Beberapa orang tidak percaya adanya reinkarnasi. Tetapi inilah yang di alami seorang Angel Zhao. Bukan! lebih tepatnya perpindahan jiwa.
Angel Zhao mendapati dirinya bangun di tubuh wanita bernama Julia Brasco. Gadis polos dan lemah yang juga meninggal akibat kecelakaan. Gadis yang ada di mobil yang menjadi lawannya.
Angel dan Julia yang sama-sama menjadi korban keserakahan, sama-sama korban penghianatan, dan sama-sama menjadi korban penjebakan.
Angel yang bodoh dan naif membuat seluruh keluarganya menanggung penderitaan. Penyesalan yang begitu besar membuat Angel meminta pada yang kuasa untuk memberikannya kesempatan sekali lagi.
Angel yang menginginkan kehidupannya lagi, menempati tubuh Julia yang sudah menyerah dengan hidupnya sendiri.
Angel berusaha untuk memperbaiki hidupnya lewat tubuh Julia.
Dia akan melakukan semua, meski harus menjadi boneka dari pria kaya yang menjadi suami kontraknya. Pria inilah yang mengantarkan Angel kepada pembalasan dendamnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sanggar Indah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Bukan Penderma
Julia memicingkan matanya saat tangan Sely menahannya. Dia tersenyum tipis pada perubahan ekspresi Sely. Sepertinya gadis ini benar-benar lawan yang sepadan. Dan dia harus hati-hati bila berurusan dengannya.
"Julia, kau tak menganggap kata-kataku serius kan? Tentang tadi, maaf. Aku salah telah berteriak padamu. Aku--"
Sinar matahari itu kian tinggi dengan aroma rerumputan yang segar. Rambut dua gadis itu sama-sama bergoyang pelan saat angin berhembus pelan. Kecantikan keduanya sangat terlihat jelas, tapi ekspresi antara keduanya sangat berbeda jauh. Saat ini tangan halus Julia melepaskan tangan Sely yang tengah memegang tangannya. Senyumnya melebar dengan mata berbinar.
"Tentu saja, aku tak akan menganggap semuanya. Karena semua telah diperjelas, maka aku juga akan dengan mudah mengatakannya. Sely, mungkin aku melakukan kesalahan dengan membiayai hidupmu sebelumnya, tapi kau juga tak menganggap bahwa aku melakukan itu semua secara suka rela kan?"
"Apa?" jawab Sely gugup. Tubuhnya kian bergetar saat senyum lembut Julia kian lebar. Entah mengapa di depan matanya senyum itu terlihat sangat licik. Membuatnya mundur selangkah tanpa sadar.
"Hmm," angguk Julia, dia kembali melanjutkan kata-katanya. "Kau tak berpikir aku sangat dermawan kan? semua yang telah kau terima, aku akan memintanya kembali. Dan semua rinciannya telah aku masukkan dalam daftar hutang di antara kita."
"Ju--Julia,"
"Jangan khawatir," potong Julia dengan tangan bergerak di udara. "Aku tak akan memintanya sekarang. Saat ini aku sedang lelah dan ingin istirahat. Kau bisa pulang ke rumahmu dan juga istirahat."
Julia baru saja melangkah tapi tiba-tiba Sely menghadang langkahnya.
:"Julia, tunggu. Apa aku bisa menginap di rumahmu dulu? Itu, rumah keluargaku cukup jauh. Dan aku--"
"Yah, kau bisa." jawab Julia tanpa menunggu kata-kata Sely selesai. Dia melangkah lebih dulu dan tak memperdulikan Sely yang menarik koper berat dengan mengikuti langkahnya.
Saat ini seorang supir menjemput kedatangan Julia karena jarak antara rumah dan halaman lumayan jauh. Sely cukup terkejut pada perubahan ini namun pada akhirnya dia tetap ikut naik bersama Julia. Mereka berdua tiba di pintu utama, dan beberapa pelayan datang membawakan semua barang-barang Sely. Mereka semua jelas tahu, untuk meletakkan barang tersebut di kamar tamu yang berada di pojok lantai dua. Para pelayan tak akan berani meletakkan di kamar nona besar mereka.
Julia baru saja melewati pintu dan tatapannya jatuh pada dua sosok pria yang tengah menunggunya di ruang tamu. Membeku, dia tak melangkah juga tak bersuara. Hingga Sely yang berada di belakangnya mendorong lembut tubuhnya untuk memasuki rumah.
"Ada apa?" tanya Sely. "Apakah ada masalah?"
Julia tak menjawab saat Sely juga berdiri sejajar di sampingnya. Tapi melihat dua sosok pria yang langsung berdiri saat melihat kehadirannya, membuat ketenangannya kian terlihat. Sedangkan Sely cukup terkejut. Dia tak menyangka bahwa ada dua pria tampan yang tengah duduk di sana. Senyumnya melebar, mengarah pada Jordan. Karena mereka berhubungan baik selama ini, jadi dia yakin bahwa Jordan datang untuk melihatnya.
