Tak pernah satu kali pun terlintas dalam kepala seorang Adelia Martha Richard untuk menikah di usia muda, apalagi statusnya yang masih seorang pelajar. Namun semua itu terjadi karena sebuah kesalahpahaman yang melibatkan dirinya dan seorang siswa yang sering membuat onar dan masalah di sekolahnya, yaitu Ansel Jonathan Gevariel. Keduanya dipaksa untuk menikah dan menjalani pernikahan rahasia hingga hari kelulusan.
Pernikahan itu menarik masuk Adelia ke dalam kehidupan Ansel yang ternyata sangat rumit. Banyak sekali hal yang baru gadis itu ketahui di balik diri Ansel yang selama ini terkenal sebagai berandal dan pembuat onar.
***
" Demi apapun, aku tidak sudi menjadi istri dari pembuat onar seperti dia " ~ Adelia.
" Dan aku juga tidak sudi memiliki istri sepertimu, gadis yang sangat cerewet dan ceroboh " ~ Ansel.
***
IG: gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Lebih Lembut
" Awsh.. Akh.. " desis Ansel yang entah keberapa kalinya menahan rasa sakit.
Saat ini luka sabetan senja-ta ta-jam di lengan Ansel sedang di tangan oleh seorang dokter. Memang Adelia langsung meminta Hendri untuk memanggil dokter keluarga mereka agar bisa mengobati lengan sang suami. Wanita itu benar-benar sangat khawatir dan panik, bahkan sampai menangis melihat suaminya itu terluka.
Beruntung dokter yang Hendri hubungi tidak sedang bekerja atau menangani pasien, sehingga bisa langsung datang. Kebetulan juga dokter itu adalah kerabat baik dari keluarga Richard ataupun Wijayanto, lebih tepatnya anak sahabat dekat Om Reno.
" Sabar ya. Sebentar lagi juga selesai kok " ucap Dokter Sean yang masih menjahit lengan Ansel yang terluka.
Ansel hanya menganggukkan kepalanya dan mencoba menahan rasa sakit yang luar biasa. Sengaja Ansel meminta untuk tidak dibius karena dia ingin merasakan rasa sakit itu dan akan membalasnya dengan rasa sakit yang sama atau bahkan lebih.
" Aku pastikan kamu akan mendapatkan rasa sakit yang lebih dari ini, Randi " ucap Ansel di dalam hati.
Walaupun tidak terluka separah dirinya, tetapi Ansel yakin adik tirinya itu merasakan sakit karena pukulannya tadi. Andai saja tidak menggunakan senja-ta ta-jam dan dikeroyok, dia pasti bisa mengirim Randi ke rumah sakit untuk beberapa hari.
Sementara Adelia, gadis itu terus menyembunyikan wajahnya di balik lengan sang sepupu. Dia tidak kuat melihat luka di lengan Ansel yang cukup parah dan juga tidak tega melihat suaminya itu kesakitan. Baru mendengar suaranya saja sudah membuatnya ikut merasakan rasa sakit yang sedang dirasakan oleh suaminya itu.
" Lia, jangan begini dong. Gerah tahu! " ucap Hendri yang cukup risih karena sepupunya itu sedari tadi terus menempel padanya.
" Biar saja. Aku tidak tega melihat Ansel kesakitan begitu " jawab Adelia masih terus menyembunyikan wajahnya.
Hendri hanya menghela napasnya panjang dan pasrah saja. Seperti yang diketahui oleh orang-orang terdekatnya, Adelia memang penakut dan sangat manja. Tidak jarang gadis itu akan menangis karena luka kecil di tangannya akibat tergores atau yang penyebab yang lainnya.
Tentu semua itu hanya diketahui oleh orang-orang terdekat dan sahabatnya saja. Orang-orang di luar sana hanya mengenal sosok Adelia sebagai putri keluarga Richard yang sangat cantik dan anggun, padahal kenyataannya tidak selalu begitu.
" Sudah selesai tuh! Sekarang lepaskan lenganku dan buka matamu " ucap Hendri saat melihat lengan Ansel sudah terbungkus kain kasa.
Perlahan Adelia mulai mengangkat wajahnya dan membuka kedua matanya. Dan benar saja, Dokter Sean memang sudah menyelesaikan pekerjaannya untuk mengobati lengan sang suami.
" Jangan takut dan khawatir lagi, Adelia. Kakak sudah mengobatinya dan dalam beberapa waktu juga akan segera sembuh, asal jangan terlalu banyak bergerak dan rutin minum obatnya " ucap Dokter Sean yang melihat ketakutan dan kekhawatiran di wajah gadis itu.
" Iya Kak. Terima kasih banyak ya " sahut Adelia merasa lega.
Dokter Sean pun menganggukkan kepalanya, lalu membereskan peralatan medis yang digunakannya.
" Ini obatnya harus diminum teratur dan tepat waktu ya. Untuk sementara waktu jangan sampai luka yang masih basah itu terkena air dulu " ucap Dokter Sean pada Ansel dengan memberikan beberapa tablet obat.
" Baik, Dok " jawab Ansel.
Kemudian, Dokter Sean langsung pamit karena hari sudah cukup lama. Terlebih lagi semua pekerjaannya di rumah itu sudah selesai dan keadaan Ansel juga tidak terlalu mengkhawatirkan.
