TAMAT 18 NOVEMBER 2024
Rahardian adalah luka bagi Nathalie, tiba-tiba saja suami tampan yang mengkhianatinya selama dua tahun terakhir justru memintanya hamil bahkan menata ulang pernikahan yang sudah hancur lebur.
Atas dasar cinta, Nathalie mau menuruti keinginan suaminya. Mereka berbulan madu ke Bali, dan kehamilan pun tak terelakan lagi.
Namun, di suatu malam, Nathalie tersadar akan sesuatu. Sadar, tentang tanda yang melekat di punggung suaminya bukanlah milik suaminya.
Cinta, obsesi, dendam, luka, intrik, dibungkus dengan indah dalam satu karya ini. Di mana pada akhirnya semua harus mengalah pada takdir yang telah digariskan sang maha esa.
Cerita romantis, tentang kekaguman, tentang kesetiaan, tentang kepemilikan, tentang keegoisan, tentang kepedulian dan tentang tanggung jawab versi Pasha Ayu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SPS DUA EMPAT
Sebenarnya, andai tidak dengan cairan suami, dokter menganjurkan dengan vibrat0r, dan cara itu pernah dilakukan beberapa dokter untuk merangsang kontraksi rahim.
Sayangnya, Gama mengamuk hebat. Bukan karena alatnya, tapi lebih ke tidak rela jika harus berpisah setelah Nathalie melahirkan.
Nathalie sudah duduk bersandar nyaman di ranjang pasien. Nathalie akan melakukan prosedur yang lain untuk cepat melahirkan.
Kondisi bayinya masih baik-baik saja, tapi, di kehamilan yang sudah melewati batas perkiraan lahir, ari-ari yang seharusnya menjadi penyuplai makanan telah mengapur.
Semakin lama tidak dilahirkan, maka akan semakin berisiko untuk si bayi. Nathalie pilih jalan terbaik, induksi atau pacu dengan obat.
"Kamu yakin tidak mau operasi?" tanya Niko.
Nathalie menggeleng, tersenyum saat Niko mengusap kepalanya. "Tidak, Papa."
"Padahal SC lebih mudah." Patricia yang baru tiba bersama Allura menyeletuk.
Mata Nathalie membulat terkejut dengan kehadiran mereka, menggebu-gebu Nathalie merentangkan kedua tangannya, meminta pelukan sahabat-sahabat yang lama sekali tidak bisa berkunjung.
"Allura, Patricia!!"
Gama amat sangat posesif, Nathalie tak dibiarkan bertemu temannya. Selama ini, entah itu ke salon, atau belanja apa pun, Gama yang mengantarkannya sendiri.
"Kalian jahat sekali baru datang." Nathalie manyun saat mendapatkan cipika-cipiki dari dua sahabat terbaiknya.
"Kenapa tidak SC?" tanya Allura.
Nathalie mencebik. "Nathalie tidak suka dengan noda bekas jahitan di bawah perut."
Patricia memutar bola mata. "Baiklah yang maunya mulus terus."
"Tapi kau sudah mengalami banyak hal sejauh ini kesayangan." Allura memeluk Nathalie lebih lama dari sebelumnya.
Allura saksinya, betapa kuatnya Nathalie dalam menjalani hidup. Nathalie wanita yang super super hebat di matanya.
"Salam dari Sergey." Patricia menyengir, sesekali celingukan takut Gama tiba-tiba muncul dan mengutuknya menjadi batu.
"Apa Sergey masih hidup?" Nathalie lama tak mendengar kabar Sergey. Terakhir satu tahun yang lalu sebelum Gama hadir.
Allura angkat bahu. "Dia hidup meski tanpa mu. Bahkan masih banyak lagi wanitanya setelah dia tahu kau hamil dengan suamimu."
"Suami Pilihan Suami." Patricia menimpali sebelum ketiganya tertawa di depan Niko yang hanya menggelengkan kepalanya.
Niko lalu keluar ruangan setelah anak buahnya memberitahukan informasi. Yah, diam-diam Niko mencari tahu keberadaan Aster yang masih disembunyikan Gama.
"Setelah disuntik induksi akan lebih nyeri Nath, kau yakin mau?" cecar Allura. Dia rasa akan lebih mudah jika Nathalie langsung ambil tindakan SC saja.
"Tidak apa-apa, aku bisa," kata Nathalie.
Patricia lagi-lagi menyengir. "Bukannya seharusnya kau banyak-banyak main saja dengan suamimu?"
"Dia Gama bukan Dian!!" sela Nathalie. Dan dua temannya tergelak bersama. Yah, walau menyebalkan keberadaan mereka menghibur juga.
