satu wanita dengan empat pria sekaligus, memiliki wajah cantik sekaligus senyuman yang dapat memikat semua mata kaum adam yang melihat kearahnya.
kania ratu ovalia mempunyai wajah yang cukup terbilang sempurna, hingga tak ada cela sedikitpun untuk mengatakan kekurangan fisik yang gadis itu punya.
di sisi lain ke empat pria tampan dan menduduki pria-pria paling terpopuler di SMA internasional school. hidup ditengah huru hara persoalan yang sering dijumpai di sekolah umum biasanya, Garvin, Ervan, Danu, Alex , dan satu wanita yang bernama kania.
memperebutkan satu hati dari gadis biasa akan tetapi memiliki wajah sempurna. serta memiliki kepribadian yang berbeda, akan kah salah satu dari mereka dapat merebut hati kania atau malah tak ada satupun dari mereka yang dapat memenangkan hati kania.
semua tergantung seberapa besar perjuangan yang akan mereka lakukan dan berikan pada kania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
****
LONDON
"ya ampun Sya ini beneran aku di London sekarang."
"yah emangnya sekarang kamu di bandung."
setelah perjalanan sekitar 19 jam an lebih antara jakarta ke London. sekaligus setelah menjenguk nenek Tasya di rumah sakit, Tasya mengajak Kania jalan-jalan ke tempat yang selama ini ingin di datangi temannya itu.
"cubit aku sya cubit cepet."
dengan senang hati Tasya mencubit lengan Kania hingga gadis itu merintih kesakitan.
"awww..... sakit sya."
"tadi katanya minta di cubit, giliran di cubit sakit."
"tapi nggak sakit juga kali."
Kania mendengus kesal. tapi ketika ia sadar bahwa kini ia benar berada di London. bukan mimpi atau hayalan belaka. Kania berlari di tempat sekita tower bridge. tempat yang selama ini ingin sekali ia singgahi.
"sya foto aku disini." teriak Kania.
Tanpa sadar Tasya lebih bahagia karna dapat mengajak Kania ke tempat yang sangat ia datangi.
melihat temannya bahagia adalah menciptakan kesenangan tersendiri untuk Tasya.
”iyahhh.... " balas Tasya juga berteriak karna Kania yang hampir berjarak jauh dari dirinya.
hampir 1 jam setengah Tasya mengambil gambar Kania di tower bridge.
"kania! cari makan dulu yuk nanti foto-foto lagi." ajak Tasya sambil memegangi perutnya yang seakan cacing di dalamnya meronta kelaparan.
"emm, iyah deh. oh iyah sya lihat fotonya donk."
sambil merangkul lengan Tasya dengan manja. Kania meminta kamera yang hampir berisi fotonya saja.
*********
restoran
"eh sya, ini pasti mahal. kita cari makan di tempat lain aja yuk." bisik Kania.
"udah disini aja, nggak mahal kok."
"tapi..... " belum sempat Kania melanjutkan ucapannya, Tiba-tiba ada seorang pelayan di restoran itu menghampiri Kania dan Tasya.
"Welcome, Ms. Tasya."
"Oh yes, please prepare a place for me and my best friend. and for food as usual." jawab Tasya.
"OK, let me take you to Ms. Tasya's table."
Kania yang tak selancar berbicara bahasa Inggris hanya mampu menyimak pembicaraan Tasya dan pelayan di restoran.
"ayok kan." ajak Tasya pada Kania.
"kemana?"
"udah nanti aku jelasin."
Tak ingin berlama-lama berdiri, Kania pun menuruti ucapan Tasya dengan mengikuti langkah kaki sahabatnya.
"thank you sir." ucap Tasya, sembari mengajak Kania segera duduk di kursi yang sudah di berikan khusus pelayan di restoran itu.
"Yes, you're welcome, Miss Tasya, please wait for the food."
pelayan itu pun pergi. dengan cepat Kania menyambar Tasya dengan beribu pertanyaan. karna jujur sejak tadi ia berusaha untuk mengeja satu persatu ucapan bahasa Inggris Tasya dan pelayan restoran itu tapi nihil, karna memang kelemahan Kania adalah berada pada pelajaran bahasa Inggris jadi ia kesulitan memahami kosa kata bahasa Inggris tadi.
