NovelToon NovelToon
Arjuna Untuk Nasya

Arjuna Untuk Nasya

Status: sedang berlangsung
Genre:Diam-Diam Cinta / Masalah Pertumbuhan / Keluarga / Cinta Murni / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:10.5k
Nilai: 5
Nama Author: Eli

Bertahun-tahun aku berusaha melupakan kenangan kelam itu, namun mimpi buruk itu selalu menghantuiku bahkan setiap malam. Akupun tidak bisa bersentuhan dengan laki-laki. Entah sampai kapan ini akan terjadi. Ku kira selamanya tidak akan ada pria yang masuk dalam hidupku. Hingga dia datang dan perlahan merubah kepercayaanku.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kaki Tangan Juna

"Alan, apa kamu sudah mencari tahu mengenai gadis yang dibawa Juna ke hotel?" Tanya pak Anton dengan raut wajah serius.

"Entahlah Pah. Gak ada yang tahu siapa gadis itu. " Alan menanggapi pertanyaan sang ayah sambil menggelengkan kepalanya.

"Gak perlu hiraukan perempuan itu. Itu bisa jadi senajata untuk kita menjatuhkan kepercayaan orang-orang pada Juna. "

Ibu Alan ikut bergabung dengan percakapan suami dan juga anaknya.

"Apa maksud Mama?" Tanya Alan yang penasaran dengan ide sang ibu.

"Kamu cukup minta orang lain untuk menyebarkan rumor kalau Juna suka bermain perempuan. Mama rasa dengan begitu para petinggi di hotel akan meragukan kemampuan Juna juga. "

Alan tersenyum kemudian menoleh pada sang ayah.

"Benar. Apa yang Mama katakan memang masuk akal. Benar kan Pah?"

Alan meminta pendapat ayahnya atas saran sang ibu.

"Benar. Kamu adalah satu-satunya pewaris sah keluarga Danendra. Jangan biarkan anak dari wanita gila itu merebut apa yang seharusnya jadi milikmu. "

Pak Anton menegaskan kalau hanya putranya yang pantas mewarisi kekayaan keluarga Danendra.

"Papa tenang saja. Aku gak akan biarkan dia merebut posisiku. Dia sama sekali gak pantas menjadi seorang pewaris."

Alan menyeringai dengan sorot mata yang tajam saat dia bicara dengan sang ayah.

...****************...

Juna sedang berdiri di balkon menikmati udara malam yang segar ditemani secangkir kopi hangat ditangannya. Dia memandangi indahnya langit malam yang dipenuhi dengan taburan bintang.

"Rasanya sangat tenang sekali. Tapi apa iya keluarga Alan akan diam saja setelah aku kembali kemari?" Gumam Juna sambil mengecap kopi miliknya.

Drrt drrt drrt

Suara ponsel membuat Juna mengalihkan pandangannya. Dia berjalan ke arah meja untuk mengambil ponsel yang dia letakkan disana.

"Halo, ada apa?" Tanya Juna begitu dia menerima telepon dari Wiguna.

"Saya sudah kumpulkan informasi yang anda minta, dan sudah saya kirimkan semuanya ke email anda. "

Wiguna langsung bicara pada intinya tanpa basa basi.

"Baiklah. Terima kasih. "

Juna langsung menutup telepon dari Wiguna dan membuka email yang sudah dia kirimkan.

"Bagaimana aku bisa masuk ke perusahaan itu dan membantunya? Jika aku terlibat dengan perusahaan ini secara langsung, maka sudah pasti Alan dan orang tuanya akan tahu mengenai bisnisku. Sepertinya memang harus Wiguna yang berdiri didepanku. Aku gak bisa langsung menunjukkan identitasku begitu saja."

Juna sedang memikirkan cara agar bisa membantu Nasya. Dia pun memutuskan untuk tidak turun langsung menangani perusahaan Golden Food. Dia akan mengambil keputusan dibalik nama Wiguna.

Tuut tuut tuut.

Juna menunggu Wiguna untuk menerima telepon darinya.

"Halo, Pak. Ada apa? Apa ada sesuatu yang anda butuhkan?" tanya Wiguna begitu menerima telepon dari Juna.

