Bagaikan petir di siang bolong, Karin yang baru saja menerima perasaan pria yang ia cintai, begitu terkejut ketika mengetahui bahwa pernikahannya dengan orang lain sedang di persiapkan oleh orang tuanya ,bagaimana dengan pria yang ia cintai?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisaJm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12
Edgar terdiam, pria itu sontak melirik jarum jam, sudah hampir tengah malam, pria itu baru teringat jika ia sudah menikah, bukan takut pada istrinya itu tapi pada orang tuanya karena tentu ia akan diancam di keluarkan dari kartu keluarga jika meninggalkan gadis itu, Edgar beranjak dari tempat tidur ingin memakai pakaiannya kembali namun Laura menahannya.
“Mau kemana?”
Tanya Laura menahan tangan Edgar.
“Aku harus pulang.”
Ucap Edgar melepaskan tangan Laura lalu memungut pakaian nya untuk dipakai kembali, sedangkan Laura duduk diatas ranjang seraya menutupi tubuhnya menggunakan selimut.
“Menginap disini saja, kita baru saja berbaikan Edgar.”
Ucap Laura menatap kesal pada kekasihnya itu, Edgar tak menjawab, pria itu tengah memakai pakaiannya dihadapan Laura tanpa rasa malu sedikit pun, setelah rapi Edgar menghampiri Laura yang merengut kesal diatas ranjang, Edgar menepuk pelan kepala Laura yang tengah memalingkan wajahnya.
“Ini demi kebaikan kita sayang.”
Ucap Edgar mengecup bibir Laura sekilas sebelum akhirnya pergi dari sana, Laura hanya bisa menatap kesal Edgar yang entah mengapa sedikit berubah padahal sebelumnya pria itu tak peduli jika kedua orang tuanya marah karena ia tak pulang berhari hari karena menghabiskan waktu bersama dengannya, tapi sekarang ia memilih tetap pulang padahal Laura sudah terlihat sangat marah.
“Apa yang sebenarnya terjadi?”
Gumam Laura, tak lama sebuah pesan masuk kedalam ponselnya membuat wanita itu segera membukanya, senyuman nya kembali begitu melihat nama yang tertera di layar ponselnya.
“[Aku sudah mentransfer mu 50 juta, habiskan lah sesukamu.]”
Isi pesan yang mampu membuat suasana hati Laura berubah, uang itu tentu saja dari Edgar, Edgar memang seperti itu setelah Laura memberinya kesenangan, ia akan mengirimkan Laura sejumlah uang membuat Laura benar benar tidak bisa melepaskan pria itu.
Sedangkan di dalam mobilnya Edgar tersenyum setelah mendapat balasan pesan dari Laura yang sudah dapat ia tebak apa isinya, Edgar pun segera melajukan mobilnya menuju rumah tak ingin jika nanti membuat papa dan mamanya semakin marah karena ia tak pulang, tidak apa apa terlambat yang penting tetap pulang, begitulah prinsip Edgar sekarang.
“Gadis itu memang benar benar membawa kesialan bagiku!”
Gumam Edgar begitu mengingat jika semua ini terjadi karena adanya gadis kecil itu, jika tidak kedua orang tuanya mungkin tidak punya tenaga lagi untuk memarahinya jika ia tak pulang berhari hari, tapi sekarang Edgar benar benar menjadi anak penurut, Tak lama mobil yang Edgar kendarai tiba di garasi rumahnya, pria itu segera turun dari mobil dan masuk kedalam.
Dengan pelan Edgar membuka pintu berharap jika semua orang sudah tertidur, pria itu bernafas lega ketika lampu rumahnya sudah mati, artinya semua orang sudah tidur sekarang, pria itu segera menutup pintu lalu menguncinya, namun saat akan melangkah tiba tiba lampu dinyalakan membuat Edgar menghentikan langkahnya.
“Kau baru pulang?”
Deg! Edgar menoleh ke sumber suara, Erika yang baru saja dari dapur kini menatap sang adik seraya memegang sebuah gelas berisi air di tangannya, Edgar menghela nafas panjang mengira jika ia sudah ditangkap basah oleh mama atau papa nya, beruntung yang menangkapnya sang kakak, Edgar kemudian melangkah menghampiri sang kakak lalu merebut gelas berisi air itu dari tangan kakaknya lalu meneguk seluruh isinya.
“Iya, jangan bilang mama dan papa ya.”
Ucap Edgar mengembalikan gelas kosong itu lalu mengedipkan mata nya pada sang kakak, seperti biasa kakaknya pasti akan melepaskannya karena memang Erika sangat menyayangi adiknya itu namun tidak, Erika justru menarik telinga Edgar membuat pria itu meringis kesakitan.
