Aku (Bukan) Wanita Malam

Perlahan viola mulai membuka mata. Dahi nya mengernyit saat mendapati diri nya terbaring bukan di kamar hotel yang seharusnya..

Vio mencoba mengingat kejadian saat rasa sakit yang semakin hebat mendera nya. Ketika itu, viola merasa jari jari nya lemah dan tak berdaya, hingga akhirnya dia kehilangan kesadaran karena semuanya tiba tiba menjadi gelap..

"Zafian..."

Hati nya penuh dengan keraguan untuk mengingat nama itu yang sempat dia gaungkan terakhir kali..

'Apakah zafian yang membawa ku kesini ?'

Viola mencoba bangun dari tempat tidur, sambil memperhatikan sekeliling..

Mata nya langsung tertuju pada jendela kaca super besar yang menjadi akses menuju balkon terbuka cukup lebar..

Tanpa alas kaki, viola melangkah ke arah balkon untuk memastikan sesuatu..

Deg.

Jantungnya seakan berhenti berdetak saat melihat punggung lebar milik lelaki itu...

Entah kenapa ada perasaan asing yang menyergap saat kembali teringat punggung dan bahu lebar itu pernah menjadi tempat ternyaman nya untuk bersandar..

Pelukan dan dekapan zafian, meskipun singkat vio rasakan, namun telah mengobati jutaan luka yang mendera..

Vio menarik nafas dalam dalam, kemudian berbalik ingin segera pergi dari tempat tersebut..

Viola mengambil tas miliknya yang di letakkan di atas meja, kemudian memakai kembali sepatu hak tinggi nya. Namun, saat viola sudah sampai di depan pintu, ayunan tangan wanita itu yang hampir menggerakkan handle pintu terhenti seketika saat suara dingin zafian terdengar di telinga nya...

"Begitukah cara mu berterimakasih ?!" Sarkas zafian pada viola..

"Pergi begitu saja tanpa mengucapkan terimakasih setelah aku menyelamatkan mu, sungguh tidak sopan!!" sambung nya lagi semakin membuat hati viola terasa pilu. Luka yang masih basah kembali menganga mendengar sindiran tajam pria dingin tersebut..

Viola menundukkan kepala, menyembunyikan kaca kaca yang tiba tiba mengaburkan pandangan nya. Mati matian dia berusaha menahan air mata nya agar tidak jatuh kedua kali di hadapan pria arogan itu. Vio tak mau zafi menganggapnya sebagai wanita lemah dan rapuh..

Beberapa detik kemudian, viola mengangkat kembali wajahnya, menyugar surai panjang nya ke belakang, lalu berbalik memberanikan diri melihat lurus ke depan..

Zafian menatap viola begitu dalam. Dia kemudian menghela nafas panjang seolah ada sesuatu yang sangat berat tengah membebani pikiran nya..

"Aku tidak pernah meminta mu untuk menyelamatkan ku!! Tapi, aku rasa aku tetap harus berterimakasih..." Viola memaksakan senyum nya, "Terimakasih karena anda telah menyelamatkan saya, tuan zafian.. Dan .... Semoga kelak kita tidak pernah bertemu lagi.." Ucap viola dengan tatapan yang penuh luka dan kekecewaan..

Zafian memejam sejenak sambil menggigit bibir bawah nya karena menahan emosi yang hampir meledak. Kemudian terdengar bunyi benda di lempar dengan keras oleh lelaki itu...

PRANG!!

Viola memekik dan dia terlihat sangat terkejut saat zafi melempar benda ke arah tv hingga layar tv itu pecah menjadi kepingan kecil..

"Kau tau seberapa parah kau menghancurkan hati ku...???" Zafi menarik tangan viola dan membawa wanita itu ke depan tv yang telah rusak.. "Hati ku jauh lebih hancur dari benda itu!! Begini kah yang kau mau ? Sudah membuatku sehancur ini apa hati mu merasa bahagia, huh ? Apa kau senang ??"

"Lepaskan! Lepaskan tangan mu!!" Vio mencoba melepaskan tangan zafi yang mencengkram kuat lengan nya..

