Oh My Baby!

Levis langsung buru-buru pergi meninggalkan meetingnya siang ini setelah mendapatkan kabar dari asisten pribadinya bahwa ada seorang gadis berada di ruangan kerjanya.

Entah mengapa tiba-tiba pikirannya langsung tertuju pada Rara. Levis takut jika terjadi sesuatu pada gadis kesayangannya.

Mendengar suara langkah sepatu pantofel yang diyakininya milik Levis membuat Rara langsung bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Levis yang baru saja masuk ke ruangan kerjanya.

Tanpa menunggu waktu lama, Rara langsung datang menghampiri laki-laki dengan memeluknya. Dia benar-benar membutuhkan pelukan hangat dari laki-laki yang selalu membuatnya tenang. Rara merasa jika dia bersama dengan Levi's, hidupnya jauh lebih baik. Setidaknya dia tidak akan merasakan bagaimana rasanya sakit dikhianati oleh orang-orang yang ada di sekitarnya.

Deg!

Rara menangis?

Apa yang terjadi di luar sana hingga membuat kekasih hatinya menangis sampai seperti ini. Tangisan Rara benar-benar terdengar sangat memilukan, membuat Levi's yang tidak tahu menahu tentang apa yang terjadi di luar sana semakin merasa khawatir.

"Hey, ada apa Baby? apa yang terjadi hingga membuat kamu menangis seperti ini. Katakan kepadaku siapa yang berani membuatmu menangis? katakan maka aku akan membalasnya dua kali lipat lebih menyakitkan dari apa yang kamu rasakan saat ini." ucapnya pada Rara karena dia tidak suka melihat kekasih hatinya menangis.

Sementara Rara sendiri juga tidak tahu apa yang harus dia katakan pada Levi's. Tidak mungkin dia mengatakan pada lapis bahwa yang membuat dan menangis adalah orang tuanya sendiri. Yaitu papinya, yang jauh lebih memilih mantan kekasihnya daripada keluarga mereka sendiri. Bahkan yang membuatnya semakin hancur lagi saat mengetahui bahwa maminya meminta cerai.

Hal itu pula yang membuatnya semakin terpukul. Mereka bersama saja dalam satu atap dia masih merasakan begitu banyak kekurangan. Lalu bagaimana jika sampai mereka berdua berpisah? apa yang akan terjadi pada dirinya. Bagaimana nasibnya ke depan jika sampai mereka benar-benar bercerai?

"Hey, ayo katakan padaku apa yang terjadi sebenarnya sayang. Katakan padaku apa yang terjadi Rara. Aku tidak tahu apa yang aku harus aku lakukan jika seperti ini. Kamu menangis deh aku tidak suka melihatmu menangis. Aku sudah berjanji padamu, bukan? jika aku tidak akan pernah membiarkanmu menangis. Maka aku akan melakukannya saat ini. Ayo, katakan apa yang terjadi sebenarnya?" cecar Levis ya tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya di sini.

Tapi, dia yakin bahwa ini pasti berhubungan dengan keluarga kekasihnya lagi. Sebenarnya apa mereka lakukan hingga membuat Rara sampar menangis seperti ini. Tidak kasihan kah mereka pada gadis kecil memiliki tubuh mungil ini?

Rara sendiri memiliki begitu banyak prestasi yang telah dia torehkan di sekolah maupun di luar sekolah. Lalu, bagaimana bisa orang tuanya mengabaikan yang begitu saja.

Astaga, memikirkan hal ini benar-benar membuat kepalanya terasa sakit dan berat. Rasanya dia ingin mengumpat saat ini.

