NovelToon NovelToon
Rahasia Sang Ibu Susu

Rahasia Sang Ibu Susu

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / One Night Stand / Janda / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Ibu Pengganti
Popularitas:67k
Nilai: 5
Nama Author: Nana 17 Oktober

Alika tidak pernah menyangka kehidupannya akan kembali dihadapkan pada dilema yang begitu menyakitkan. Dalam satu malam penuh emosi, Arlan, yang selama ini menjadi tempatnya bersandar, mabuk berat dan terlibat one night stand dengannya.

Terry yang sejak lama mengejar Arlan, memaksa Alika untuk menutup rapat kejadian itu. Terry menekankan, Alika berasal dari kalangan bawah, tak pantas bersanding dengan Arlan, apalagi sejak awal ibu Arlan tidak menyukai Alika.

Pengalaman pahit Alika menikah tanpa restu keluarga di masa lalu membuatnya memilih diam dan memendam rahasia itu sendirian. Ketika Arlan terbangun dari mabuknya, Terry dengan liciknya mengklaim bahwa ia yang tidur dengan Arlan, menciptakan kebohongan yang membuat Alika semakin terpojok.

Di tengah dilema itu, Alika dihadapkan pada dua pilihan sulit: tetap berada di sisi Adriel sebagai ibu asuhnya tanpa mengungkapkan kebenaran, atau mengungkapkan segalanya dengan risiko kehilangan semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Alasan

Arya menatap Arlan dengan kaget, lalu beralih pada putrinya yang tampak sama terkejutnya. Alika menatap Arlan dengan mata membesar, seolah tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Arya menghela napas, mencoba meresapi maksud perkataan Arlan. “Lamaran?” ulangnya, memastikan ia tidak salah dengar.

Arlan mengangguk mantap. “Saya tahu ini terdengar mendadak, tetapi kami bukan lagi anak-anak, Pak. Saya ingin bertanggung jawab. Saya ingin menikahi Alika.”

Arya mengamati pria di depannya dengan saksama. Selama ini, ia tahu Arlan adalah pria yang bertanggung jawab, tetapi mendengar langsung niatannya membuatnya sedikit ragu.

Ia mengalihkan pandangannya ke Alika, mencoba membaca ekspresi putrinya. Namun, Alika tampak terlalu terkejut untuk memberikan reaksi.

“Kenapa sekarang?” akhirnya Arya bertanya, matanya menyipit.

Arlan tak menghindari tatapan itu. “Karena saya tidak mau menunda lagi. Saya ingin melindungi Alika dan anak-anak kami dengan cara yang benar.”

Arya terdiam sejenak, memikirkan kata-kata itu. Sementara itu, Alika masih terpaku, hatinya berdebar keras. Semua terjadi begitu cepat, dan ia belum tahu harus bagaimana menanggapinya.

Arya menatap Arlan dengan dahi berkerut, pikirannya mencoba mencerna perkataan pria itu. "Anak-anak kalian?" ulangnya, nada suaranya sedikit meninggi.

Alika menggigit bibirnya, tubuhnya menegang. Ia tahu ayahnya bukan tipe orang yang mudah marah, tetapi mendengar sesuatu yang tak ia duga bisa saja mengubah segalanya.

Arlan menghela napas sebelum berkata dengan tenang, "Saya minta maaf, Pak. Saya telah melakukan kesalahan dengan Alika, dan saya ingin bertanggung jawab atas kesalahan itu."

Arya tercengang, matanya beralih ke putrinya yang masih tertunduk. Ia menarik napas panjang, berusaha meredam gejolak dalam hatinya.

"Status sosial kalian berbeda," akhirnya Arya membuka suara, suaranya berat. "Apa keluargamu akan menerima Alika?"

Arlan menatap Arya dengan mantap. "Saya yang menjalani hidup saya, Pak. Saya yang menentukan pilihan saya sendiri. Dan lagi, saya sudah punya rumah sendiri. Saya ingin Alika dan anak-anak saya berada di sisi saya."