"Besok, kamu yang akan datang ke Golden Food. Masih belum waktunya bagiku menunjukkan jati diriku yang sebenarnya. "

"Tapi, Pak. Bukannya anda bilang harus melakukannya secara langsung?" tanya Wiguna untuj memastikan.

"Tidak. Kamu yang akan jadi kaki tanganku disini. Aku gak mau identitasku diketahui banyak orang. Biarkan saja mereka mengira kalau aku hanyalah penerus hotel keluarga Danendra. " ujar Juna dengan sikapnya yang tenang.

"Baik Pak. Tapi, anda yakin akan tetap tinggal disini?" tanya Wiguna dengan nada penasaran.

"Ya, karena itu aku minta kalian berdua untuk mengurus perusahaan disana. Aku gak tahu kapan aku bisa kembali mengambil alih perusahaanku. " ujar Juna dengan nada bicara yang datar.

"Anda tenang saja Pak. Anda bisa percayakan urusan perusahaan padaku dan juga Mike." ujar Wiguna penuh percaya diri.

"Ya. Terima kasih. "

Wiguna dan Juna langsung mengakhiri panggilan telepon diantara mereka.

...****************...

Ditempat lain. Apartemen Nasya terasa sepi. Dia menempati lantai 3 dimana suara kendaraan tidak terlalu bising. Nasya tidak suka kebisingan, jadi apartemen tempatnya tinggal cukup membuatnya nyaman. Kamarnya tidak terlalu terang karena Nasya hanya menyalakan lampu meja yang redup.

Saat ini Nasya baru saja selesai mandi dan sedang mengeringkan rambutnya menggunakan handuk. Seperti biasanya, Nasya meminum dua pil obat sebelum tidur. Lalu dia meraih ponselnya dan membuka galeri foto. Dia melihat foto lama bersama mendiang neneknya.

Mata Nasya berkaca-kaca melihat fotonya dengan sang nenek. Terlihat ada kerinduan disana. Dia meletakkan handuknya dan mulai bicara sendiri dengan foto itu.

"Nenek, aku ga bisa lepas dari mereka. Ibu masih terus saja menggangguku. Jika nenek masih bersamaku, mungkin dia gak akan berani melakukan itu. Nek, apa yang harus aku lakukan? Haruskah aku benar-benar mengakhiri hubungan dengan ibu? Aku gak mau melepaskan hubunganku dengannya karena hanya dia satu-satunya keluarga yang ku miliki sekarang, tapi aku juga gak mau terhubung dengan si bajingan itu. Bantu aku, nek. Aku gak bisa menghadapi mereka sendirian. Aku gak bisa melewati ini semua... "

Air mata Nasya mulai mengalir dari pelupuk matanya dan membasahi kedua pipinya. Dia mulai berbaring dan meringkuk diatas tempat tidurnya yang dingin. Nasya memejamkan mata meskipun air matanya masih mengalir. Perlahan Nasya mulai terlelap karena pengaruh obat tidurnya.

Malam semakin larut. Suasana terasa sangat hening. Tidak ada suara kendaraan ataupun seseorang yang terdengar.

Nasya masih tertidur di kamarnya yang gelap. Alih-alih tidur pulas karena pengaruh obat, dia terlihat sangat gelisah dan juga ketakutan. Air matanya terus mengalir tanpa henti. Nasya terus menangis dengan mata terpejam, tanpa ada seseorang yang bisa menenangkan ataupun membangunkannya dari mimpi buruk yang dia alami. Hingga pada akhirnya Nasya terbangun sendiri saat malam masih larut. Dia membuka mata dengan rasa takut yang masih mencekam.

"Hah hah hah"

Napasnya terngah-engah. Air matanya tak juga berhenti mengalir. Nasya kembali menangis sambil memeluk kedua lututnya. Dia membenamkan kepalanya dilutut dan kembali menangis sejadi-jadinya sambil memukul kasur dengan kepalan tangannya.

Pagi harinya saat matahari mulai menampakkan cahayanya. Nasya hanya menatap keluar apartemen tanpa bisa melanjutkan tidurnya. Dia hanya menatap kosong dengan raut wajah dingin.

Nasya pun beranjak dari tempat tidur dan mulai bersiap pergi ke supermarket. Langkah kakinya sangat lemas seakan dia tidak punya gairah hidup.