Tapi siapa pria tampan bermata biru yang duduk tidak jauh dari Jordan? Dia yakin belum pernah melihatnya sebelumnya, tapi saat ini dia merasa tatapan pria itu tertuju padanya. Membuatnya tersipu malu. lalu rona wajahnya memerah di kedua pipinya. Dari ujung kepala hingga ujung kaki pun dia tahu bahwa pria itu sangat tampan dan terlihat mapan. Membuat senyumnya terkembang pelan, lalu sebuah pikiran terlintas di benaknya.
'Pria ini, apakah Jordan yang membawanya untuk menyambut kedatanganku? Dia benar-benar terlihat baik.'
Saat ini Sely telah maju selangkah saat melihat pria yang tengah dia tatap juga telah berjalan ke arahnya. Dia tersenyum lebar namun tubuhnya membeku saat pria itu melewatinya dan berdiri tegap tepat di depan Julia.
"Kau baik-baik saja?"
Suara itu terdengar dingin namun lembut. Membuat Julia merasa sedikit lebih baik.
"Jason kenapa kau ada di sini?"
Sely yang mendengar nada kekhawatiran itu kian tak bergerak. Matanya menatap Julia dan Jason bergantian. Benaknya berkecamuk hebat. Julia, sejak kapan teman bodohnya ini memiliki kenalan pria yang cukup tampan. Bahkan terlihat lebih baik dari Jordan dari berbagai arah. Dia pikir pria ini ada di sini karena Jordan dan untuknya. Tapi ternyata itu semua demi Julia. Ini membuatnya makin kesal. Seberapa jauh temannya ini berubah? semua sangat berbeda hingga dia merasa menerima sebuah kejutan.
Mendengar pertanyaan itu, Jason tak menjawab. Hanya memperhatikan bahwa Julia baik-baik saja dan kembali tanpa luka. Dia bernafas lega. "Mengembalikan mobilmu. Kupikir kau akan menangis jika kehilangannya. Lalu kebakaran bar tersebut, kau, apa kau bersama seseorang?"
Julia menerima kunci itu dan tersenyum. Dia menundukkan kepalanya sedikit dan berujar tulus. "terima kasih," tanpa mendengarkan ataupun ingin menjelaskan lebih jauh dari semua hal yang dia alami. Mana mungkin dia menceritakan tentang pria tampan yang menyebalkan itu. Jika dia bisa mengulang waktu, dia tidak akan seceroboh itu.
Angin bertiup menerbangkan aroma lembut saat Julia menundukkan kepalanya. Mata Jason bergerak sesaat saat mencium aroma yang asing. Dia mengerutkan kening karena menyadari sesuatu. Tiba-tiba sesuatu yang dingin menghantam jantungnya. Dia dengan sigap mundur selangkah dan menatap Julia jijik.
Aroma parfum pria! Dan Julia baru saja pulang pagi.
Jason tersenyum kecut saat perasaannya menyadarkannya. Tiba-tiba dia merasa menjadi sangat bodoh karena mengkhawatirkannya. Tapi pagi ini gadis ini pulang dengan baik-baik saja dan meninggalkan aroma pria di tubuhnya.
Benar-benar murahan!
Seketika semua kejadian yang pernah terjadi, terbayang, Rasa jijik kini bahkan lebih dalam. Dia menatap Julia dan mendengus sebal.
"Tak perlu berterima kasih. Pastikan kau menemui ayahku malam ini."
Julia sama sekali tak mengerti pada tatapan Jason. Pria ini terlihat sangat baik namun kini terlihat dingin padanya. Dia bahkan tak bisa mengerti saat Jason tiba-tiba berlalu dari hadapannya. Lalu tarikan tangan asing mengalihkan perhatiannya.
"Kau baru pulang?"
Nada itu terdengar sangat bermusuhan, tanpa melihat, Julia juga sudah tau bahwa suara tersebut adalah suara Jordan. Dia menatap pria yang sekarang tengah menatapnya tajam. Senyumnya terlihat samar dan dengan satu tarikan, dia melepaskan tengannya dari genggaman Jordan.
"Oh apa kau di sini untuk Janet? Dia ada di atas, kau cukuip memanggilnya dan dia akan segera datang."
"Julia!" teriak Jordan kesal.
Sontak saja hal itu membuat Sely terkejut dan langkah Jason terhenti. Mereka semua sama-sama menatap Julia dan Jordan yang tengah saling menatap penuh permusuhan.
Rekomen banget buat jadi Bacaan yg menarik disimak 👍👍👍👍🤩🤩🤩🤩🤩
Sampah memang harus cepat disingkirkan ketempat nya 😏