Arya terdiam, memerhatikan raut wajah Arlan yang tak menunjukkan keraguan sedikit pun. Namun, hatinya tetap waspada.

Dengan hati-hati, ia bertanya, "Arlan, apakah kau menikahi Alika karena Adriel dan bayi dalam kandungannya?"

Pertanyaan itu membuat Alika menahan napas. Jantungnya berdebar keras, matanya tetap tertunduk, tetapi pikirannya penuh dengan ketakutan. Ia juga ingin tahu jawabannya.

Arlan menatap Arya dengan tatapan tajam, lalu berkata dengan tenang, "Salah satu alasannya memang karena Adriel dan bayi itu."

Alika merasa ada sesuatu yang menghimpit dadanya. Entah kenapa, hatinya sedikit perih mendengar jawaban itu.

Arya masih menatap Arlan dengan tajam. "Lalu, alasan lainnya apa?" tanyanya pelan, tetapi penuh makna.

Alika ikut menunggu dengan napas tertahan. Ia ingin tahu jawaban Arlan. Apakah ada alasan lain selain tanggung jawab? Apakah pria itu benar-benar menginginkannya?

"Karena hanya Alika yang bisa menjadi ibu bagi Adriel… dan saya menyukai Alika," jawab Arlan tegas.

Alika tersentak, jantungnya berdebar kencang. Ia memberanikan diri menatap Arlan, mencoba mencari kebenaran di balik kata-katanya. Tatapan pria itu tidak goyah, mantap dan meyakinkan. Arya juga menatapnya lekat, seakan ingin memastikan bahwa pernyataan itu bukan sekadar formalitas.

Ruangan itu terasa sunyi sejenak sebelum Arya akhirnya menghela napas panjang. Ia menyandarkan punggungnya ke kursi, ekspresinya sulit ditebak. "Kau sadar dengan apa yang kau katakan, Arlan?" tanyanya, suaranya tenang tetapi tajam. "Menikah bukan hanya soal tanggung jawab atau menyukai seseorang. Ini tentang seumur hidup."

Arlan mengangguk. "Saya sadar, Pak. Saya tidak mungkin mengatakan ini jika saya belum memikirkannya matang-matang."

Arya terdiam, lalu menatap putrinya. "Alika, bagaimana denganmu?"

Alika terkesiap, napasnya tersengal saat pikirannya berputar liar. Ia menggigit bibirnya, mencoba meredam kegelisahan yang semakin mencengkeram. Jika ia menerima lamaran ini, hidupnya akan berubah selamanya. Ia harus menghadapi Widi, wanita yang sejak awal menolak kehadirannya.

Namun, jika ia menolak… bagaimana dengan Adriel? Bagaimana dengan bayi yang kini tumbuh dalam kandungannya? Apakah ia sanggup menjalani semua ini sendirian?

"Aku…" Alika menunduk, menggenggam erat tangannya yang berada di pangkuan. "Aku tidak tahu, Pak."

Arlan terkejut mendengar jawaban Alika. Ia tak menyangka Alika tidak langsung menerima lamarannya. Namun, ia segera menyembunyikan keterkejutannya di balik ekspresi tenang yang biasa ia tunjukkan.

Arya menatap Alika lama sebelum menghela napas berat. "Alika, ini hidupmu. Jika kau tidak yakin, Bapak tidak akan memaksamu."

Alika semakin bingung. Ia mencuri pandang ke arah Arlan, dan pria itu masih menatapnya dengan ekspresi tenang, tetapi ada keteguhan dalam matanya.

Arya akhirnya kembali menatap Arlan. "Aku tidak akan memberikan jawaban sekarang. Aku ingin Alika yang memutuskan, bukan karena desakan keadaan, tetapi karena dia memang menginginkannya."

Arlan mengangguk, menerima keputusan itu. "Saya mengerti, Pak. Saya akan menunggu jawaban Alika."

Suasana kembali hening. Alika merasa dadanya sesak, tetapi entah kenapa, ada kehangatan yang menyelinap dalam hatinya setelah mendengar jawaban Arlan tadi.