" Kalau begitu, Kakak pergi dulu ya, Adelia. Lain kali kita harus bertemu dan kamu harus menceritakan tentang pernikahanmu yang sangat tiba-tiba ini " pamit Dokter Sean sembari mengusap puncak kepala Adelia.
" Iya Kak, lain kali aku akan cerita " jawab Adelia menganggukkan kepalanya.
Melihat dan mendengar interaksi antara Adelia dengan Dokter Sean, Ansel seperti tidak suka. Dia merasa jika keduanya seperti sangat dekat hingga harus sang istri hari menceritakan tentang pernikahan mereka.
" Gue juga pulang, Sel. Cepat sembuh ya " ucap Hendri yang juga berpamitan.
Ansel pun menganggukkan kepalanya. " Thank's sudah antar gue pulang " sahut Ansel.
" Dan kamu harus jaga Ansel baik-baik ya, Lia. Dia sedang terluka dan sakit loh, jadi jangan ditelantarkan " lanjut Hendri pada sepupunya itu.
" Iya-iya, tenang saja " jawab Adelia dengan mencembikkan bibirnya.
Jelas Adelia sangat tidak terima dan merasa kesal karena dikatakan akan menelantarkan Ansel, tetapi gadis itu tetap mencoba menahannya karena tidak ingin ribut dengan sepupunya itu. Lebih baik dia diam, lagipula sebentar lagi juga Hendri akan pergi dari sana dan pulang ke rumahnya.
" Kami pergi dulu. Bye, bye " ucap Hendri langsung melenggang pergi.
Adelia pun langsung menyusul karena tidak enak jika tidak mengantar Dokter Sean hingga depan pintu. Gadis itu juga pun harus menutup dan mengunci pintu utama karena setelah ini dirinya akan beristirahat.
.
.
.
Setelah kepergian Hendri dan Dokter Sean, Adelia kembali masuk ke dalam rumah dan memastikan pintu utama sudah terkunci dengan benar. Dia juga harus memastikan keadaan Ansel yang masih duduk di sofa yang ada di kamar mereka. Walaupun masih ada rasa kesal dan tidak suka dengan pemuda itu, tetapi dia benar-benar sangat khawatir melihatnya terluka seperti tadi.
" Ansel, lebih baik kamu ganti pakaianmu dan istirahat. Aku akan mengambil pakaian ganti untukmu " ucap Adelia yang langsung menuju lemari pakaian milik sang suami.
Agar lebih mudah mengenakan dan tidak mengenai luka di lengan suaminya itu, Adelia memilih celana pendek dan kaos tanpa lengan. Lagipula Ansel juga sudah sepertinya sudah terbiasa dengan tidur dengan pakaian seperti itu.
" Ini ganti dulu " ucap Adelia memberikan pakaian ganti itu.
" Bantu aku. Dengan lengan seperti ini tentu aku tidak bisa melepas dan memakai pakaianku sendiri " pinta Ansel pada Adelia.
Sebenarnya bisa saja Ansel melakukannya sendiri, tetapi dia sengaja memanfaatkan keadaannya ini. Jika dilihat, istrinya itu menjadi lebih lembut dan tidak marah-marah setelah melihat dirinya yang terluka.
" Baiklah " jawab Adelia menurut.
Tanpa sadar, kedua sudut bibir Ansel tertarik membentuk sebuah senyuman. Dia tentu sangat menyukai sikap sang istri yang lebih lembut seperti ini. Sebaik mungkin akan dirinya manfaatkan sebelum Adelia kembali ke setelan awal yang cerewet dan selalu marah-marah padanya.
Dengan sangat hati-hati, Adelia membantu untuk melepaskan kaos polos yang dikenakan oleh Ansel. Sebisa mungkin dia tidak mengenai luka di lengan sang suami yang pastinya masih sangat sakit. Tak lupa juga Adelia kembali membantu mengenakan kaos tanpa lengan yang diambilkannya. Ya walaupun harus sedikit hilang fokus karena tubuh suaminya itu yang sangat bahaya untuk kedua matanya.
" Sudah. Celananya kamu pakai saja sendiri " ucap Adelia sedikit menjauh dari suaminya itu.
Sekalipun dipaksa, Adelia tidak akan mau membantu mengganti celana Ansel. Dibayangkan saja sudah tidak kuat, apalagi jika benar-benar dilakukannya. Jujur, tubuh Adelia tiba-tiba menjadi merinding karena cukup tahu apa yang ada di dalam sana.
Tanpa menunggu Ansel bicara, Adelia langsung melenggang pergi ke kamar mandi. Setidaknya dengan itu dia bisa menghindari suaminya itu dan membiarkannya mengganti celananya. Sedangkan Ansel hanya tersenyum melihat tingkah istrinya itu dan dia pun tidak berniat memintanya agar membantu mengganti celananya.
***
Assalamualaikum, guys😊 Maaf karena akhir-akhir ini saya sangat tidak konsisten untuk setiap hari update ya🥺 Jujur, kondisi kesehatan saya sangat sering drop dan juga untuk beberapa saat saya seperti kehilangan motivasi untuk menulis😔
Tapi, hari saya mencoba untuk melawannya dan mulai menulis lagi😊 Seandainya memang belum bisa konsisten seperti sebelumnya, mohon dimaklumi ya.. Terima kasih untuk kalian yang masih setia membaca karya-karya saya🙏🥰
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
lanjutkan thor.../Good/
lanjuutt thor
voteku padamu thor
biar cemuguutt nulisnya /Ok//Ok//Ok//Ok/