"Apa mereka berbeda rasa?" Lihat, pertanyaan Patricia ada-ada saja. "Hebat siapa?"
Walau Nathalie menjadi berpikir, Gama lebih segalanya dari Rahardian. Bahkan untuk urusan bercinta jelas Gama memiliki banyak keunggulan.
Ketiganya berbincang lama, sampai, Gama tiba membawa satu buket besar bunga chamomile setelah selesai dengan meeting dadakannya di hotel sebelah.
Jas ditanggalkan, tinggal kemeja putih yang menampilkan bidangnya dada Gama. Allura dan Patricia tentu saling lirik satu sama lain.
"Kita keluar ya, Nath." Allura pamit, Patricia pun mengangguk-angguk. Dan Nathalie mempersilakannya. "Baiklah. Enjoy."
Nathalie fokus pada Gama setelah dua sahabatnya keluar menutup pintu. Hari ini Gama terlihat lebih tenang meski hari sebelumnya masih cukup tantrum.
"For you."
Gama ulurkan buah tangannya, yah, bila diingat lagi, memberikan bunga salah satu cita-cita Rahardian, tapi entah kenapa, Gama suka memberikan treatment ini.
Bunganya, Nathalie hirup. "Terima kasih, aroma bunganya lumayan menenangkan."
"Cuma bunganya yang dicium?" Gama menyodorkan sebelah pipinya. Sempat Nathalie protes. "Gama, ak--" Lantas pasrah ketika Gama berbalik mencium bibirnya.
Kemarin mereka ribut hebat, hari ini Gama tak ingin buang waktu untuk berseteru. Waktunya tidak banyak, ayah Alexandra sudah menagih agar Gama menepati janjinya menikahi Alexa.
"Sebelum disuntik induksi, kita rangsang pakai vibrat0r mau? Kau tidak perlu merasakan kesakitan karena induksi."
"Tidak perlu. Aku tidak apa-apa." Nathalie pikir, proses melahirkan sama saja. Walau mulas alami, tetap saja sakit-sakit juga.
"Mau pakai ini?" Gama mengacungkan jari tengah dan Nathalie menamparnya.
"Gama!!"
Gama tertawa, lalu memeluk Nathalie, memberikan kecupan lembut dan berbisik di pucuk kepala wanita itu. "I love you."
"Aku tidak," kilah Nathalie.
Gama terkekeh. "Aku tidak peduli itu. Kalau bisa aku saja yang mencintaimu. Supaya kamu tidak perlu merasakan rindu seperti yang aku rasakan setelah kita benar-benar hanya berstatus sebagai orang lain."
Nathalie terisak secara spontan. Entah lah, ucapan Gama barusan menyakitinya dengan tidak sadar.
"Kenapa menangis?" Gama duduk, menatap Nathalie yang masih mengusap air matanya.
"Teringat Dian." Nathalie suka sekali berbohong akhir-akhir ini. Tapi, dia memang tidak ingin mengatakan perasaan; bahwa dia tidak merelakan kepergian Gama.
Gama genggam tangan Nathalie, meletakkan kelembutannya di pipinya. Mata mereka kini saling bertemu menyelaminya.
"Anggap saja aku Dian kesayangan mu. Kau mau bilang apa padanya?"
"Aku sayang kamu," lirih Nathalie.
Gama tersentuh, meski dia tahu, Nathalie mengatakan itu untuk Rahardian. Tapi, dia suka cara Nathalie menatapnya. "Lalu?"
"Aku cinta kamu," imbuh Nathalie terisak bahkan menitihkan air matanya.
"Lagi?" Gama ingin terus mendengarkan kata-kata cinta dari Nathalie. Matanya mulai ikut berkaca-kaca.
"Kiss me."
"Dengan senang hati." Gama bangkit untuk merangkup rahang Nathalie, mencium bibir wanita itu dengan mata terpejam.
Gama ingin waktu terhenti, dia ingin selalu bisa bersama Nathalie. Namun, hari ini hari di mana Nathalie harus melahirkan putranya.
"Sudah siap Buk Nathalie?" Dokter tiba, tersenyum melihat ciuman mesra pasiennya.
"Siap Dok." Nathalie terkekeh, mengusap air mata, dan Gama mengecup keningnya.
Dokter wanita itu tersenyum. "Kita akan lakukan induksi secepatnya. Tapi kalau tidak juga berhasil. Kita tetap akan ambil tindakan operasi."
Nathalie mencebik, di mana akhirnya Gama menyeletuk sindiran. "Luka jahitan tidak akan membuat mu jelek, Nathalie. Kamu dan bayi kita perlu selamat."