“Enak saja mau pergi begitu saja! Kau lupa kalau kau sudah menikah? Kalau masih masih bujangan tidak masalah bagi kakak, tapi sekarang tidak! Kau sudah menikah, kau punya tanggung jawab jadi jangan sekali sekali pulang larut malam begini lagi!”
Ucap Erika memarahi Edgar.
“Iya kak, lepaskan dulu telinga Edgar sakit!”
Ucap Edgar merengek kesakitan, Erika melepaskan tangannya dari telinga Edgar lalu mengembalikan gelas kosong itu pada Edgar meninggalkan Edgar disana yang tengah menatap aneh pada sang kakak, kenapa semua orang tiba tiba berubah begini? belum juga sehari gadis itu tinggal disini tapi sudah membawa banyak perubahan yang tidak menguntungkan bagi Edgar.
Edgar kemudian masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan kesal, dan pria itu kembali kesal begitu melihat gadis yang membuatnya dimarahi terus terusan tengah tidur nyenyak diatas ranjang miliknya, damai sekali tidur nya setelah membuat Edgar harus banyak menurut dengan orang rumah itu, ingin rasanya Edgar mencekik gadis itu hingga kehilangan nyawa tapi pria itu lebih memilih untuk membersihkan diri.
“Tidak bisa begini, aku harus pindah dari rumah ini, jadi mereka tidak bisa memerintah ku seenaknya! Tapi mereka tidak akan setuju dengan mudah jika aku tidak bersikap baik pada gadis itu.”
Gumam Edgar menatap dirinya di cermin, pria itu pun keluar dari kamar mandi lalu menatap Karin, Edgar kemudian menghampiri gadis itu memicingkan matanya menatap Karin dengan tajam, Edgar kemudian mengambil bantal dan selimut lalu berbaring diatas sofa, ia tidak sudi tidur satu ranjang dengan gadis itu.
Keesokan harinya tiba, Seperti biasa Edgar terbangun karena sinar matahari yang menembus kamarnya, Edgar memicingkan kedua matanya, keningnya berkerut kala tak menemukan keberadaan Karin di atas ranjang nya.
“Dia sudah bangun?”
Gumam Edgar lalu segera beranjak dari sofa menuju kamar mandi, Namun begitu tiba di kamar mandi, pria itu terkejut menemukan pakaian jelek milik seorang wanita didalam wastafel, Edgar mengambil pakaian yang di rendam di dalam wastafel dengan dua jari, pria itu kembali dibuat terkejut begitu melihat pakaian dalam milik wanita.
“Apa ini miliknya? Sial!! Dia pikir kamar mandi ku ini laundry?”
Sentak Edgar kesal lalu keluar dari kamar mandinya, namun begitu keluar pria itu mendapati Karin yang baru saja masuk kedalam kamarnya membawa sabun deterjen, Karin menatap terkejut Edgar yang juga menatapnya, padahal ia berharap Edgar belum terbangun sebelum ia selesai mencuci pakaian nya.
“Apa pakaian itu milikmu?”
Tanya Edgar untuk pertama kali nya berbicara pada Karin, Karin menganggukkan kepalanya, sedikit ketakutan melihat raut wajah datar Edgar, bukan datar, tapi raut wajah kesal Edgar lebih tepatnya, Edgar mengusap wajahnya kasar begitu melihat jawaban gadis itu.
“Bawa itu keluar!”
Ucap Edgar sedikit meninggi membuat Karin sedikit terkejut.
“Bawa kemana kak?”
Tanya Karin dengan polosnya, sedikit ragu memanggil Edgar dengan sebutan apa, tapi mengingat usia mereka terpaut cukup jauh membuat Karin memilih untuk memanggil nya dengan kakak saja.
“Bawa ke mars! tentu saja bawa kebawah, di dapur ada mesin cuci, kau cuci menggunakan itu saja!”
Jelas Edgar membuat Karin menganggukkan kepalanya lalu segera mengambil pakaian kotornya, namun gadis itu kembali menghentikan langkahnya dihadapan Edgar.
“Tapi Karin tidak mengerti cara menggunakan mesin cuci, bisa ajarkan Karin?”
Tanya Karin semakin membuat Edgar kesal, pria itu menatap gadis itu dengan tajam rasanya ingin sekali ia menendang nya dari rumah ini.
“Saya juga tidak mengerti! Kau cukup berikan pakaian murahan mu itu pada pembantu dirumah ini! mereka yang akan mengerjakan semuanya!”
Ucap Edgar membuat Karin menganggukkan kepalanya lalu segera pergi dari sana, Edgar mengatur nafasnya untuk menenangkan pikiran nya lalu kembali menatap ke arah pintu, bisa bisanya kedua orang tuanya menikahkan dia dengan gadis b*doh seperti itu!