Sebelum pergi, Nasya memakan sarapan alakadarnya agar dia punya tenaga untuk beraktifitas melewati hari yang berat. Dia hanya memakan selembar roti tawar dan meminum segelas susu hangat. Setelah itu barulah Nasya beranjak pergi meninggalkan apartemennya.

Dari kejauhan terlihat seorang pria bermotor tengah menunggu lampu merah. Dia mengenakan helm full face yang menutup semua wajahnya

"Bukankah itu Nasya? Apa dia tinggal di sekitar sini?" gumam pria itu saat melihat Nasya berjalan menuju halte bus.

Saat lampu berubah hijau, dia langsung memacu motornya melaju ke arah Nasya.

Tin

Dia berhenti di depan halte bus, tepat di depan Nasya.

"Sya, ayo pergi bersama?" ajak pria itu yang hanya membuka kaca helm tanpa melepaskan helmnya.

Nasya memicingkan mata karena tidak mengenal pemotor itu. Pria itu pun melepaskan helmnya.

"Oh, Andre..."

"Ayo berangkat sama-sama?"

Andre bicara dengan senyum yang ramah.

"Gak perlu. Aku naik bus aja. Terima kasih buat tawarannya."

Nasya menolak Andre dengan sopan.

"Gak usah sungkan begitu. Tujuan kita kan sama, kenapa gak pergi sama-sama aja?" ujar Andre yang bersikeras mengajak Nasya.

"Terima kasih. Tapi gak usah. Sebentar lagi busnya juga datang."

"Tapi, Sya"

Nasya terus berusaha menolak ajakan Andre.

"Nasya!"

Suara seseorang mengalihkan perhatian Nasya. Dia tersenyum saat Lia memanggilnya bertepatan dengan datangnya bus yang mereka tunggu.

"Itu temanku. Busnya juga udah datang. Jadi aku pergi dulu ya. Sekali lagi terima kasih buat tawarannya. "

Nasya menarik Lia untuk naik bus secepatnya dan meninggalkan Andre tanpa membiarkan dia memberikan tanggapan apapun.

"Nasya, lain kali aku pasti berhasil mendapatkanmu!" gumam Andre sambil menatap bus yang dinaiki Nasya.

1
Mmh Azka_Adzkiya
lanjut kagi thor
ros
Luar biasa
Mmh Azka_Adzkiya
aduh nanggung amat thor blm juga di jawab sm nasya😄
Dartihuti
Semangat up'y jng lama" tak vote clek😊💪
Arifin
lanjut thor
Nayi Siti
gercep Arjuna banyak kumbang yg menghampiri nasya
Dartihuti
Moga aja kelakuan Pak wira c4 ketahuan Arjuna,kepingin deh 👊pak wira
Mey Abimanyu
biasa baca novel kak Eli yg karakternya Badas , baca novel yg ini agak kurang hehehe

tapi tetep suka karena sifat laki²nya tegas no menye² ...
Eli Haryaningsih: masih lanjut sih, cuma updatenya nunggu otaknya encer/Facepalm/
Mey Abimanyu: tapi tetep sukaa kak ..

pdahal udah nunggu yg Kenzi tamat duluuu..
biar engga penasaran...
total 3 replies
Dartihuti
Ibu macam apa anak di peras ma ayah tiri bkn cr cari bantu menggindar malah mau aja minta dan minta...
Nayi Siti
harus y abaikan z
Dwi Rustiana
kak Eli up nya jangan lama2 ya
Mmh Azka_Adzkiya
next
abcd
up lgi yg bnyk
Dartihuti
Mantap ...gebrakannya
Dartihuti
Nyimak dulu...tp bagus,kebalikan yg sering q baca" novel cowok anti cewek ini cewek anti cowok...
Nayi Siti
nunggu update author
Nayi Siti
betul Nasya jgn ladenin org kaya pak wira
Mmh Azka_Adzkiya
next lagi
Yulia Wati
tetep rajin up thor biar pembaca gk malas dan novelnya bnyak peminatnya..
Eli Haryaningsih: makasih dukungannya🙏
total 1 replies
Badra Pattola
mana lanjutan novel Arjuna untuk Nasya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!