Nara adalah anak bungsu dari tiga saudara, Kedua Kakak nya selalu hidup di perhatikan oleh orang tua nya. Segala sesuatu pasti di turuti, Beda hal nya dengan Nara yang selalu tersisih dalam keluarga, karena dia bukan lah anak dari istri sah nya Tono.
Suatu hari Nara berjuang untuk hidup dan mati karena di tabrak oleh Nayla Kakak nya sendiri, Saat sedang sekarat. Seorang pria misterius menyelamatkan nya dan mendidik Nara menjadi sosok yang kuat, Lima tahun kemudian Nara kembali lagi dan membalas sakit hati nya kepada keluarga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25.Bertemu keluarga Pattinson
Mansion yang sangat megah Nara masuki sambil bergandengan tangan bersama Edwin, Dia tadi menolak saat Edwin ingin bergandengan karena dia tak bila sampai sedekat itu dengan Tuan nya yang sudah di sukai sejak lama oleh Celia. Nara takut bila nanti hubungan nya dengan Celia tak berjalan mulus karena da Edwin di antara mereka, Lagi pula dia sudah biasa menahan perasaan cinta nya. Jangan kan dengan Edwin yang memang belum ia rasakan jatuh cinta, Dengan Alan saja dia bisa menahan perasaan nya, Padahal saat itu Nara juga diam diam menyukai Alan yang selalu menolong dan bersikap lembut kepada nya diri nya.
Kepada Nayla dan Nadia yang begitu jahat saja Nara mau mengalah untuk cinta, Jadi mana mungkin dia tega dan bisa menghianati Celia yang sangat baik kepada diri nya selama ini. Betapa hancur hati Celia bila nanti nya malah Nara sendiri yang menjadi saingan cinta, Jadi gadis ini memang tak ingin menyakiti hati wanita itu. Sudah lima tahun yang Nara tahu, Celia masih menunggu Edwin mau membuka hati untuk diri nya, Namun Edwin tetap saja beku tidak mau mencoba sedikit pun untuk terbuka pada Celia. Mungkin dia memang mati rasa tak mau punya hubungan dengan para gadis yang sangat merepot kan.
"Katakan iya saja saat Papa ku bertanya." Bisik Edwin.
Meremang tubuh Nara saat nafas hangat bos nya ini meniup telinga kecil, Jarak yang begitu dekat sehingga bisa Nara rasakan hangat nya hembusan nafas berbau mint. Untuk saja tak bau nafas naga, Kalau bau itu pasti Nara sudah kejang kejang sekarang.
"Apa pun di jawab iya saja, Tuan?" Tanya Nara memastikan dulu.
Setelah Edwin mengangguk maka Nara paham, Apa pun pertanyaan nya nanti hanya perlu di jawab iya saja, Tak akan ada jawaban tidak karena itu pasti larangan dari Edwin Pattinson yang sangat galak ini, Dari pada kena amuk maka lebih baik menurut saja.
"Selamat malam, Papa." Edwin menegur Tuan Joshua yang duduk di kursi roda.
Pemandangan yang sangat Nara benci karena ini hanya membuat hati nya menjadi iri saja, Edwin berpelukan hangat bersama Papa nya karena itu memang sudah biasa dalam hubungan keluarga mereka. Tuan Joshua sudah menunggu mereka untuk makan malam bersama, Keluarga lain datang dan berkumpul terutama Kakak dan adik nya Edwin juga. Ekor mata Nara melirik seorang wanita dengan wajah yang sangat antagonis, Namun dia tak merasa takut karena mental nya sudah di latih untuk kuat, Lagi pula dia datang bukan sebagai calon menantu keluarga ini, Sehingga Nara tak perlu merasa takut.
"Dia tidak takut padamu." Bisik Hera Kakak ipar pertama.
"Aku penasaran siapa gadis ini, Kenapa mental nya begitu berani?!" Helen berkata heran.
"Malah wajah dia yang lucu ya, Dasar wajah dia itu imut sekali dan sangat mungil." Hera gemas juga melihat Nara yang begitu mungil.
"Besok kalau mereka berhubungan, Kan enak tuh bisa di angkat gaya gendong." Cetus Helen.
"Otak mu ini kotor sekali!" Rutuk Hera langsung menjauh.
Helen tertawa kecil karena otak wanita satu ini suka mesum bila melihat orang, Jangan pernah ada orang di sebelah nya, Maka akan. Di review habis habisan hingga sampai keakar nya, Meski pun orang kaya dan kesan nya galak, Namun Helen suka juga ghibah.