Sedangkan Arlan, pikirannya dipenuhi tanda tanya yang semakin menghimpit hatinya. "Kenapa Alika tak langsung menerima lamaranku? Padahal dia sedang mengandung anakku. Bukankah itu alasan yang cukup kuat? Apa benar dia sama sekali tak memiliki perasaan padaku?"

Arlan melirik Alika. "Atau... apa aku bukan tipenya? Karena itukah dia menyembunyikan kenyataan bahwa anak yang dikandungnya adalah milikku? Bukan hanya karena ancaman Terry, tapi karena dia memang tak menginginkanku?"

Entah kenapa, ada perasaan asing yang mengusik egonya. Arlan yang selama ini selalu diinginkan banyak wanita, justru mendapati dirinya diragukan oleh Alika. Seharusnya, wanita mana pun yang mengandung anaknya akan berusaha mempertahankannya, tapi Alika... Dia bahkan masih ragu untuk menerima lamarannya. Dan itu, untuk pertama kalinya, melukai harga dirinya.

***

Mobil melaju dalam keheningan. Alika duduk di kursi penumpang dengan Adriel yang terlelap dalam pangkuannya. Tangannya sesekali mengusap lembut kepala bocah itu, mencari ketenangan dalam kelembutan rambutnya. Sementara itu, Arlan yang fokus mengemudi sesekali melirik ke arahnya, tetapi tidak mengatakan apa pun.

Suasana di antara mereka masih terasa berat setelah pembicaraan dengan Arya. Alika sendiri masih mencerna semua yang terjadi. Lamaran Arlan, pertanyaan ayahnya, dan jawaban yang belum bisa ia tentukan.

Sesampainya di rumah, Arlan mematikan mesin mobil. Alika langsung membuka pintu dan membawa Adriel masuk ke dalam. Tanpa disadarinya, Arlan mengikuti langkahnya hingga ke dalam kamar.

Ketika Alika hendak menidurkan Adriel di ranjang, ia tersentak saat mendengar suara pintu tertutup. Menoleh, ia melihat Arlan berdiri di dekat pintu, ekspresinya tetap tenang tetapi matanya menyiratkan keteguhan.

"Aku ingin bicara," ujar Arlan akhirnya.

Alika menatapnya sejenak, lalu menyelesaikan membaringkan Adriel dengan hati-hati. Setelah memastikan bocah itu tetap terlelap, ia berbalik dan duduk di tepi ranjang dengan sikap sedikit canggung. Arlan juga sudah duduk di sana, menjaga jarak tetapi cukup dekat hingga Alika bisa merasakan kehadirannya dengan jelas.

Keheningan menggantung di antara mereka. Alika menunduk, memainkan ujung selimut dengan jemarinya. Sementara Arlan tetap diam sejenak, seakan sedang merangkai kata-kata dalam pikirannya.

"Aku tahu ini mendadak," Arlan akhirnya membuka suara, suaranya dalam dan tenang. "Tapi aku tidak ingin kau merasa terpaksa, Alika."

Alika menggigit bibirnya, menatapnya ragu. "Lalu kenapa kau melamarku, Kak?" tanyanya dengan suara lirih. "Apakah hanya karena Adriel dan bayi ini?"

Arlan menghela napas panjang, menatap lurus ke depan sebelum akhirnya menoleh padanya. "Aku sudah mengatakannya tadi. Adriel dan bayi itu memang salah satu alasannya. Tapi bukan satu-satunya."

Alika menunggu kelanjutannya, tetapi pria itu terdiam, seakan menimbang apakah ia harus mengatakannya atau tidak. Hingga akhirnya, dengan suara yang sedikit lebih pelan, Arlan melanjutkan, "Aku ingin kau tetap di sisiku, Alika."

