terkikis dan dia memilih untuk menyerah lalu mulai merubah sikapnya sama seperti sikap athar padanya, hal itu membuat athar merasa kehilangan, seperti ada sesuatu yang kurang yang selalu mengisi kesehariannya.
Perlahan sikap athar mulai berubah untuk meluluhkan sikap deandra kembali, di tambah persaingan cinta yang tanpa diduga muncul, membuat keduanya mulai menyadari perasaan masing-masing, lalu bagaimana kah akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jeju Oranye, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
03
Sepanjang malam athar memikirkan kata- kata Dea. Jika di ingat- ingat kapan Athar setidaknya memberikan hadiah untuk sang istri? dia tidak tahu.
Sebab sebenarnya pernikahan mereka bukanlah di dasari oleh cinta. tujuh bulan yang lalu, harusnya athar melakukan akad dengan Ranty-- kakak tiri Dea. Namun perempuan yang dicintainya itu menghilang sebelum akad di laksanakan.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencari ranty hingga salah satu teman wanita itu memberikan kesaksian jika ranty sebenarnya kabur bersama seorang pria. Saat itu hati athar hancur berkeping-keping, dia memutuskan untuk tak jadi menikah namun dua keluarga yang saling berseteru membuat keputusan mereka sendiri tanpa persetujuan darinya.
Setelah diskusi yang cukup alot saat itu, di putuskan lah Deandra yang mengisi kekosongan tempat Ranty sebagai pengganti. Karena hanya cara itulah yang bisa membuat acara tetap berjalan dan tak mempermalukan pihak keluarga apalagi keluarga athar yang memiliki reputasi tinggi di masyarakat.
Awalnya Athar sangat menentangnya, baginya itu sama saja seperti menumbalkan deandra pada masa depan yang mungkin semu, karena dia tak mungkin menerima wanita selain ranty sebagai istrinya, namun atas desakan dari seluruh sisi membuat Athar mau tak mau tetap melanjutkan ijab kabul dengan nama mempelai wanita yang di ganti.
Begitulah kisah di balik perjalanan mereka hingga berujung menjadi pasangan suami- istri, di atas kertas. Karena ada sebuah perjanjian jika sewaktu-waktu Ranty kembali dan athar masih menginginkannya, maka Dea akan memilih pergi.
Perjanjian itu di sepakati bersama karena sebenarnya kedua orang tua athar ingin putra mereka hanya menikahi Ranty dan Dea di anggap hanya pengganti sementara.
Jika dari sisi pandang Dea, athar tidak tahu apakah wanita itu sebenarnya setuju atau tidak, dia yakin gadis itu sebenarnya juga di paksa untuk menggantikan posisi kakaknya karena menurut info yang athar tahu Dea adalah anak pak subroto dengan istri sirihnya yang di katakan dinikahi diam- diam tanpa di ketahui oleh istri sah ayahnya, hingga tak ada alasan untuk Dea menolak perintah keluarga.
Secara tak langsung Dea memang hanya di jadikan tameng karena hidup gadis itu sendiri sudah seperti permainan dadu tak tahu harus kemana, karena ibunya meninggal sudah lama dan dia jadi piatu yang tinggal bersama ibu sambung dan saudara yang tak pernah menyukainya.
Mengingat kilas balik itu memang masih membekas untuk athar apalagi mungkin untuk Dea. Jika dia tanya sekarang apakah wanita itu bahagia dengan pernikahan ini? pasti "tidak" adalah jawaban yang akan di lontarkan dea, karena memang sejak awal mereka tinggal bersama Athar tak pernah menganggap nya ada.
Sekian lama merenung di sofa ruang tamu, kebetulan yang dipikirkan lewat di depan mata, Deandra nampak cantik dengan rok span yang di padu padankan dengan atasan berwarna merah maroon, penampilan wanita berusia 23 tahun itu terlihat anggun dan glamor.
"Mau kemana?"
Athar bertanya, untuk pertama kali ia mempertanyakan apa yang di lakukan istrinya setelah sekian lama pria itu nampak acuh tak acuh meski Dea menghilang dari rumah.
"Pergi ke arisan." jawab Dea cuek.
"Sama siapa? "
"Sendiri." wanita itu nampak sibuk mengotak- atik ponselnya.
Tumben. pikir Athar, biasanya gadis itu lebih suka berada di rumah meskipun ia keluar pasti hanya kerumah ayahnya, itupun Dea akan ijin terlebih dahulu padanya meski akhirnya athar akan menyahut dengan kata-kata yang mungkin menyakiti gadis itu.