"kamu tadi ngomong apa? kok kayak udah kenal akrab gitu. meski aku nggak faham tapi tadi pelayan itu manggil nama kamu. berarti di kenal kamu donk? terus kok kita bisa di siapin meja sama kursi sebagus ini? apa kamu mampu bayar nanti? emm, jujur uang aku nggak banyak sya tapi nanti aku janji buat ikut patungan bayar."
Tasya langsung tertawa sedikit cukup keras, untung saja kini ia berada di ruangan VIP jadi tak banyak tamu di ruangan itu.
"ya ampun Kania, sumpah kamu lucu banget."
merasa tak ada yang salah dari pertanyaannya Kania malah menatap heran kearah Tasya.
"maaf maaf maaf. habisnya kamu itu lucu banget, kalau nanya itu satu-satu biar aku jawab, terus kamu tanya lagi. enggak nerocos kayak petasan nggak ada jedanya."
Ketika mendengar penuturan dari Tasya. dengan sedikit malu Kania tersadar bahwa tadi memang dirinya tak sedikitpun membiarkan Tasya menjelaskan ataupun memberi dirinya jawaban sama sekali.
"hehehe.... yah maaf habisnya aku kan penasaran." jawab Kania, sambil tertawa tanpa rasa bersalah.
"yaudah gini aku jelasin, pelayan tadi itu emang kenal aku. karna restoran ini milik sepupu aku. dan aku sama keluarga sering makan disini kalau ke London. jadi mereka udah kenal aku, terus sepupu aku itu udah nganggap aku sebagai adiknya jadi yah setiap aku kesini di gratisin deh."
Kania dibuat terkejut oleh fakta yang ternyata sahabatnya itu bukan hanya kaya, tapi ternyata seorang konglomerat.
"ja-jadi kamu, maksud aku kita makan disini gratis."
hanya anggukan dan senyuman dari Tasya.
"ya ampun sya, kamu ini ternyata benar-benar anak konglomerat yah."
"kata siapa? nggak sih menurut aku. tadi kan aku udah bilang restoran ini milki sepupu aku. bukan punya papa aku."
Jujur Kania selalu dibuat terkagum oleh didikan orang tua Tasya. gadis itu benar-benar sangat baik dan juga rendah hati. bahkan ia tak pernah membuat Kania merasa kecil ketika berada disamping nya.
"aduh kalau kayak gini, aku harus deketin kamu terus biar bisa liburan gratis sama makan di restoran gratis juga nih." ucap Kania.
"ok nggak masalah, tapi nanti Garvin, kak Ervan, kak Alex dan Danu jadi milik aku." celetuk Tasya.
"ok deal, ambil semua sayangku aku ikhlas yang penting uang kamu berikan semua ke aku."
Obrolan mereka berdua pun diakhiri dengan gelagakan tawa. Tasya faham Kania bukan tipe teman yang akan tega memanfaatkan dirinya. dan dia kenal oleh candaan yang di lontarkan Kania terhadap dirinya.
begitupun Kania meski ia tahu Tasya bercanda tentang ingin memiliki ke empat pria yang katanya menyukai dirinya. tapi tentu jika memang benar Tasya ingin memiliki salah satunya tentu ia akan dengan senang hati membantu Tasya dekat dengan pria itu.
tak lama pesanan makanan mereka pun datang.
Kania dan Tasya menikmati hidangan makan malam di restoran terkenal itu dengan nikmat.
******
Brighton London
Kini Kania dan Tasya tengah duduk di pesisir pantai di kota pantai London. tatapan Kania yang selalu berdecak kagum oleh keindahan London. terutama kedua tempat yang sangat ia kunjungi kalau ke London yaitu melihat tower bridge dan keindahan dari kota pantai Brighton di London.
"ya ampun sya aku ini bener-bener indah banget."
"bener banget, aku kalau kesini selalu inget kamu lo Kan. kamu selalu ngomong pengen banget datengin Brighton London di malam hari."
"makasih yah sya, kamu bener-bener buat aku beruntung punya temen sebaik kamu."
Tasya tersenyum. "yaelah Kan, kalau kayak gini aja seneng temenan sama aku." ledek Tasya.
Kania tertawa begitu pun Tasya yang melihat sahabatnya tertawa karna ledekannya ikut tertawa. ketika kedua gadis itu tertawa bersama sekaligus sesekali candaan terlontar dari mulut Kania. Tiba-tiba ada suara pria dari belakang yang memanggil nama Kania.
"Kania! " panggil pria itu.
Bersambung.