"Kenapa kau tega mempermainkan hati ku, viola ? Apa waktu yang telah kita habiskan tiada artinya bagimu ? Apa semudah itu kau menemukan cinta yang baru ??" Zafian terus menuntut jawaban, hingga membuat viola merasa terpojok..

Meski sekuat tenaga viola menahan, tapi tetap saja cairan bening dari mata dan hidung nya berdesakan keluar..

Zafian tersenyum masam. Mungkin orang di luar mengira zafian adalah sosok lelaki kuat. Padahal sisi hati nya sangat rapuh seperti ranting kering.

Zafian melepaskan tangan nya dari lengan vio. Terlihat pria itu menundukkan kepala beberapa saat lalu menatap viola lagi..

Viola nampak kaget saat melihat mata zafian yang jernih ada buliran buliran bening keluar dari sana..

"Kenapa kau terus menerus menarik ulur hatiku ? Jatuh cinta bukanlah sebuah kejahatan, viola.. Menurut mu apa aku bisa memilih pada siapa aku akan jatuh cinta..?" suara zafian begitu lirih. Perlahan dia mulai mendekatkan wajah nya pada wajah mungil vio..

"Katakan padaku bahwa hanya aku yang merasakan ini, bahwa hanya aku yang merasakan debaran ini.. Katakan padaku, viola.. Katakan......" Sambung zafi dengan suara parau yang semakin pelan, jarak wajah mereka sudah semakin dekat..

Viola masih mematung di tempat nya, wanita itu begitu bingung dengan situasi saat ini. Hingga akhirnya vio kembali menundukkan kepalanya. Perkataan zafi membuat air mata vio jatuh semakin deras. Setiap kata yang terlontar dari mulut lelaki itu menancap tepat di ulu hati nya..

Namun dengan lembut zafian mengangkat dagu vio, membawa wajah vio kembali berhadapan dengan wajah tegas nya, dan kini mata mereka saling beradu pandang lagi..

Kemudian tanpa mengatakan apapun lagi, zafian menempelkan bibirnya di bibir viola tanpa permisi. Viola sangat terkejut, dia mencoba melepaskan diri, namun sayang vio kalah gesit dan zafi pun begitu kuat menahan tubuh viola..

Zafi mengunci tangan vio ke atas, membuat wanita itu tak bisa menghindar apalagi berlari pergi..

Sayang nya kali ini zafian bukan lagi hanya sekedar menempelkan bibir nya dengan bibir vio, zafi terkesan terus menerus memaksakan ciuman nya. Vio mencoba menghindar dengan menggerakkan kepala nya secara cepat ke kiri dan kanan, namun zafian seolah tak memperdulikan nya dan malah semakin buas melumat bibir viola..

Tanpa belas kasih, zafian terus membasahi bibir viola dengan saliva nya..

Setelah beberapa saat, viola akhirnya diam dan pasrah saja menerima perlakuan zafian pada bibirnya. Perlahan namun pasti, zafian berhasil membuat viola terbuai. Dan vio pun lambat laun mulai menikmati permainan bibir zafian..

Kedua mata vio pelan pelan memejam, zafian menggigit bibir vio agar wanita itu mau membuka mulutnya yang sejak tadi tertutup rapat..

Lidah zafian menerobos masuk saat mulut viola mulai terbuka. Vio membiarkan lidah zafi menjelajahi lebih dalam setiap inci rongga mulutnya..

Deru nafas mereka terdengar saling memburu, degup jantung mereka pun saling bersahut sahutan..

Zafi melepaskan tangan viola yang sempat di kunci nya, kemudian mengangkat tubuh vio seperti koala tanpa melepaskan pagutan mereka..

Kristal bening kembali jatuh di sudut mata viola. Kedua tangan nya melingkar erat di leher zafian, dengan suara pelan viola mengungkapkan kalimat yang selama ini sempat tertunda...

"I miss you, zafian... I miss you so much..." lirih nya dengan tetesan air mata penuh kerinduan yang teramat sangat..

Zafian tersenyum dengan bibir mereka yang masih menempel.. "I miss you more, baby.. Jangan pergi lagi dari ku.. Aku tidak bisa hidup tanpa mu, viola ku..."

🖤

NOTE!!

Gambar di atas hanya ilusi untuk menambah perhaluan para readers 🤭

Terimakasih 💜

*Sumber Gambar_Google