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Ririn Nursisminingsih
ndak kapok2 tery.. mau bikin ulah
Dhewyy Aditya
manusiawi menurutku kalo kita ngerasa iri sama kebahagiaan orang lain,tapii ya jangan sampai berakhir jadi julid apalagi jahat hanya karna rasa iri.setidaknya maya masih punya sedikit hati yg mengingatkan kalo yg dia lakuin itu salah.
Ririn Nursisminingsih
ini ibuk widi egois dan jahat yaa jg2 arlan bukan anaknya.. ayo arlan selidiki semuanya kasian alika
Ririn Nursisminingsih
bener2 tery licik semoga arlan segera mnemukan buktinya
Ririn Nursisminingsih
rubah yg licik... segitunya ingin nikah dg arlan
Warung Tari
Luar biasa
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Marini Azkal
terimakasih author.....aku sungguh terharu kalimat kalimat di akhir episode sungguh sangat menyentuh kalbu membangkitkan gairah untuk saling mengasihi dengan ikhlas ....
sungguh aku sangat-sangat terkesan.....
TOP MARKOTOP BUAT AUTHOR
semoga rejeki nya berlimpah.......
Marini Azkal: sama sama terimakasih.....🤩
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Terima kasih KK 🤗🙏🙏🙏
total 2 replies
sum mia
weleh sudah end.... sudah aku duga sih , babnya panjang dan semua bahagia dengan kehidupan masing-masing . cara menulis kata-kata pesan moral kayak mau end ternyata beneran .
tetap semangat kak ...meski gak dapat reward yakinlah ada rezeki yang lain yang menggantikan .
sehat slalu dan rejeki lancar berkah barokah . aamiin 🤲
ditunggu karya selanjutnya kak Nana .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
sum mia: sama sama kak 🙏🙏
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 2 replies
Anitha Ramto
Ku juga sudah menduga ceritanya akan End..karena panjang sekali
phity
sma2, author sdh menyajikan cerita yg dpt kmi bca diwktu senggang melepas lelah seblum istirahat. sukses kedepannya ya...
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
terimakasih tor sehat n sukses selalu love sekebon
🌠Naπa Kiarra🍁: Makasih Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
Hanima
terima kasih banyak Kak Nana... semoga sehat2 dan banyak rejeki
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Sama-sama, Kak 🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
kaylla salsabella
wuhhaaaaa tadi udah ku duga klu mau the END Krn cerita nya panjang 🤭 dan terima kasih kak Nana atas karya mu sehat selalu dan di murah kan Rizky nya
di tunggu karya terbaru nya 🥰❤️❤️❤️❤️
septiana: bener banget....aku juga ngerasa kok cara penulisan pesan moral nya kaya udah mau tamat,eh ga taunya beneran. di tunggu karya barunya kak..
🌠Naπa Kiarra🍁: Aamiin. Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 2 replies
kaylla salsabella
cerita nya bagus kak Nana 🥰🥰🥰
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Iin Rostiani
ko sudah tamat aja thoor padahal aku masih suka ceritamu
iroh hotijah
terimakasih kak,,, moga sehat selalu dan terus berkarya,, yakin rejeki bkn hanya uangnya semata,,, terimakasih atas karyanya yg bagus buat sy
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama, Kak.🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
abimasta
trimakasih thor,sukses tuk karya karya selanjutnya
🌠Naπa Kiarra🍁: Sama-sama,Kak.🤗🙏🙏🙏
total 1 replies
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
didunia real juga banyak yg begitu keluarga cewek bermasalah selalu dpt bantuan dr pihak cowok tp jarang terjd kebalikan ya......kenapa ya....ya Allah mau puny mantu kaya Arlan tapi ogah punya besan KY Maya .....🤣🤣🤣🤣
abimasta
sudah mulai diakhir cerita satu persatu wmembuka hati untuk saling menerima dan memaafkan
sum mia
syukurlah Widi mulai berpikir positif pada Alika , terutama setelah mendengar percakapan antara Arlan dan Alika .dia baru sadar kalau Alika benar-benar tulus , dan dia begitu baik mau menerima semua meski Widi tak bisa lagi menerima dan mengakuinya sebagai menantu .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!