"Selamat malam, Tuan." Nara menyalami tangan pria tua ini.
Perlakuan yang membuat semua orang kaget, Karena selama ini dan dalam keluarga ini tak ada yang bersalaman bila bertemu. Paling langsung pelukan saja, Namun Nara melakukan nya sehingga membuat nya terlihat cukup aneh.
"Gadis manis, Siapa nama nya?" Tanya Tuan Joshua.
"Nara, Tuan."
"Silahkan duduk bersama yang lain, Edwin kita perlu bicara." Tuan Joshua mengajak Edwin menjauh.
Edwin memutar bola mata nya malas karena ini pasti langsung membahasan inti, Nara duduk bersama yang lain setelah meminta izin dan di persilahkan oleh Hera. Tuan Joshua berhenti di depan pintu bagian belakang, Tidak ada yang mendengar percakapan mereka di sini.
"Kau sungguh kekurangan gadis yang bisa di pilih, Bagai mana bisa kau memilih gadis seperti itu?!" Sentak Tuan Joshua.
"Seperti itu? Memang nya Nara kenapa, Pa?" Edwin agak tak senang mendengar ucapan seperti itu dari Papa nya.
"Usia mu sudah tiga puluh tiga tahun, Edwin! Apa masih pantas bermain cinta dengan anak berumur belasan tahun!" Geram Tuan Joshua.
"Belasan tahun? Nara itu sudah dua puluh lima tahun, Pa!" Edwin kaget sendiri dengan dugaan Papa nya.
"Kau jangan membohongi aku ya, Edwin!" Tuan Joshua sudah emosi sekali.
"Coba Papa ngobrol dengan dia dan tanyakan usia nya sekarang." Suruh Edwin.
Merasa putra nya sangat menantang, Maka Tuan Joshua kembali keruang keluarga untuk ngobrol bersama Nara. Penasaran juga dengan gadis yang kata putra nya sudah dua puluh lima tahun, Sedangkan dari wajah saja kelihatan masih saja kecil dan usia nya baru sekitar tujuh belas atau delapan belas.
Sementara itu Nara yang duduk bersama Hera dan Helen jadi kikuk sendiri karena mereka hanya diam saja, Karena mereka tidak mengajak ngobrol maka Nara juga diam karena nanti malah di bilang sok akrab bila mengajak mereka bicara. Hanya tatapan Helen saja yang berusaha mengintimidasi, Sayang nya tidak berhasil karena sekarang Nara sudah tidak takut dengan manusia bentuk apa pun lagi.
"Mana Jeff, Kak?" Edwin menanyakan Abang nya.
"Mungkin sebentar lagi datang, Tadi masih ada rapat kata nya." Jawab Hera sambil mengecek ponsel.
"Sudah berkenalan dengan mereka, Nara?" Tuan Joshua menyapa dengan senyuman.
"Belum ,Tuan." Nara menggeleng sambil tersenyum juga.
"Dia adik nya Edwin dan ini Kakak ipar nya Edwin, Ayo kenal kan diri kalian." Suruh Tuan Joshua.
"Helen."
"Hera."
Hera yang mengulurkan tangan pada Nara. Dan di sambut juga dengan gadis ini, Mereka duduk kembali untuk ngobrol bersama, Edwin duduk di sebelah nya Nara yang terlihat santai saja.
"Pulang tidak pernah bawa pacar, Sekali pulang kau malah bawa anak balita, Ed!" Sindir Helen.
"Dia bukan balita, Wajah nya tidak boros seperti mu." Balas Edwin balik menyerang.
"Tolong jangan bertengkar!" Hera menggeram karena mereka masih suka ribut.
"Berapa usia mu, Nara?" Tuan Joshua bertanya pelan.
"Iya, Tuan." Angguk Nara.
"Kok iya?!"
Edwin, Helen, Hera dan juga Tuan Joshua melongo karena Nara di tanya tentang usia malah menjawab iya saja. Mereka mengira Nara agak gila karena tidak nyambung di ajak ngobrol, Di tanya usia hanya iya jawaban yang di berikan, Kan jadi aneh dan mereka bingung apa kah Nara agak gila.
😆
Tapi bagus sih, berani nulis kyk gini
sadis sih,,tp tetep aja dendam tetap menyala,,kalo ga ada edwin nara tinggallah nama..