"Mami, mami sama papi mau cerai. Papi lebih memilih mantan kekasihnya dan papi bahkan tidak mencari ku. Papi lebih memilih mengantarkan anak mantan kekasihnya itu daripada mencari ku. Bahkan mami sampai meminta cerai, karena papi tidak pernah bisa melupakan mantan kekasihnya. Apa salah aku, Om? apa salah aku yang ngomong buat mereka ngelakuin hal ini sama aku. Aku ini anak mereka, tapi tidak sedikitpun mereka pernah melihat aku. Mereka selalu sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing. Mereka mengabaikanku dan tidak pernah mau tahu apa yang terjadi sebenarnya sama aku. Kenapa teman-teman aku punya kehidupan yang baik. Tapi, aku nggak pernah ngerasain apa yang mereka rasain. Aku ngerasa kalau aku ini bukan anak kandung mereka. Apa aku-"

"Sttt... jangan katakan apapun lagi yang buruk tentang diri kamu, karena aku tidak akan membiarkannya. Aku tidak peduli dengan apa yang orang lain katakan tentang diri kamu karena yang kutahu kamu adalah kekasihku. Kamu gadis yang hebat. Kamu benar-benar gadis yang sangat luar biasa. Mereka yang bodoh karena telah mengabaikan berlian seperti kamu. Sekarang, jangan menangis lagi oke. Aku tidak akan membiarkan mata indah ini menurunkan hujan badainya. Mata indah ini harus selalu terlihat indah dan memancarkan sinarnya. Kamu, Kamu adalah gadis yang paling istimewa yang pernah aku temukan Rara. You are really special." ucapnya pada Rara karena dia tidak ingin gadis itu kembali berpikir buruk tentang dirinya sendiri.

Tidak akan Levi's biarkan orang-orang menyakiti hati kekasihnya. Bahkan jika itu keluarganya sendiri. Tidak, dia tidak akan membiarkan Rara terus-menerus menangis dan merasakan sakit.

Tangisannya masih terdengar begitu memilukan. Levis tidak tahu apa yang harus dilakukannya saat ini. Karena Rara sendiri terus aja memeluknya. Gadis kesayangannya ini terlihat begitu hancur. Dia benar-benar hancur mengetahui kenyataan yang sebenarnya, bahwa mami dan papinya akan bercerai. Kedua orang tuanya akan berpisah dan di sini sekali lagi, Rara yang menjadi korban. Dia yang menjadi tumbal dari keegoisan orang tuanya.

Begitu juga dengan Levis, dia tersenyum memeluk dan memberikan kekuatan berharap apa yang dia lakukan saat ini bisa membuat gadis kesayangannya itu merasa tenang. Setidaknya Rara harus lebih tenang untuk menghadapi semua ini.

"Aku salah apa, Om? aku salah apa sama mami sama papi? aku selalu berusaha untuk membuat mereka bangga sama aku. Tapi, nggak pernah sedikitpun mereka muji ataupun bilang aku ini hebat atas apa yang aku dapatin. Mereka selalu menuntutku untuk menjadi ini dan itu menjadi penerus dari harta-harta mereka. Aku nggak butuh semua harta mereka, Om. Aku cuma pengen ngerasain apa itu kasih sayang orang tua yang lengkap. Sejak kecil, aku nggak pernah ngerasain gimana rasanya disayang sama orang tua. Aku cuma tahu hidup sama Bik Jum, dan juga para pembantu yang lainnya. Aku bahkan sangat jarang diantar dan dijemput oleh orang tua aku. Sementara teman-teman aku yang lainnya ngerasain hal itu. Apa aku nggak pantas untuk bahagia? Apa aku gak boleh ngerasain apa yang orang lain rasain di luar sana? aku juga pengen bahagia, Om. Aku jika pengen ngerasain apa yang mereka rasain. Aku cuma pengen disayang, om. Aku cuma pengen di bacain dongeng sebelum tidur, hiks...hiks...hiks..."

Sungguh, rasanya sakit sekali mendengar curahan hati gadis kesayangannya ini. Bagaimana bisa mereka setega ini pada Rara. Tidakkah mereka berpikir bahwa gadis ini benar-benar sangat depresi?

Apa yang harus dia lakukan saat ini? Levis rasa, Rara membutuhkan teman untuk cerita. Mungkin ke psikolog, untuk menceritakan isi hatinya yang terpendam selama ini.

***