Reinkarnasi Pendekar Dewa

Wang Tian masih mematung melihat kelakuan Boqin Changing. Dia tidak menyangka bahwa muridnya sekuat itu. Mungkin orang lain akan melihat seorang anak berusia sepuluh atau sebelas tahun yang sedang bertarung. Namun Wang Tian tahu usia sebenarnya Boqin Changing baru tujuh tahun. Jika mereka tahu sosok yang membantu mereka baru berusia tujuh tahun, entah mereka akan kagum atau semakin ketakutan.

Wang Tian masih memandang ke arah Boqin Changing hingga ada suara yang menyapanya.

"Tuuuann Pennn... deee kaarr terr imaa kassih atasss bantuaannya." ucap salah satu pedagang senior yang berada di tempat kejadian. Tubuhnya masih gemetar ketakutan namun logikanya mengatakan dia harus segera mengucapkan terima kasih pada para penolongnya.

Wang Tian yang seorang pria paruh baya dianggap pemimpin dari kelompok yang barusan menolong mereka. Penampilannya juga tidak terlihat haus darah dibandingkan Boqin Changing. Oleh karena itulah pedagang senior tersebut memutuskan mengucapkan terima kasih lewat Wang Tian.

"Tuan tidak perlu berterima kasih. Kami tadi melihat kalian sedang mendapat masalah dan kebetulan kami sedang lewat." ucap Wang Tian

"Jika tidak ada tuan pendekar mungkin kami semua sudah mati. Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kami."

Pedagang senior tersebut terus menerus mengucapkan terima kasih kepada Wang Tian. Dia kemudian bercerita bahwa mereka adalah para pedagang yang akan menjual barang dagangannya di Kota Shui. Sebuah kota yang sebetulnya secara jarak tidak terlalu jauh dari Sekte Dua Pedang Petir. Sekte Dua Pedang Petir dan Desa Fuzau yang merupakan tempat tinggal Boqin Changing masih berada di bawah wilayah administrasi Kota Shui.

Wang Tian kemudian memperkenalkan dirinya dan muridnya kepada para pedagang. Dia pun memanggil Boqin Changing untuk mendekat padanya.

Setelah mengetahui bahwa Wang Tian dan Boqin Changing berasal dari sekte aliran putih timbul sedikit kelegaan di hati mereka. Walaupun bayang-bayang keganasan Boqin Changing masih terngiang-ngiang di kepala mereka, mereka tahu biasanya pendekar aliran putih tidak akan melukai rakyat biasa.

Para pedagang kemudian menawarkan kepada Wang Tian dan Boqin Changing untuk ikut mengawal perjalanan mereka ke Kota Shui. Mereka menjanjikan akan memberikan kompensasi yang setimpal jika mereka berdua mau membantu mengawal perjalanan mereka.

Wang Tian awalnya ragu untuk menerima tawaran tersebut. Namun ketika mengingat cerita Boqin Feng sebelumnya bahwa anaknya belum pernah berkunjung ke kota manapun seumur hidupnya, akhirnya Wang Tiang memutuskan untuk menerima permintaan tersebut.

Boqin Changing sendiri heran mengapa gurunya menerima permintaan dari para pedagang. Awal perjalanan, gurunya berharap mereka bisa segera sampai ke sekte. Namun sekarang gurunya justru mengambil jalan memutar ke sekte dengan melewati Kota Shui terlebih dahulu. Jika Boqin Changing tahu alasan gurunya setuju untuk mengunjungi kota Shui karena dirinya mungkin dia akan terharu.

...*****...

Setelah membereskan sisa-sisa pertempuran dan menguburkan para korban dan musuh yang meninggal, mereka segera melanjutkan perjalanan. Boqin Changing saat ini juga sudah mengganti pakaiannya.

Sekarang tampilan Boqin Changing sudah terlihat seperti seorang pendekar dari hasil menjarah barang milik lawannya. Terlihat dua pedang yang terselip di pinggangnya yang terlihat tidak proporsional karena badannya masih kelihatan kecil. Terlihat juga sebuah cincin ruang melingkar di jarinya

"Chang'er pedang itu terlalu besar untukmu."

"Tidak apa apa guru. Aku menyukainya"

Sambil menghela nafas Wang Tian membiarkan kelakuan muridnya. Mereka kemudian memasuki salah satu kereta kuda yang diberikan kepada mereka. Dalam kereta kuda tersebut hanya ada mereka berdua saja.

Walaupun para pedagang mengucapkan terima kasih atas pertolongan sebelumnya, tidak ada satupun yang mau berada satu kereta kuda dengan Boqin Changing. Pembantaian yang dia lakukan sebelumnya masih menyisakan ketakutan di mata para pedagang.

Di belakang guru dan murid tersebut, para pedagang bahkan memanggil Boqin Changing dengan sebutan si anak iblis. Tentunya dengan suara yang pelan setengah berbisik. Mereka tidak cukup gila untuk mengatakan julukan itu dengan suara keras.

Ketika semua persiapan telah selesai maka perjalanan pun dilanjutkan. Di dalam kereta kuda, Boqin Changing bertanya kepada Guru Tian terkait Tengkorak Hitam. Boqin Changing berfikir topik itu adalah hal yang pas dibahas dalam kereta saat ini dibanding saling berdiam diri.

Guru Tiang kemudian menjelaskan secara umum terkait Tengkorak Hitam. Organisasi ini muncul sepuluh tahun yang lalu dan kerap berbuat onar di masyarakat. Cukup banyak pendekar aliran hitam yang bergabung ke organisasi ini yang membuat organisasi ini semakin kuat.

Sebetulnya Boqin Changing sudah mengetahui banyak hal terkait dengan Organisasi Tengkorak Hitam berdasarkan ingatan kehidupan pertamanya.

Organisasi ini akan menjadi salah satu organisasi kriminal terkuat di Kekaisaran Qin sampai dengan tiga puluh tahun ke depan. Pemimpin mereka bernama Huo Bayou, seorang pendekar tingkat tinggi yang masuk sepuluh besar pendekar terkuat di Kekaisaran Qin saat ini. Organisasi ini mempunyai tujuan untuk menghapus Kekaisaran Qin.

Tidak banyak yang tahu nama asli Huo Bayou adalah Qin Zurong. Dia adalah anak dari selir Kaisar Qin sebelumnya. Merasa ibunya disia-siakan oleh kaisar sebelumnya membuatnya kemarahannya memuncak dengan ingin menghapus Kekaisaran Qin. Saking bencinya dengan Kekaisaran Qin, Huo Bayou lebih memilih marga ibunya sebagai namanya dibandingkan marga ayahnya.

Huo Bayou kemudian membentuk organisasi yang berisi para kriminal dan menciptakan teror di Kekaisaran Qin. Tidak terhitung banyaknya harta dan nyawa yang menjadi korban keganasan mereka. Apalagi dengan dukungan beberapa sekte aliran hitam membuat teror yang mereka sebarkan semakin meluas.