"Pergi lah kemana pun dan sesuka mu asal tidak mempermalukan nama ku, jika kau punya seorang pacar diluar sana pun aku tidak peduli. " Itulah yang pernah dikata athar padanya saat Dea ijin untuk menjenguk ayahnya yang sedang sakit.
Entah kata-kata itu masih diingat atau tidak oleh Dea. tapi katanya wanita itu mahluk yang perasa bukan? mungkin dia masih mengingatnya atau bahkan perkataan menohok itu sangat membekas di hatinya.
"Ini sudah hampir malam, apa tidak bisa di tunda besok? "
Seketika dea berhenti mengotak- atik ponselnya, barulah gadis itu mau menatap suaminya.
"Mas, sudah ku katakan semua uneg- uneg ku sore tadi. Sekarang inilah keputusan ku. "
Entah kenapa jantung athar mendadak berdebar tak karuan menunggu apa yang akan di katakan dea selanjutnya karena sesaat gadis itu menjeda ucapannya.
"Mari kita hidup masing-masing saja seperti kata mu waktu pernikahan kita dulu. "
Athar memang pernah mengatakannya setelah akad dan perjanjian. "Dea, kita hanya pasangan Suami-istri di atas kertas itu sebabnya hiduplah seolah kita hanya dua orang yang terpaksa tinggal bersama di satu atap. Kita hidup masing-masing saja dan jangan ikut campur urusan satu sama lain, selain tugas mu sebagai istri dan kewajiban ku sebagai suami. "
Kilas balik itu bak kaset lama yang kini terus berputar di otak athar setelah dea kembali mengungkitnya.
"Aku tak akan mencampuri urusan mu lagi dan kau tidak perlu mencampuri urusan ku mari kita hidup seperti dua orang yang memang terpaksa menjalani hubungan yang semu ini. "
Setelah apa yang di katakannya Dea pergi meninggalkan athar sendiri dengan ribuan paku penyesalan yang menancap di kepalanya.
Kenapa dia harus mengatakan itu pada Dea waktu itu? bolehkah athar menyesal dan menarik ucapannya kembali, seolah itu tak pernah dia katakan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Omg Deandra akhirnya kamu datang?! "
Dea tersenyum pada Thalia, temannya yang sudah menunggu kedatangannya di sebuah hotel tempat mereka akan menghabiskan waktu bersama dalam rangka arisan sekaligus reunian setelah sekian lama tak bertemu.
"Tentu saja aku datang. " Dea dan Thalia saling melepas rindu dengan pelukan persahabatan.
"Ck itukan biasanya karena kamu paling anti di ajak ke acara seperti ini, alasannya karena belum mendapatkan ijin suamimu. "
Dea tersenyum getir. " hal itu tidak akan berlaku lagi. sekarang aku bebas kemana pun dengan siapapun. "
"Kenapa? kalian sedang renggang atau jangan- jangan sudah bercerai? "
Wajar Thalia bertanya seperti itu karena setelah menikah kehidupan Dea begitu privat dengan suaminya, tak ada unggahan kebahagiaan layaknya pengantin yang masih hangat- hangatnya.
Apalagi setelah pernikahan Dea seolah menghilang dari ranah pertemanannya itu karena dia ingin fokus mengabdi sebagai istri dan ibu rumah tangga namun kini semuanya sudah tak berarti lagi untuk nya.
"Tidak kok. " jawab Dea. " kami masih baik- baik saja. "
" Tapi kamu tidak membawa suami mu ikut serta? teman kita yang lain masing-masing membawa pasangannya loh. "
"Itu karena mas athar sangat sibuk thal. dia tidak memiliki waktu lebih untuk menghadiri acara seperti ini, " kilah Dea, meski dia sangat ingin menceritakan tentang keadaan rumah tangga nya namun ia masih berusaha untuk menahan nya karena mengingat perkataan athar untuk tidak mempermalukan nama pria itu.
"Ya sudah kita duduk dulu yuk. " ajak Thalia dia bukan tipe orang yang kepo apalagi Dea sama sekali tak nyaman membicarakan topik yang di bahas.
Mereka berdua duduk dan bergabung dengan yang lain.
"Hey bro udah lama gak jumpa. "
Dea terkesiap, dia seperti mengenali suara ini, suara pria yang amat familiar di telinganya, seketika dia menoleh mencari sumber suara.
"Mas Aryaan? "
Di hadapan nya sekarang pria yang dia kenal, teman athar yang selalu ia titipkan bekal jika athar lupa membawa nya.
"Eh Dea kamu disini juga? "
Tidak di sangka mereka bertemu di tempat ini, Dea tersenyum hangat dan Aryan mengajaknya mengobrol lebih lanjut.
*
*
*
Bersambung....
mari senangkan diri dengan lelaki untuk masa depan....
semua hal2 baiknya..