"Emm..." Nathalie paham. "Te amo." Dan Nathalie lebih paham ucapan itu, bahasa Spanyol dari aku mencintaimu.
"Lahirlah tanpa drama, Sayang." Gama mengecup perut Nathalie. Sebelum mundur untuk membiarkan dokter menangani.
Tahapan demi tahapan diupayakan dengan sebaik-baiknya. Proses dimulai, Gama memberikan usapan sayang saat Nathalie merasakan mulas yang luar biasa akibat pacuan obatnya kian bereaksi.
Gama pernah tertembak, rasanya tidak sesakit ketika melihat Nathalie mendesah karena kontraksi. Dia gigit bibir bawahnya sendiri, andai bisa biar dia saja yang rasa.
"Sakit kah?" Harusnya tidak perlu bertanya, Nathalie memang tampak tidak baik-baik saja walau tidak menjawab, Ya.
Gama belai pucuk kepala Nathalie ketika perempuan itu melenguh. "Bagaimana aku bisa meninggalkan mu setelah yang kamu perjuangkan untuk hidup putraku, hmm?"
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
𝐬𝐛𝐧𝐫𝐧𝐲𝐚 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀 𝐊𝐀𝐑𝐄𝐍𝐀 𝐊𝐀𝐒𝐈𝐇𝐀𝐍 𝐈𝐓𝐔 𝐌𝐀𝐐𝐎𝐌 𝐍𝐘𝐀 𝐥𝐞𝐛𝐢𝐡 𝐭𝐢𝐧𝐠𝐠𝐢 𝐝𝐫𝐩𝐝𝐚 𝐝𝐠𝐧 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐬𝐚𝐣𝐚
𝐞𝐡𝐦 𝐢𝐛𝐚𝐫𝐚𝐭𝐧𝐲𝐚 𝐠𝐢𝐧𝐢 𝐀𝐋𝐋𝐀𝐇 (𝐢𝐧𝐢 𝐤𝐫𝐧 𝐚𝐪 𝐦𝐮𝐬𝐥𝐢𝐦 𝐲𝐚) 🙏
𝐚𝐪 𝐩𝐫𝐧𝐡 𝐝𝐠𝐫 𝐜𝐞𝐫𝐚𝐦𝐚𝐡 𝐮𝐬𝐭. 𝐅𝐞𝐥𝐢𝐱 𝐒𝐢𝐚𝐮 𝐛𝐞𝐥𝐢𝐚𝐮 𝐛𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐀𝐋𝐋𝐀𝐇 𝐭𝐝𝐤 𝐦𝐞𝐧𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐤𝐫𝐧 𝐤𝐚𝐬𝐢𝐡𝐚𝐧, 𝐜𝐨𝐧𝐭𝐨𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐡𝐨𝐥𝐚𝐭 𝐬𝐚𝐣𝐚 𝐚𝐩𝐤𝐡 𝐰𝐮𝐝𝐡𝐮 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫? 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐚𝐩𝐤𝐡 𝐰𝐮𝐝𝐡𝐮 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐝𝐡 𝐛𝐞𝐧𝐫𝟐 𝐬𝐮𝐜𝐢? 𝐣𝐢𝐤𝐚 𝐛𝐧𝐫𝟐 𝐚𝐦𝐚𝐥 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐚𝐧 𝐝𝐨𝐬𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐝𝐢𝐭𝐢𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠, 𝐦𝐤 𝐚𝐤𝐧 𝐦𝐬𝐡 𝐛𝐧𝐲𝐤 𝐚𝐦𝐚𝐥 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐲𝐠 𝐛𝐥𝐦 𝐬𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚
𝐊𝐫𝐧 𝐀𝐋𝐋𝐀𝐇 𝐤𝐬𝐡𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐦𝐚𝐤𝐚 𝐀𝐋𝐋𝐀𝐇 𝐚𝐤𝐧 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐠𝐠𝐚𝐩 𝐬𝐡𝐨𝐥𝐚𝐭 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐲𝐠 𝐛𝐥𝐦 𝐭𝐞𝐧𝐭𝐮 𝐛𝐞𝐧𝐚𝐫 𝐝𝐚𝐧 𝐤𝐮𝐬𝐲𝐮 𝐢𝐭𝐮 𝐬𝐛𝐠 𝐚𝐦𝐚𝐥 𝐤𝐢𝐭𝐚
𝐚𝐝𝐚 𝐜𝐞𝐫𝐚𝐦𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐝𝐢 𝐲𝐭 𝐤𝐥𝐨 𝐭𝐝𝐤 𝐬𝐥𝐡 🙏🙏🙏